Ingin Inspirasi Generasi Muda melalui Capaian Studi S3 Wednesday, 03 August 2022 02:31

Sebisa mungkin membantu dan tidak mengganggu orang lain merupakan prinsip hidup yang selalu dipegang Dr. Andik Fadjar Tjahjono, Drs., M.Si. Andik, sapaan akrabnya, merupakan salah satu alumnus yang menempuh pendidikan jenjang sarjana dan jenjang doktor di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (UNAIR).

Tempuh Pendidikan S1 Ilmu Politik 

Andik menuturkan bahwa dia merupakan lulusan sarjana pada program studi Ilmu Politik FISIP UNAIR tahun 1990. Semasa kuliah tersebut, salah satu kegiatan yang paling dia ingat saat bersama temanteman himaprodi (Himpunan mahasiswa program studi) ilmu politik adalah kegiatan Diskusi Panel yang berhasil menghadirkan Bapak Moerdiono (alm.) yang kala itu menjabat sebagai Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg).

“Berhasil mendatangkan Bapak Moerdiono dalam acara yang diselenggarakan oleh mahasiswa adalah sebuah prestasi khusus bagi kami (mahasiswa Ilmu Politik, Red),” cerita Andik.

Menurut Andik terdapat beberapa hal yang menjadi kendala saat menjalani kuliah sarjana dahulu. Di antaranya berkaitan dengan keuangan yang terbatas sehingga menyebabkan sulit dalam membeli buku kuliah dan membeli bahan bakar kendaraan.

“Saya berasal dari keluarga sederhana di Madiun. Saat kuliah, saya tinggal di rumah saudara di Surabaya, dengan kondisi keuangan yang terbatas. Ketika bensin habis menyebabkan saya tidak dapat berangkat untuk mengikuti kegiatan di kampus,” ucapnya.

Seimbangkan Waktu Kerja dengan Studi S3

Lebih lanjut, Andik mengungkapkan bahwa awal mula dia melanjutkan studi S3 karena ajakan Almarhum Prof. Budi Prasetyo yang merupakan teman seangkatannya. Menurutnya, dengan mempelajari ilmu politik selama studi S3 dapat membuat dia semakin memahami terkait hal-hal yang terjadi di pemerintahan.

Perjalanan Andik semasa kuliah dirasa tidak mudah karena dia harus mampu membagi waktu antara kuliah dengan kesibukan kerja sebagai Sekretaris DPRD Provinsi Jawa Timur. Andik mengatakan bahwa menempuh studi S3 membutuhkan keseriusan, semangat dan harus menghindari rasa malas. Apabila malas, tambahnya, maka waktu akan terbuang sia-sia.

“Terkadang, apabila saya disibukkan dengan pekerjaan menyebabkan saya lupa pada perkuliahan. Kemudian, saya harus mulai beradaptasi lagi dan menjaga konsentrasi saya. Maka dari itu, memang harus pintar membagi waktu ketika memutuskan untuk kuliah dan bekerja,” ungkapnya.

Setelah berhasil menyelesaikan studi selama lima tahun delapan bulan, akhirnya Andik secara resmi diwisuda pada Sabtu (26/06/21). Adapun disertasi yang dia tulis membahas terkait teori modal sosial dan meneliti tentang relasi sektor usaha di mana dalam hal ini adalah koperasi dengan pemerintah. Hasil penelitian menunjukkan jika koperasi memiliki modal sosial yang cukup dan dapat memanfaatkannya dengan baik maka dapat tercipta hubungan yang setara dengan pemerintah.

“Hubungan yang setara dengan pemerintah ini berarti koperasi tidak terlalu bergantung pada pemerintah melainkan koperasi dapat membantu pemerintah dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan,” tuturnya. 

Melalui perjalanan studi S3 tersebut, Andik ingin menginspirasi alumni lain maupun generasi muda terutama anak-anaknya agar tetap memiliki semangat dalam melanjutkan pendidikan. Andik juga mengatakan bahwa menempuh pendidikan S3 adalah cita-cita terakhir yang ingin dia capai. Semua keberhasilan yang dia raih itu tidak terlepas dari dukungan keluarga.

