Azza Kitchen, Melatih Diri untuk Tekun dan Terus Berjuang dengan Jalan Berwirausaha Thursday, 23 September 2021 06:45

“Dulu modal saya dari uang jajan selama kuliah, hanya 200 ribu rupiah saja untuk usaha jual minuman sekali dua kali. Kemudian dikembangkan lagi, sampai akhirnya punya uang banyak dari hasil usaha jual minuman. Lama-lama berkembang hingga berjuta-juta. Hingga pada tahun 2018 baru membuka usaha catering yang beneran dan alhamdulillah udah punya alat-alat dari hasil nabung dulu”, cerita Azza.

Dalam menjalani bisnis pasti ada saja hambatan yang harus dilalui. Azza sendiri mengalami hambatan internal seperti pelaksanaan pembuatan dan proses bahan-bahan produksi. Penyesuaian dengan karyawan juga menjadi hambatan baginya. Apalagi usia karyawannya sudah lebih tua dari Azza. “Bagaimana cara saya membawahi mereka namun tidak mendikte atau menggurui, karena secara umur saya lebih muda dari mereka”, ungkap Azza.

Hambatan dari bahan-bahan mentah juga acap kali Azza alami. Yaitu harga pasar kadang naik dan turun, kualitas barang juga kadang bagus dan jelek. Sedangkan yang Azza inginkan selalu barang yang bagus agar customer puas. Jadi sebisa mungkin Azza berusaha untuk menjaga kualitas. Selain hambatan internal yang telah dijelaskan, Azza juga mengaku mengalami hambatan eksternal. Seperti sistem penjualan yang kadang naik dan kadang turun. Terkadang juga ada rasa bosan dari pihak pembeli. Jadi Azza mencoba untuk terus berinovasi lagi bagaimana caranya memperbaiki dan memperbarui penjualan.

“Yang paling menghambat kalau di bisnis makanan dan minuman seperti ini lebih banyak di bagaimana kita mempertahankan kualitas dan bagaimana membuat karyawan stabil kerja. Sehingga barang yang dihasilkan juga berkualitas kalau karyawan kerjanya baik”, ungkap Azza. Rencana ke depannya Azza ingin untuk terus memperluas brand sendiri dan mengenalkan ke publik. Selama ini Azza menjual minuman dengan jumlah yang banyak namun masih milik orang lain sebagai bentuk kerja sama. Azza juga ingin lebih banyak mengiklankan, lebih fokus dan lebih memiliki banyak produk dari yang sudah dimilikinya saat ini

Menurut Azza, dalam berwirausaha yang terpenting adalah dimulai, ditekuni dan dijalani. Usia muda harus berani mengambil risiko karena tenaga masih banyak. Kalau kuliah bisa sambil main-main, kenapa tidak sambil kerja saja sekaligus mempersiapkan setelah kuliah.

“Dulu sih mikirnya iya kalau habis kuliah dapat kerja, sedangkan banyak kakak kelas setelah kuliah juga nganggur setahun dua tahun apa iya mau nyusahin orang tua terus. Lebih baik belajar menata hidup dan belajar bertanggung jawab memikirkan masa depan juga. Toh selama kuliah saya bisa tetap santai sambil bekerja. Tetap main sama temanteman setiap minggu, tapi juga di akhir semester tidak lagi minta uang jajan tiap bulan”, tandas Azza. Azza berpendapat bahwa yang paling penting itu masa depan harus dipikir, bukan hanya memikirkan besok apa yang akan dilakukan dan besok akan makan apa. Mengubah pola pikir dan lebih memikirkan plan a,b,c,d, ke depannya harus bagaimana.

"Kalau terus jadi karyawan, kapan kita berkembang jadi bosnya? Bukankah lebih enak jadi bos, punya karyawan, bisa menyejahterakan banyak orang" - Azza

 

Tags :