Berat Hati Bila Terpaksa Harus Suntik Mati Hewan Monday, 25 July 2022 04:43

Tak semua penyakit ada obatnya. Tak semua penyakit juga dapat disembuhkan. Baik pada manusia, begitu juga pada hewan. Kenyataan inilah yang kadang membuat Andhika Hardani Putra berat hati selama bekerja sebagai dokter hewan. Sebab, mau tak mau, ia terpaksa harus menyuntik mati hewan yang menderita penyakit berat setingkat kanker stadium akhir.

“Momen yang paling saya benci adalah ketika kita harus suntik mati hewan yang tidak bisa kita selamatkan. Sangat menyakitkan. Semua dokter hewan pasti pernah mengalami, terutama mereka yang berkecimpung di dunia praktik,” ungkap Andhika.

Andhika Hardani Putra adalah alumnus S1 Pendidikan Dokter Hewan Universitas Airlangga tahun 2013. Ia baru saja kembali ke tanah air sejak memulai karier di Amerika pada 2020 lalu. Saat ini Andhika bekerja sebagai dokter hewan di salah satu klinik baru di area Jakarta Utara bernama Peterinary Medical Centre.

Bekerja sebagai dokter hewan adalah passion Andhika sejak lama. Ia sangat menikmati pekerjaan itu meski tak jarang harus menghadapi getir pekerjaan yang dicintainya. Selain harus menyuntik mati hewan, Andhika juga kerap mendapati klien yang rewel atau tidak rasional. Selama bergabung di Veterinary Teaching Hospital University of Georgia sebagai Spesialis Dermatologi Hewan, Andhika dituntut benar-benar sempurna.

Dia harus siap dihujani pertanyaan oleh klien bagaimanapun juga. Mulai dari pertanyaan aneh, tidak rasional, hingga pertanyaan tak terduga sekalipun. Sebab, di Amerika, klien tidak ingin rugi ketika mendatangi dokter hewan.

“Di Amerika itu klien bayar sangat sangat sangat mahal. Jadi ilmu kita serasa ditantang,” katanya. 

Dalami Ilmu Dermatologi Hewan Hingga ke Negeri Paman Sam

Andhika sempat bercerita bahwa ia masuk Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga lewat jalur prestasi. Kebetulan saat itu Andhika memenuhi syarat sebagai Top 5 siswa berprestasi di SMA. Singkat cerita, ia mendaftar ke Universitas Airlangga dan lolos. Setelah menamatkan pendidikan Sarjana, untuk bisa praktik sebagai dokter hewan, Andhika masih harus mengambil Program Profesi Dokter Hewan (PPDH) selama satu tahun. Itu juga ia tempuh di Universitas Airlangga dan dinyatakan lulus pada 2014.

Andhika adalah dokter hewan praktik yang berkecimpung di dunia praktik hewan kecil, seperti anjing dan kucing. Seiring berjalannya waktu, ia mulai tertarik dengan ilmu dermatologi penyakit kulit pada hewan. Inilah yang mengawali babak baru dalam hidup Andhika. Ia bercita-cita terbang ke Amerika untuk mempelajari dermatologi kulit hewan.

Andhika sadar, mimpinya untuk belajar di negara maju seperti Amerika, tentu memerlukan persiapan ϐinansial yang tak sedikit. Ia lantas mencoba peruntungan mendaftar ke beberapa program beasiswa. Setelah melalui berbagai perjuangan dan penolakan yang panjang, pada tahun 2018 ia menerima kabar menggembirakan, terpilih sebagai beswan Fulbright. Mimpinya kini menjadi kenyataan. Andhika memulai pendidikan Master of Science di University of Florida pada 2018 dan lulus pada 2020 dengan nilai sempurna, 4.00. Ia bercita-cita ingin menjadi Spesialis Dermatologi Kulit Hewan dan mengembangkan ilmu tersebut di Indonesia. “Misi jangka panjang saya semoga ke depannya kedokteran hewan di Indonesia punya program spesialis sendiri. Akan terus saya perjuangkan,” tandasnya. 

