Dedikasi Tiga Puluh Tahun Lebih di Dunia Kejaksaan Friday, 15 October 2021 08:53

Muhammad Yusni lahir di Medan, 6 Juni 1960. Seusai lulus dari sekolah menengah, Yusni memutuskan terbang ke Surabaya untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Yusni mengaku tertarik untuk masuk Universitas Airlangga (UNAIR) yang kala itu masuk dalam jajaran kampus terbesar di Indonesia, khususnya wilayah Indonesia bagian timur. Tekad Yusni untuk menimba ilmu di kampus impian meski jauh dari kampung halaman, akhirnya membuahkan hasil. Dirinya dinyatakan diterima sebagai mahasiswa Fakultas Hukum (FH)UNAIR angkatan 1979. Setelah lulus, Yusni mengaplikasikan ilmu yang dimilikinya dengan berkarir di bidang hukum, khususnya di lembaga kejaksaan.

Dalam perjalanan karirnya, Yusni seringkali ditugaskan berpindah-pindah dari satu kota ke kota lain. Kompetensi dan dedikasi Yusni di dunia kejaksaan selama lebih dari tiga puluh tahun, membuat dirinya dipercaya sebagai Jaksa Agung Muda Pengawasan di Kejaksaan Agung Republik Indonesia pada tahun 2017 lalu. Di samping jabatannya sebagai Jaksa Agung Muda Pengawasan, Yusni juga dipilih oleh rekanrekan alumni FH UNAIR sebagai Ketua Ikatan Alumni Fakultas Hukum Universitas Airlangga, periode 2019-2024. 

Universitas Airlangga, periode 2019-2024. “Dengan ini saya memiliki banyak kesempatan untuk dapat ikut andil dalam memonitor, memberikan ide-ide, masukan yang dapat membangun dalam menciptakan SDM yang berkualitas terbaik lulusan UNAIR. Di samping itu juga kesuksesan alumni sebuah perguruan tinggi juga menentukan tingkat akreditasi perguruan baik di tingkat nasional maupun internasional,” ujar Yusni.

Bangga Menjadi Alumnus UNAIR

 

“Kebetulan saya yang asli Sumatera dapat kuliah di salah satu Unversitas terkenal seperti Airlangga, yang masih kelompok Perintis I, saat itu hanya 10 PT se-Indonesia. Saya juga harus menyesuaikan dengan budaya Jawa di Kota Surabaya. Hal ini tentunya membuat saya sangat berkesan menjadi mahasiwa Universitas Airlangga,” kenang Yusni. Meski telah bertahun-tahun lalu, Yusni mengungkapkan banyak kenangan berkesan yang masih lekat dalam ingatannya selama kuliah di UNAIR. Kebanggaan Yusni terhadap almamaternya tersebut tak berubah sejak dulu hingga kini. Yusni memaparkan, selama menempuh perkuliahan di UNAIR, dirinya merasa beruntung dapat dibimbing oleh dosen dan tenaga pengajar yang kompeten di bidangnya. Kala itu, yakni tahun 1979 menjadi awal diberlakukannya sistem semester di UNAIR sehingga banyak mata kuliah baru yang wajib diikuti oleh mahasiswa.

“Seperti uji cobalah, karena masih masa transisi. Sehingga bisa saja yang sudah meduduki semester tiga misalnya, karena ada mata kuliah wajib di semester satu dia juga harus mengikuti kuliah di semester satu lagi. Untungnya keberadaan fasilitas penunjang yang tersedia di kampus, juga membantu berbagai aktivitas. Seperti ruang belajar yang memadai, serta perpustakaan yang memiliki koleksi literatur lengkap,” terang dia. Selama menjalani proses perkuliahan, Yusni tak hanya fokus pada hal akademis. Dirinya juga tergabung dalam ekstrakurikuler olahraga bulu tangkis di kampus. Yusni menyebutkan, kegiatan itu sebagai selingan di samping rutinitas belajarnya. Sejak muda, dirinya selalu menerapkan disiplin waktu. Yusni selalu mengupayakan berbagai kegiatan ekstra di kampus tak mengurangi waktu belajarnya.

“Kami berfikir saat itu lulusan sarjana punya banyak kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan-pekerjaan terbaik yang mengharuskan memiliki gelar akademik yang tinggi, dan kuliah juga bisa menjadikan orang kaya ilmu dan bermanfaat bagi sesama. Oleh karena itu, saya kejar itu semua sehingga saya tidak menyia-nyiakan waktu untuk segera menyelesaikan kuliah ,” ungkap ayah dari empat orang anak itu. Kesuksesan yang dicapai Yusni tentu tidak terlepas dari kerja keras dan ketekunannya sejak dini. Menurut Yusni, perjuangan untuk mencapai kesuksesan pada prinsipnya adalah menjalani ketekunan dalam belajar, kedisiplinan dalam mengatur waktu, melaksanakan ibadah yang baik, menjaga pergaulan yang baik serta menjaga norma-norma kehidupan sosial. Selain itu doa restu orang tua dan keluarga turut memainkan peran penting dalam mengantarkan keberhasilan. Yusni pun berbagi tips bagi anak-anak muda yang saat ini tengah berjuang mencapai cita-cita dan mimpinya.

“Mantapkan niat, karena dengan niat yang kuat dalam hati akan membuat seseorang yakin dan tetap berusaha di jalan-Nya. Karena niat merupakan cerminan dari apa yang ingin kita lakukan jika ingin sukses dunia akhirat,” sebut Yusni. Kedua, adalah memperkuat ibadah dan doa. Ibadah dan doa akan membantu seseorang terhindar dari hal-hal atau niat yang tidak baik untuk dikerjakan. Ketiga, bertawakal atau menyerahkan hasil usaha dan doa kepada Sang Pencipta. Hati dan jiwa yang tenang serta berfikir posistif, lanjut Yusni, akan membuat seseorang dapat mengambil keputusan dengan baik dan menghasilkan solusi atau jalan keluar yang baik pula. “Teruslah berjuang, pantang menyerah dalam menghadapi berbagai tantangan yang bakal dihadapi dalam menggapai suatu cita-cita. Jangan lupa beribadah, berdoa, agar apa yang akan kita cita-cita kan segera dapat kita gapai,” pungkas laki-laki berdarah Aceh tersebut.

Tags :