Upaya Kapal RSTKA Minimalisir Pencemaran dari Pelayaran Thursday, 02 June 2022 04:44

UNAIR NEWS – Kapal Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) yang berukuran tinggi tiga meter dan panjang 27 meter memiliki bentuk yang sama dengan kapal pada umumnya. Hanya saja, di atas atap kapal ini terpasang delapan lembar panel surya sebagai sumber tenaga. RSTKA berupaya untuk berlayar lebih ramah lingkungan. Mesin kapal yang sebelumnya menggunakan bahan bakar minyak (BBM), kini hybrid dengan memanfaatkan energi alternatif.

“Sejak Oktober 2021 kapal RSTKA sudah menggunakan panel surya. Biaya untuk bahan bakar bisa berkurang sejak menggunakan panel surya ini,” ungkap Mudatsir, kapten kapal RSTKA.

Mudatsir mengatakan, penggunaan bahan bakar solar sebanyak 1.500 liter yang biasanya membutuhkan biaya 15 juta perbulan, bisa diredam menjadi sebanyak 500 liter dengan biaya 10 juta perbulan. “Senang karena dengan panel surya ini bisa hemat biaya bulanan,” ujarnya.

“Panas matahari dari panel surya menampung daya di aki, kemudian tersambung langsung dengan kebutuhan kelistrikan di kapal, terutama untuk kapal RSTKA ini kan ada peralatan medis yang harus selalu steril dan butuh energi listrik,” jelas Mudatsir.

Daya tampung dari panel surya itu sendiri, tambahnya, mencapai 1800 watt. Walaupun sumber tenaga listrik dari kapal RSTKA masih hybrid, Mudatsir merasa penggunaan panel surya bisa mengurangi ketergantungan dari bahan bakar solar.

Kelola Sampah Mandiri

Selain penggunaan panel surya sebagai upaya pelayaran yang lebih ramah lingkungan, Mudatsir juga menceritakan bagaimana RSTKA mengelola sampah yang dihasilkan.

“Pada perjalanan ke Nusa Tenggara Timur, kami mulai memilah sampah berdasarkan jenis organik dan anorganik, sampah organik yang dihasilkan diolah menjadi minyak atau bahan bakar,” tuturnya. Sedangkan sampah anorganik yang bisa dimanfaatkan, diserahkan ke masyarakat yang ada di daratan untuk selanjutnya didaur ulang.

Potensi pencemaran sampah dapat diminimalisir dari kegiatan pemilahan dan pemanfaatan sampah organik dan anorganik tersebut. Hingga kini, kapal RSTKA terus berupaya mengurangi penggunaan bahan bakar minyak dan menerapkan pengelolaan sampah. Hal itu dilakukan agar pelayaran dalam rangka kegiatan sosial dan pemberian pelayanan kesehatan yang dijalankan tidak menghasilkan lebih banyak pencemaran. RSTKA juga selalu mendukung penerapan kegiatan-kegiatan yang ramah lingkungan. (*)

Penulis : Thara Bening

Editor : Binti Q Masruroh

Sumber : https://www.unair.ac.id/2022/05/31/upaya-kapal-rstka-minimalisir-pencemaran-dari-pelayaran/

Tags :