Dua Kali Menjadi Wakil Rakyat Hingga Mencalonkan Walikota Surabaya Tuesday, 19 October 2021 03:02

Dyah Katarina adalah figur yang tak asing bagi warga Surabaya. Dyah yang saat ini menjadi anggota DPRD Kota Surabaya adalah alumnus Universitas Airlangga. Perlu diketahui, Dyah merupakan alumnus Psikologi Universitas Airlangga tahun 1986. Pada waktu itu prodi Psikologi masih menjadi bagian dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Saat kuliah, Dyah tidak malu untuk menunda masa studinya hingga 15 semester. Pada saat itu ia mengemban kewajiban sebagai istri dari Bambang Dwi Hartono, Wakil Walikota Surabaya periode 2010 hingga 2013.

“Pada saat kuliah saya orang keempat yang sudah menikah,” candanya.

Uniknya, Dyah yang saat itu sudah menikah tidak mengambil cuti. Ia tetap menjadi ibu rumah tangga dengan tetap melanjutkan studinya.

Pernah Bekerja di PJTKI 

Setelah mendapat gelar sarjana, Dyah melamar pekerjaan ke Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI). Ia melakukan tes seleksi CTKI bagian tes psikologis. Dyah bekerja selama tiga tahun di PJTKI hingga masa krisis moneter terjadi pada 1997. Pada tahun tersebut ia harus berhenti bekerja di PJTKI dan fokus menjadi ibu rumah tangga kembali. “Dulu pada tahun 1997 saat krisis moneter adalah periode yang membuat perusahaan tutup serta saya harus berhenti bekerja untuk lebih intens mengurus rumah tangga,” ungkapnya.

Setelah berhenti bekerja dan mengurus rumah tangga tidak membuatnya berhenti begitu saja. Pada tahun 2000, Bambang DH, sang suaminya diangkat menjadi Wakil Walikota Surabaya. Suami yang menjadi Wakil Walikota Surabaya membuat Dyah harus memimpin TP PKK Surabaya. Kewajiban Dyah yang harus memimpin TP PKK Surabaya hingga 2013 melecutnya untuk mempelajari banyak hal terutama yang berkaitan dengan kemasyarakatan. Hal itulah yang membuatnya semakin dekat pada masyarakat.

Masuk Dunia Politik 

Dyah membuka lembaran baru dengan terjun ke dunia politik pada tahun 2013. Pada tahun tersebut sang suami yang mundur dari Wakil Walikota Surabaya. Setelah mundurnya suami dari kursi wakil walikota Surabaya ia mendapat amanah dari PDI Perjuangan untuk mendaftarkan sebagai Caleg wilayah Surabaya.

“Mundurnya suami sebagai wakil walikota juga membuat saya diamanahkan oleh PDIP menjadi Caleg Surabaya,” ujarnya.

Akhirnya dia menjadi Caleg pada pemilihan umum 2014. Pada pemilu tersebut ia juga terpilih menjadi anggota DPRD Kota Surabaya Periode 2014-2019. Karir politiknya juga terbilang terus belanjut hingga sekarang. Pada tahun 2019 ia juga mendaftarkan kembali menjadi Caleg DPRD Kota Surabaya periode 2019-2024. Dyah pun terpilih kembali dan melanjutkan karir politiknya sebagai anggota DPRD Kota Surabaya periode 2019-2024.

“Saat ini saya kembali terpilih lagi dan masuk dalam Komisi D,” jelasnya.

Komisi yang ia emban juga tidak jauh dengan masalah kesejahteraan rakyat. Track recordnya yang pernah aktif dalam beberapa organisasi kemasyarakatan tidak menjadikannya beban ataupun masalah. Karena pada dasarnya ia ingin membantu masyarakat dengan sejahtera. Tidak berhenti sebagai anggota DPRD Kota Surabaya, Dyah kembali masuk dalam bursa bakal calon Walikota Surabaya 2020. Dyah mengambil formulir bakal calon walikota Surabaya juga karena orang-orang terdekat dan para simpatisannya. Dia menyatakan serius maju pada pilwali meski belum mendapatkan dukungan dari sang suami.

Ia juga menjelaskan maju sebagai calon Walikota Surabaya tidak terpengaruh dari sang suami. Ia maju juga karena amanah yang diberikan orang terdekatnya dan berharap bisa mengemban amanah tersebut.

“Masalah dukungan sudah ada indikasi dari suami, serta para relawan juga mendukung saya,” pungkasnya.

Tags :