UNAIR NEWS – Universitas Airlangga (UNAIR) tidak henti-hentinya melahirkan Ksatria Airlangga berprestasi. Kali ini, Difandi Wahyu Hibatur Rahman mahasiswa Program Studi Matematika Fakultas Sains dan Teknologi (FST) berhasil meraih juara 2 pada kompetisi sociopreneur yang diadakan oleh salah satu BUMN terbesar di Indonesia yaitu PLN.
Kepada UNAIR NEWS (19/6), Difandi menuturkan bahwa ia tertarik mengikuti lomba ini karena sebelumnya telah memiliki bisnis yang mempunyai noble purpose pemberdayaan petani lokal alpukat dan pemberdayan pemuda lulusan SMA yang menganggur di sekitar desa. Yang mana, lanjutnya, tema pada lomba ini sangat sesuai dengan bisnis yang saya jalani yaitu sociopreneur.
“Selain itu saya juga ingin mendapatkan pelatihan dan dana pengembangan bisnis untuk memajukan bisnis saya sehingga bisa lebih berkembang dan berdampak, apalagi acara ini disupport langsung oleh PLN dari BUMN, yang pastinya dampak yang diberikan sangat berpengaruh kedepannya,” jelas Difandi.
Mengenal Ide “Maspokat”
Maspokat diawali saat Difandi mengetahui bahwa menurut FAO (2019) Indonesia merupakan produsen alpukat nomor empat di seluruh dunia, namun sayangnya 20% dari hasil panen berpotensi cambuk buah sehingga petani mengalami kerugian.
Disisi lain, sambungnya, setelah dilakukan survey kepada pelajar dan anak-anak muda di daerah Sidoarjo, 60% dari data tersebut menyatakan bahwa bosan dengan minuman kekinian yang ada seperti boba, kopi dan thai tea dan lebih memilih olahan alpukat sebagai minuman yang lebih sehat dan segar tentunya.
“Dari sinilah kami tertarik untuk membangun bisnis minuman dengan brand Maspokat,” ujar Difandi.
Maspokat, tandasnya, merupakan bisnis minuman olahan alpukat kekinian berkonsep grab and go. Maspokat bekerja sama dengan petani lokal alpukat, untuk membeli hasil panen kategori low grade, untuk membantu meningkatkan value harga jual alpukat sehingga petani tidak mengalami kerugian.
“Selain itu, kami juga membuka lapangan pekerjaan bagi lulusan SMA/SMK yang menganggur, sehingga dapat memberikan bekal pengalaman pekerjaan sebelum melanjutkan ke karir selanjutnya,” jelas Difandi.
Lebih lanjut, Difandi mengungkapkan bahwa maspokat dalam proses bisnisnya juga mengusung konsep zero waste dengan meminimalkan limbah yang dihasilkan, seperti limbah kulit dan buah busuk dijadikan untuk pakan maggot. Sedangkan limbah biji disalurkan ke petani alpukat untuk dijadikan bibit.
Difandi juga menjelaskan bahwa peserta lomba merupakan mahasiswa aktif yang ada di Indonesia. Pada awalnya dilakukan seleksi berkas administrasi, total ada 1450 proposal seluruh Indonesia, kemudian dipilih 50 proposal untuk melakukan pitching secara online dan diumumkan 5 besar untuk mengikuti kegiatan pelatihan secara offline yang diadakan selama 7 hari di dua kota yakni Kota Tangerang Selatan dan kota Bogor.
“Baru di akhir acara terdapat malam penganugerahan pengumuman juara lomba. Alhamdulillah saya mendapatkan juara 2, mewakili Universitas Airlangga Surabaya,” tuturnya.
Difandi berharap agar bisnis Maspokat ke depan dapat menjadi pioner minuman olahan alpukat nomor satu di Indonesia. Selain itu, tambahnya, bisa membuka outlet untuk melakukan ekspansi di kota kota-kota lainya, sehingga semakin banyak Maspokat maka semakin banyak pula manfaat yang dapat dirasakan oleh petani maupun masyarakat sekitar.
“Mimpi kami Maspokat menjadi industri olahan yang mengolah alpukat dari hulu hingga ke hilir yang dalam prosesnya tersalurkan manfaat kebaikan alpukat tanpa ada sedikitpun yang terbuang sia-sia. Mulai dari olahan frozen, olahan alpukat untuk kesehatan, pengembangan bibit, edukasi penanaman alpukat, bahkan hingga diekspor ke mancanegara,” pungkasnya. (*)
Penulis: Muhammad Suryadiningrat
Editor: Nuri Hermawan
Sumber: https://www.unair.ac.id/2022/06/19/mahasiswa-prodi-matematika-unair-raih-juara-2-sociopreneur-pln/