Sempat Bercita-cita Menjadi Pelukis Friday, 01 October 2021 03:55

Sosok kepala kantor balai bahasa Provinsi Kalimantan Timur saat ini merupakan jebolan dari program studi Bahasa dan Sastra Indonesia (Sasindo) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR). Dia adalah Drs. Anang Santosa, M.Hum, alumnus Sasindo angkatan 1988 yang saat itu masih tergabung dalam Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Setelah lulus kuliah tahun 1993 Anang kembali ke kampung halaman di Mojokerto. Dia mengaku sempat bekerja di perusahaan swasta, namun akhirnya ia kembali ke Surabaya untuk menjadi pegawai honorer pada instansi pemerintah. “Pada rentang waktu sekitar tahun 1996—1997 saya mencoba mengambil pendidikan Akta IV di IKIP Surabaya sebagai bekal mengajar. Ijazah Akta IV itulah yang akhirnya mengantarkan karir saya sebagai pegawai negeri,” ujar Anang yang juga angkatan pertama Sasindo.

Pada seleksi Pegawai Negeri Sipil (PNS) tahun 1997, Anang diterima sebagai guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Pesanggaran, Banyuwangi. Bertahan sekitar 4,5 tahun sebagai guru, lalu ia memutuskan pindah ke Surabaya dan melepaskan jabatan guru untuk menjadi tenaga peneliti di Balai Bahasa Jawa Timur. Disiplin ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia yang ia dapatkan di bangku kuliah UNAIR lah yang memudahkannya untuk masuk ke lembaga penelitian dan pengkajian bahasa dan sastra seperti Balai Bahasa. Sekitar 15 tahun ia bekerja di Balai Bahasa Jawa Timur yang berkantor di Sidoarjo.

Dipromosikan Menjadi Kepala Kantor Balai Bahasa Kalimantan Timur

Pada tahun 2017 Anang dipromosikan menjadi Kepala Kantor Bahasa di Provinsi Kalimantan Timur, tepatnya di Samarinda. Anang mengaku jabatan tersebut merupakan pengalaman pertama dan menjadi sebuah tantangan yang berat. Namun ia akan selalu berusaha menjalankan tanggungjawab tersebut dengan maksimal. Anang menjelaskan bahwa dalam struktur kelembagaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kantor Bahasa merupakan salah satu UPT yang diberi tugas dan fungsi melaksanakan penelitian, kajian, pemetaan, pemasyarakatan bahasa dan sastra. Seorang kepala tentu saja menjadi penanggung jawab semua kegiatan-kegiatan tersebut di daerah.

Koordinasi internal tersebut dilakukan dengan staf administrasi, tenaga fungsional pengkaji, peneliti, dan penerjemah. Sedangkan koordinasi eksternal, dilakukan dengan para pemangku kepentingan di daerah dan masyarakat. “Dulu saya berkeinginan menjadi pekerja seni, terutama seni lukis, karena saya hobi melukis. Akan tetapi, sekarang saya sampai di sini, dan saya harus menerima dengan segala tanggung jawabnya,” jelas Anang.

Bekerja Sebagai Rutinitas yang Mengalir

Pekerjaan Anang saat ini merupakan suatu tugas yang wajib dilaksanakan. Ia menganggap karirnya sekarang bagaikan rutinitas yang terus mengalir. “Saya berusaha melaksanakan kewajiban dan tugas yang amanahkan kepada saya sebaik-baiknya. Kalau atasan memberikan apresiasi, bagi saya itu hal yang berbeda.Ini sebuah peningkatan tanggung jawab yang memerlukan kiat tersendiri dan berbeda dengan yang selama ini saya hadapi,” ujar alumnus kelahiran Mojokerto tersebut. Dalam karirnya, tidak jarang Anang menemui kendala dengan kadar yang berbeda dalam situasi kerja. Solusi dalam mengatasinya pun juga tergantung pada posisi dan keadaan yang ada. Contohnya seperti menjalin komunikasi intens dengan berbagai pihak, menjalin sinergi dan kolaborasi juga meminimalisasi problem. Kreatif dan berpikir kritis juga dapat dikatakan sebagai sebuah solusi yang ciamik.

“Jangan terlalu terbawa arus ketika dalam masalah, bersikaplah tenang dan berdoalah pada Allah supaya masalahmu segera diselesaikan,” pungkasnya. Perlu diketahui bahwa Anang merupakan angkatan pertama prodi Sasindo sekaligus Kajian Sastra dan Budaya UNAIR. Ia menjelaskan saat menjadi mahasiswa Sasindo tahun 1988-1993 jumlah rekan seangkatan kurang dari 40 orang, dengan dosen-dosen baru, pengalaman baru, menjadikan mereka sangat akrab hingga sekarang.

Pesan untuk Adik-adiknya di FIB UNAIR

Anang berpesan kepada adik-adiknya yang saat ini sedang duduk di bangku FIB UNAIR supaya terus belajar. Selanjutnya, dengan perkembangan teknologi yang luar biasa ini, Anang berharap adikadik mahasiswa selalu memutakhirkan kemampuan intelektual dan keterampilannya. Sebab, dunia kerja ke depan tidak saja membutuhkan orang pandai, tetapi juga terampil dan inovatif. Dan yakinlah, alumni FIB mempunyai peluang yang sangat luas dan tidak kalah dengan alumni lainnya dalam menjelajahi dunia kerja.

“Ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia murni yang saya dapat dari UNAIR, lebih mendalam dan bermanfaat bagi tugas yang saya emban sekarang. Jadi jangan pernah minder kuliah di Sasindo, tetap semangat” tegas Anang.

Profil Singkat

Nama : Drs. Anang Santosa, M.Hum,⁣
Tempat tangal lahir : Mojokerto, 28 April 1968⁣
Agama : Islam⁣

Riwayat Pendidikan:⁣

  • SD Gedongan I Mojokerto⁣
  • SMPN 2 Mojokerto⁣
  • SMA Negeri Sooko Mojokerto⁣
  • Bahasa dan Sastra Indonesia Univeraitas Airlangga⁣ (Angkatan I / 1988)⁣
  • Program Akta IV, IKIP Surabaya (1997)⁣
  • Kajian Sastra dan Budaya Universitas Airlangga
Tags :