Sempat Kenalkan Batik Selama Studi di Amerika

Ketika menempuh studi S2 di University of Florida, Andhika cukup aktif pada kegiatan organisasi. Ia tergabung dalam Veterinary Graduate Student Association. Sebuah organisasi bagi mahasiswa S2 dan S3 di bidang kedokteran hewan di kampusnya. Andhika juga mengaku cukup dikenal selama menempuh kuliah di Universitas Airlangga, terutama di antara teman satu fakultas. Ia sempat menjadi asisten dosen anatomi veteriner selama 3 tahun sejak tahun ke-2 studi. Saat itu, Andhika juga aktif pada organisasi Asosiasi Mahasiswa Kedokteran Hewan Indonesia (IMAKAHI).

Pada beberapa kesempatan selama menyelesaikan studi di Florida, Andhika kerap memperkenalkan budaya nusantara kepada rekannya. Misalnya pada salah satu kompetisi bertajuk “Best in Show Oral Competition” yang digelar University of Florida pada Februari 2020 lalu. Dalam ajang ilmiah itu, Andhika dengan bangga mengenakan batik selama presentasi. Momen itu tidak hanya berkesan, namun juga cukup membanggakan baginya. “Kita presentasi tentang proyek riset selama 10 sampai 20 menit. Walaupun tidak menang, setidaknya jadi partisipan, sekalian saya kenalin dengan batik. Jadi ini batik, dari Indonesia, semoga kalian suka ya, gitu,” cerita Andhika.

Hal serupa juga pernah ia lakukan semasa SD di Amerika. Pada suatu kegiatan Bazar Internasional, Andhika mendirikan tenda bertema Indonesia. “Kita kenalkan Indonesia itu seperti apa, lokasinya dimana, ke anak-anak SD. Itu juga salah satu momen yang membanggakan, diberi kesempatan untuk pakai baju daerah kenalin negara sendiri di negara orang,” ujarnya.

Memulai Karier di University of Georgia Sebagai Ahli Dermatologi

Setelah mendapat gelar Master of Science dari University of Florida pada 2020, Andhika menjajal magang pada bidang dermatologi di University of Georgia. Ia merasa teori yang didapat selama kuliah di Florida perlu dipraktikkan. Ia bersyukur, usaha Andhika membuahkan hasil. Pengajuan magangnya diterima. Ia bahagia sekaligus cemas. Sebab, momen itu menandakan bahwa Andhika harus terpisah lebih lama dengan keluarga di Jawa. “Tinggal di Amerika otomatis jauh dari keluarga. Jadi kalau ada apa-apa tidak bisa secara instan langsung pulang karena Amerika-Indonesia terpisah 26-30 jam perjalanan. Perbedaan zona waktunya juga cukup besar. Itu risiko yang harus saya ambil,” terangnya.

Sebelum bertolak ke Amerika, pada tahun 2014 usai menamatkan pendidikan profesinya, Andhika juga sempat bekerja di dua klinik yang berbeda. Pengalaman kerja pertamanya ia dapatkan di Klinik Hewan VitaPet yang berlokasi di Ibu kota. Dua tahun setelahnya, Andhika kembali ke kampung halamannya di Surabaya. Ia bergabung dengan Klinik “CaroVet Dokter Hewan” milik seniornya selama kuliah di Universitas Airlangga sekaligus rekan kerja dari tempat ia bekerja sebelumnya.

Tepat 14 Juli lalu, program internship yang ia tempuh selama satu tahun di University of Georgia Veterinary Teaching Hospital telah usai. Tak menunda lama, Andhika segera pulang ke Indonesia untuk membangun karier berbekal ilmu yang telah ia pelajari selama merantau di Amerika.

Sumber : Jejak Langkah Ksatria Airlangga Edisi V

 

Tags :