Bekerja Adalah Sebuah Proses Pembelajaran Thursday, 16 September 2021 04:16

Lahir di Lamongan pada 11 April 1973, Mirza Muttaqien menyelesaikan pendidikan Sarjana Hukum di Universitas Airlangga pada tahun 1995. Selama menjadi mahasiswa ia aktif dalam berbagai organisasi kemahasiswaan, baik intra maupun ekstra kampus. Mirza pernah menjadi Wakil Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM), Wakil Ketua Senat mahasiwa dan jugamenjadi Sekretaris Badko HMI Jawa Timur. Ketika kuliah dulu tidak pernah terlintas di pikiran Mirza untuk menjadi Direktur, yang ia pikirkan saat itu adalah bagaimana dapat lulus kuliah dan kemudian mendapatkan pekerjaan. Baru ketika mulai bekerja ia mempunyai visi bahwa dirinya harus berkembang. “Jadi cita-cita yang saya miliki adalah terus berkembang dalam berkarir. Cita-cita saya dulu bukan di awal, tapi cita-citanya sambil berjalan,” ungkap beliau pada sesi wawancara.

Setelah lulus kuliah, Mirza memulai karirnya sebagai karyawan pada perusahaan bongkar muat di kawasan pelabuhan Tanjung Perak. Yaitu sekitar tahun 1995 awal sampai tahun 2000-an. Pada tahun 2000 juga ia mulai masuk pada bidang properti, baik di Surabaya, Sidoarjo, maupun Malang. Pada tahun 2016 ia mengikuti asesmen di BUMD (Badan Usahan Milik Daerah) untuk menjadi direktur Utama dan diangkat menjadi Direktur Utama sejak tahun 2017 di PT Jatim Grha Utama. Hingga pada tahun 2020 ia diangkat lagi menjadi Direktur Utama di PT Jatim Grha Utama. 

Memegang Teguh Prinsip Kehidupan

Secara umum, terdapat tiga prinsip yang menjadi motivasi bagi Mirza hingga saat ini. Pertama, menjadikan bekerja sebagai sebuah proses pembelajaran. Menurutnya, pekerjaan di bidang apapun itu diniatkan sebagai sebuah proses belajar. Bekerja bukan merupakan beban, akan tetapi bekerja dapat menuntun agar menjadi lebih berkembang. “Di bangku kuliah telah dibekali sebuah cara berpikir dan bagaimana kita bisa problem solving. Di dunia kerja, harus kita uji pada aktivitasakivitas yang ada. Dunia kerja harus kita anggap sebagai proses belajar yang tidak pernah berhenti. Dengan memahami semua proses itu, kita harus yakin kita akan menjadi pembelajar yang baik dan akan terus belajar untuk menjadi lebih baik,” pesannya.

Prinsip kedua yang ia pegang adalah bekerja itu bagian dari kehidupan. Menurutnya, sebagaimana sunnah dalam agama yang dianut, di samping beribadah ritual, beribadah dalam bentuk yang lain yaitu dilakukan dengan cara bekerja. Bekerja adalah sebuah penghormatan atas tugas kemanusiaan di dunia. Ketiga, berbuat yang terbaik sebagai sebuah rasa syukur atas setiap apa yang dianugerahkan oleh Tuhan kepada manusia. Bersyukur dengan melakukan hal terbaik dan meyakini bahwa setiap saat adalah proses belajar dan berkembang. Sejalan dengan kesuksesan yang diraihnya saat ini, tentunya banyak kendala yang telah dilalui oleh Mirza. Tidak ada kemudahan tanpa mengalami tantangan dan kendala. Ilmu problem solving menjadi sangat penting karena di sini dapat diketahui bagaimana suatu masalah yang dialami dapat diselesaikan.

“Cara mengatasi masalah adalah dengan mengusahakan yang terbaik dan melakukan diskusi dengan partner kerja untuk mencari solusi. Melibatkan semua stakeholder perusahaan itu menjadi penting dalam memecahkan suatu masalah. Dan tak lupa untuk saling supportagar masalah dapat diselesaikan,” ungkap Direktur Utama di PT Jatim Grha Utama tersebut.

“Kita juga perlu melihat sesuatu bukan sebagai kendala. Contoh, ketika mahasiswa dulu sehari hanya bisa makan 2 kali. Nah, apakah itu sebagai sebuah kendala? Kalau kita menganggap itu sebagai kendala kita akan lelah melakukannya. Akan tetapi jika kita menganggap itu sebagai sebuah tantangan yang memang harus dilalui, maka kita akan semangat menjalaninya. Kendala adalah proses belajar agar bisa naik kelas. Karena tidak akan naik kelas kalau tidak melalui ujian,” tambahnya. Bagi Mirza, ilmu paling penting yang didapatkan dari UNAIR dan terus diingat hingga saat ini adalah softskill yang dia dapat. UNAIR dapat memberikan banyak pelajaran terutama dalam hal problem solving. Menurutnya, menjadi aktivis mahasiswa itu penting karena dapat mengajak untuk mengasah logika berfikir.

