Dikukuhkan sebagai Guru Besar, Prof Aty Kembangkan Obat Malaria dari Tanaman Herbal Thursday, 09 June 2022 02:51

UNAIR NEWS – Prof Dr Apt Aty Widyawaruyanti Dra MSi resmi dikukuhkan menjadi guru besar Universitas Airlangga (UNAIR) pada Rabu (8/6/2022). Pengukuhan tersebut sekaligus menjadikan Prof Aty sebagai guru besar aktif ke-32 di Fakultas Farmasi (FF) UNAIR, guru besar ke-511 sejak berdirinya UNAIR, dan guru besar ke-251 sejak UNAIR ditetapkan sebagai Perguruan Tinggi Negeri-Berbadan Hukum (PTN-BH).

Dalam pengukuhan guru besar itu, Prof Aty yang dikukuhkan sebagai guru besar bidang ilmu farmakognosi dan fitokimia menyampaikan orasi ilmiah berjudul Pengembangan Obat Malaria Berbasis Bahan Alam dalam Upaya Mewujudkan Indonesia Bebas Malaria di 2030. Menurut guru besar yang menaruh perhatian pada eksplorasi bahan obat alam itu, penyakit Malaria masih menjadi permasalahan kesehatan yang masih belum terselesaikan di Indonesia.

“Problem utama pada penanggulangan penyakit ini adalah resistensi plasmodium terhadap obat malaria yang ada saat ini. Untuk itu, penelitian terhadap penemuan obat malaria baru sangat diperlukan, termasuk anti malaria yang berasal dari obat tradisional berbasis tanaman,” paparnya.

Obat Tradisional Belum Berstatus Fitofarmaka

Beberapa daerah di Indonesia umumnya telah secara turun temurun menggunakan ramuan tanaman tradisional sebagai obat malaria. Namun cara pembuatan, dosis, dan lama pemakaian tidak memiliki standarisasi, sehingga khasiatnya tidak konsisten.

“Perlu dilakukan penelitian dan pengembangan obat malaria dari bahan alam sebagai Fitofarmaka agar obat tradisional yang selama ini telah digunakan masyarakat dapat dibuktikan khasiat dan keamanannya secara ilmiah serta bermutu baik,” papar guru besar kelahiran Jakarta itu.

Untuk itu, diperlukan penelitian terhadap standardisasi, studi formulasi, pembuktian khasiat produk, dan pengkajian keamanan produk obat malaria. Berdasarkan riset yang telah dilakukan melalui tahap-tahap tersebut, Prof Aty telah mengembangkan prototipe produk obat malaria berupa tablet fraksi etil asetat sambiloto dan kapsul ekstrak etanol kulit batang cempedak yang sudah terstandar, aman, dan terbukti khasiatnya, baik pra-klinik maupun klinik.

Mewujudkan Indonesia Bebas Malaria 2030

Untuk mewujudkan Indonesia bebas malaria pada tahun 2030, peneliti yang masuk dalam dalam jajaran Top 100 Medical and Health Sciences Scientist berdasarkan Alper-Doger (AD) Scientific Index tersebut meyakini potensi besar obat malaria yang berasal dari obat tradisional dan tanaman Indonesia.

“Selain membutuhkan kebijakan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (RI) terkait penggunaan obat malaria berbasis bahan alam, juga diperlukan implementasi kolaborasi antara akademisi, bisnis dan pemerintahan, untuk menghasilkan obat malaria berbasis bahan alam demi mensukseskan target Indonesia Bebas Malaria 2030,” tuturnya. (*)

Penulis : Stefanny Elly

Editor : Binti Q. Masruroh

Sumber: https://www.unair.ac.id/2022/06/08/dikukuhkan-sebagai-guru-besar-prof-aty-kembangkan-obat-malaria-dari-tanaman-herbal/

Tags :