“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada keluarga saya yang telah memberikan dukungan dan juga mau berkorban demi saya. Waktuwaktu yang seharusnya dapat dihabiskan bersama keluarga, justru saya gunakan untuk mengerjakan disertasi,” terangnya.

Berkontribusi sebagai Ketua IKA FISIP Periode 2017-2021

Selain disibukkan dengan pekerjaan, Andik juga menjabat sebagai Ketua Ikatan Alumni (IKA) FISIP pada periode 2017-2021. Dia bercerita bahwa dulu IKA FISIP tergolong tidak aktif, sehingga berdasarkan kondisi tersebut banyak teman-teman Andik yang mengajaknya berdiskusi dan mendorongnya agar mau mendaftar sebagai ketua.

“Akhirnya saya memutuskan untuk mendaftar, mengikuti kongres hingga terpilih sebagai ketua,” jelasnya.

Adapun visi misi yang diusung oleh Andik saat pemilihan adalah membuat IKA FISIP menjadi bermanfaat bagi alumni, bagi almamater dan juga bermanfaat bagi masyarakat. Karena pada dasarnya, banyak alumni FISIP yang telah meraih kesuksesan baik di tingkat regional, nasional hingga internasional. Di antara dari mereka ada yang menjadi sebagai Duta Besar, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Sekretaris Jenderal partai, anggota DPRD dan lain-lain.

Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan IKA FISIP selama masa kepemimpinan Andik antara lain dalam bidang seni budaya yaitu menyelenggarakan pertunjukan ludruk dengan pemain yang berasal dari alumni FISIP itu sendiri. Kemudian dalam bidang ekonomi, IKA FISIP pernah mengadakan seminar dan pelatihan untuk membantu alumni yang memiliki usaha kecil agar usahanya meningkat.

Dalam bidang organisasi, sambung Andik, IKA FISIP sudah mulai mendata alumni-alumni yang berprestasi dan berhasil pada pekerjaannya. Kampus juga memberikan ruangan sebagai fasilitas bagi IKA FISIP dan telah diperbaiki oleh pengurus agar dapat dimanfaatkan.

Pada sisa masa jabatannya, Andik ingin pemilihan ketua IKA FISIP periode selanjutnya dapat dilakukan melalui kongres sesuai AD/ART IKA UA dimana setiap anggota berhak untuk dipilih maupun memilih seorang ketua. Dia berharap banyak alumni yang akan membantu proses pemilihan secara online dengan memanfaatkan teknologi sehingga semua alumni dapat mengakses dan memilih calon-calon yang maju dalam pemilihan.

“Sebenarnya, seusai AD/ART IKA UA, Pengurus Komisariat tidak berkewajiban untuk melaksanakan kongres dalam pemilihan ketua, namun sejak saya menjabat sebagai ketua, pemilihan yang dilakukan melalui kongres telah menjadi tradisi IKA FISIP,” tuturnya.

Miliki Ketertarikan pada Tenis 

Saat ini, Andik kembali berfokus pada pekerjaannya di DPRD. Seminggu sekali dia selalu menyempatkan bermain tenis untuk membuat pikiran menjadi lebih fresh kembali. Menurutnya, seseorang perlu memiliki hobi tertentu sebagai pelepas stres ketika menghadapi pekerjaan maupun rutinitas lainnya.

“Hobi merupakan salah satu cara bagi saya untuk melakukan refreshing agar tidak menjadi stres,” ucapnya.

Karena cita-cita terakhir untuk menempuh studi S3 telah selesai, Andik menuturkan dia akan menyelesaikan tugasnya sebagai orang tua dan sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS). Terkait harapannya terhadap UNAIR, dia mengungkapkan semoga kedepan ranking UNAIR terus meningkat sehingga menjadi salah satu universitas terbaik di dunia. Sedangkan untuk FISIP, Andik berharap agar pelayanan yang telah baik dapat terus dipertahankan kualitasnya.

“Saya kira UNAIR pantas untuk mendapatkan ranking bagus di dunia karena UNAIR adalah salah satu kampus terbaik di Indonesia,” tutupnya.

Sumber : Jejak Langkah Ksatria Airlangga Edisi V

 

Tags :