UNAIR juga memberikan banyak nilai-nilai kehidupan bagi Mirza. Bertemu banyak teman, dan sering berdiskusi dengan banyak orang dapat mendewasakannya dalam melakukan problem solving. Dan pada kenyataannya, dalam dunia kerja, yang paling dicari adalah seorang lulusan yang bisa memecahkan masalah. Selama menjadi Dirut di PT Grha Utama ini, Mirza mengaku mendapatkan banyak pelajaran. Menurutnya, permasalahan tentunya akan berkembang, seiring dengan apa yang didapatkan. Di setiap tingkatan memang selalu ada permasalahan. ”Orang Jawa itu sawang-sinawang. Mungkin ada menganggap bahwa masalah yang kita alami lebih berat dari yang lainnya, padahal orang lain juga melihat permasalahan kita lebih mudah dibanding dirinya. Untuk itu, semakin tinggi pohon, angin bertiup semakin kencang. Belajar itu menjadi yang paling utama. Untuk masuk ke dalam dunia persaingan usaha, teruslah belajar dan belajar,” pesannya.

Aktif Berorganisasi

Saat ini Mirza juga merupakan Ketua Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI) Jawa Timur. Banyak pembelajaran yang didapat di kegiatan menyelam. Indonesia sebagian besar adalah lautan. Menurutunya, lautan bukan memisahkan nusantara, justru sebaliknya lautan dapat memberikan rasa cinta kepada alam. Mirza mengajak setiap orang untuk bersama-sama mencintai laut dan air. Selain sebagai Ketua POSSI, sejak tahun 2017 hingga saat ini Mirza menjabat sebagai Wakil Ketua Bidang Prestasi KONI Jawa Timur.

Beliau juga terlibat dalam berbagai organisasi sosial, profesional, dan kemasyarakatan yaitu pernah menjadi anggota majelis Badan penyelesaian Sengketa Konsumen / BPSK Surabaya (2004 – 2008) dan Assesor pada Lembaga sertifikasi Profesi Real Estat (LSP RE) Badan Nasional Sertifikasi Profesi (2015 -sekarang). “Pesan saya untuk mahasiswa adalah jangan pernah lelah untuk belajar. karena di setiap bagian kehidupan kita harus selalu belajar. Tidak ada yang sempurna yang telah kita pelajari. Pergunakan waktu kalian dengan luar biasa. Menjadi mahasiswa tentunya merupakan pilihan karena sebelumnya telah melalui proses penyaringan yang ketat. Jadi gunakan peluang dan waktu kalian sebaik mungkin untuk belajar. Belajar tidak hanya di dalam kelas, tetapi di tempat-tempat lain,” ungkap Mirza mengakhiri sesi wawancara.

Profil Singkat

Lahir di Lamongan, 11 April 1973. Menyelesaikan pendidikan Sarjana Hukum di Universitas Airlangga tahun 1995. Selama menjadi mahasiswa aktif dalam berbagai organisasi kemahasiswaan Intra dan Ekstra Kampus yaitu pernah menjadi Wakil Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa, Wakil Ketua Senat mahasiwa dan pernah menajdi Sekretaris Badko HMI Jawa Timur. 

Menjalani karir profesional dari bawah, sebagai karyawan pada perusahaan bongkar muat di kawasan pelabuhan Tanjung Perak, Sekretaris Eksekutif Real Estat (REI) Jawa Timur, dan kemudian bekerja pada beberapa proyek perumahan di Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Malang dan Medan pada berbagai posisi sebagai legal officer, pembebasan tanah, project managersampai asisten Direksi.

Berbagai pengalaman profesional di bidang real estat menjadi bekal berharga bagi karir profesional selanjutnya yaitu Corporate Secretary di PT Jatim Grha Utama. Karir sebagai corporate secretary ini menjadi pijakan penting bagi kepercayaan yang diberikan pada karir selanjutnya yaitu sebagai Direktur Umum (1 tahun) dan selanjutnya dipercaya oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagai Direktur Utama PT Jatim Grha Utama (Perseroda) sampai saat ini. 

Disamping berbagai pekerjaan profesional, juga terlibat dalam berbagai organisasi sosial, profesional, dan kemasyarakatan yaitu pernah menjadi anggota majelis Badan penyelesaian Sengketa Konsumen / BPSK Surabaya (2004 – 2008), Assesor pada Lembaga sertifikasi Profesi Real Estat (LSP RE) Badan Nasional Sertifikasi Profesi (2015 -sekarang), Wakil Ketua Bidang Prestasi KONI Jawa Timur (2017 - sekarang), Ketua Umum Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia / POSSI Jawa Timur (2017 –sekarang).

 

 

Tags :