UNAIR NEWS – Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh tiga mahasiswi Universitas Airlangga (UNAIR). Mereka adalah Difa Inggrayuwana dari program studi (prodi) manajemen, Yolandha Sephiani Nurhafifah dari prodi teknologi hasil perikanan serta Fina Safitri dari prodi akuakultur.
Berkat ide bisnis membuat bakso ikan ramah penderita diabetes, ketiga mahasiswi itu berkolaborasi dan berhasil membawa pulang medali perunggu di ajang kompetisi Business Plan Agritech Research and Entrepreneur Innovation (AGREETION) 2022 yang diselenggarakan oleh Universitas Brawijaya pada Minggu (27/3/2022). Kepada tim UNAIR NEWS, Difa, salah seorang dari tim mengatakan, ide tersebut bermula dari kesadaran akan penderita diabetes yang semakin meningkat.
Namun banyak masyarakat abai dan kurang waspada terhadap cara pencegahan penyakit tersebut. Masyarakat juga dinilai masih kurang dalam mengonsumsi makanan sehat sehingga memicu penyakit diabetes dikemudian hari.
“Kami memiliki inisiatif untuk menciptakan makanan sehat yang ramah penderita diabetes berupa BAKPO (yaitu) bakso ikan sehat dengan kombinasi tepung porang dengan penyedap rasa alami,” ujar Difa.
Lanjut Difa, bakso tersebut dibuat dari daging ikan lele yang rendah lemak dan tinggi protein serta campuran tepung porang sebagai pengganti Sodium Tripolyphosphate (STTP) yaitu bahan pengenyal sintetis yang dalam jangka panjang berbahaya bagi kesehatan konsumen. Bakso tersebut juga menggunakan penyedap dari limbah pengolahan cakalang asap.
Meskipun terbuat dari bahan yang sehat, Difa menyebut ide bakso yang digagas oleh timnya itu dapat di bandrol dengan harga yang relatif murah yaitu 30.000. Bakso tersebut juga praktis dalam pengolahannya, karena dijual dalam bentuk frozen.
“Bakso ini, kami jual dalam bentuk frozen. Sehingga konsumen bisa mengolahnya dengan berbagai metode karena selama pandemi penjualan frozen food juga meningkat karena masyarakat menyukai sesuatu yang praktis,” ucap Difa
Proses Menuju Juara
Difa mengaku sudah beberapa kali mengikuti ajang perlombaan bersama teman-temanya. Selama berkompetisi sempat menjadi finalis namun tak jarang hanya menjadi peserta. Hal tersebut tidak membuat Difa dan teman temannya menyerah, justru ia semakin terpacu untuk tetap konsisten dan semangat berkompetisi walaupun di tengah kesibukannya mengurus persiapan ujian Praktik Kerja Lapangan (PKL), membuat proposal skripsi, dan magang.
Lanjut Difa, ia dan timnya sempat kesulitan dalam menjalankan lomba, khususnya saat dalam menyusun Business Model Canvas (BMC) dan merekam video pitching. Namun karena memiliki tim yang saling menyemangati, mendukung, dan membantu sehingga sesuatu yang sulit dapat menjadi mudah.
“Cukup deg-degan saat harus pitching dengan menggunakan bahasa inggris, sempat beberapa kali retake tetapi akhirnya kami berhasil. Alhamdulillah,” ujar Difa.
Kesan Menjadi Juara
Difa mengaku bersyukur dan tidak menyangka akan dinobatkan sebagai salah satu juara dari kompetisi internasional. Ia dan timnya berharap pencapaian itu dapat menjadi motivasi baginya serta bagi seluruh mahasiswa UNAIR untuk tetap konsisten dan semangat dalam berkompetisi.
“Sebuah kehormatan besar bagi kami mendapat kesempatan untuk meraih prestasi di ajang lomba Business Plan tingkat internasional. Harapannya, kami akan terus membawa gagasan ini hingga bermanfaat di masyarakat,” pungkas Difa.
Penulis: Haryansyah Setiawan
Editor: Khefti Al Mawalia
Sumber: https://www.unair.ac.id/2022/04/18/gagas-bakso-ikan-ramah-penderita-diabetes-mahasiswa-unair-raih-medali-perunggu/