Kisah Unik Oka, Alumni FKH yang Sukses Geluti Dunia Non-Kedokteran Hewan Thursday, 04 August 2022 05:28

drh. A A Ngurah Oka lahir di Surabaya pada tanggal 22 Januari 1962. Oka, sapaan akrabnya, merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga pada tahun 1986. Oka merupakan anak kedua dari enam bersaudara yang saat ini menjabat sebagai Advisor di Rumah Sakit Juwita.

Selama berkuliah S1 Program Studi Pendidikan Dokter Hewan di UNAIR, dia mengaku aktif mengikuti organisasi kampus. Dia menjadi pengurus inti Senat FKH UNAIR selama dua periode berturut-turut. Pada tahun pertamanya, dia menjabat sebagai Wakil Ketua 1 Senat kemudian di periode berikutnya menjabat sebagai Wakil Ketua 2.

“Selain aktif di senat FKH, Saya juga aktif mengikuti UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa, red) Paduan Suara UNAIR,” tambahnya.

Banyak sekali pembelajaran yang dia peroleh selama menempuh pendidikan tinggi. Menurutnya, ada perbedaan antara pola berpikir orang yang sudah kuliah dengan orang yang belum pernah mengenyam bangku kuliah. Apabila hal tersebut diimbangi dengan aktif berorganisasi, maka bisa menjadi perpaduan yang bagus.

“Kita bisa menambah kemampuan leadership, belajar tentang skala prioritas dan kedisiplinan waktu. Kalau kita sudah mengenyam pendidikan tinggi, intelektual dan cara berpikir kita akan berubah,” jelasnya.

Selama kuliah, Oka juga bekerja dengan membuat sanggar karena kecintaannya terhadap seni. Meskipun dia tidak pandai di bidang seni, dia memulai usaha sanggarnya dengan melibatkan teman-teman seperjuangannya saat kuliah yang pandai di bidang seni.

“Teman-teman saya yang pandai gardening, yang pandai mendekor, yang pandai membuat patung dan lain-lain saya kumpulkan menjadi satu. Saya berperan di bidang marketingnya, melakukan promosi mencari pasar,” ujarnya. Meskipun kuliah di prodi Pendidikan Dokter Hewan, Oka mengaku selama berkarier hampir tidak pernah bersinggungan dengan profesi kedokteran hewan.

Pekerjaan pertamanya adalah sebagai Medical Representative di perusahaan obat. Saat ini pun, Oka sedang mencoba membuat bisnis properti di daerah Sentul City, di daerah yang cukup bonaϐit.

Setelah merampungkan tugas skripsi dan mendapat gelar Sarjana Kedokteran Hewan (S.KH), Oka hanya diberi waktu satu bulan saja untuk mengatur jadwal seminar. Barulah setelah itu, dia mengikuti ujian kedokteran hewan. “Siangnya selesai ujian kedokteran hewan, besoknya saya harus bekerja di ABBOTT Semarang. Jadi malamnya langsung naik kereta, tidak mengambil ijazah,” ungkapnya.

Setelah lulus dari UNAIR, Oka bekerja di perusahaan kesehatan ABBOTT Semarang. Dia menjabat sebagai Medical Representative Div. Hospital. Saat bekerja di sana, Oka bercerita bahwa pekerjaannya sebagai Medical Representative adalah menawarkan obat ke dokterdokter umum.

Oka berkarier di ABBOTT cukup lama sekitar 23 tahun sejak 1988 hingga 2011. Dari ABBOTT Semarang, Oka kemudian dipindahkan ke ABBOTT Surabaya dan menjabat sebagai Team Leader Div Hospital pada tahun 1989-1992. Sejak tahun 1993 – 2011, Oka bekerja di ABBOTT Jakarta, dari menjabat sebagai Junior Product Manager (1993-1995) hingga menjadi Sales Force Effectiveness Manager (2009-2011).

Setelah berkarier di ABBOTT, Oka mulai merintis karier barunya di Hoe Pharma Taiso Group di Jakarta . Dia menjabat sebagai Sales Manager Dermatology. Oka juga pernah menjabat sebagai Sales Force Manager di PT Mahakam Beta Farma (2014 – 2019). Barulah di tahun 2020, dia menjadi Advisor (penasihat) di Rumah Sakit Juwita.

“Saat bekerja di Mahakam Beta Farma, saya juga merintis bisnis properti di daerah Sentul City,” ungkapnya. Oka bercerita bahwa motivasi pertamanya untuk semangat berkarier justru datang dari suatu kejadian unik saat dia berkuliah dulu. Setelah mendapat gaji hasil kerja paruh waktunya, dia memutuskan untuk makan di Texas, salah satu restoran makan di Surabaya kala itu.

Oka melihat anak kecil berseragam SD juga makan di Texas, dari situlah kemudian muncul motivasi dari hati Oka untuk semangat bekerja. “Ya Allah, apakah nanti bisa anak saya bisa makan seperti anak itu?” tanyanya dalam hati yang kemudian menjelma menjadi motivasi penyemangat. Motivasi kedua Oka adalah pola pikir bahwa selama kita bernafas dan masih sanggup untuk berpikir, lakukanlah sesuatu hal yang berguna untuk lingkungan. Jangan pernah meminta lingkungan yang berbuat ke kita. Kitalah yang harus berbuat pada lingkungan sekitar.

Saat ini, Oka dibantu teman-temannya sedang proses membangun satu masjid. Pembangunan masjid itu juga dibantu oleh teman komunitas muslim Oka yang tinggal di Amerika. “Umur boleh tua, tapi kita tidak boleh berhenti untuk berpikir dan berkreasi. Meskipun anak-anak saya sudah ada yang sukses, saya tidak akan berhenti berkarya selama saya masih hidup,” tuturnya.

Oka kurang begitu percaya pada keajaiban yang datang tanpa niat dan usaha yang kuat. Kesuksesan akan datang pada mereka yang bekerja dengan rutin dan konsisten. Jangan pernah takut oleh halangan apapun. “Apalagi di kondisi pandemi seperti sekarang. Jalani saja semua yang kita bisa usahakan. Dan yang terpenting adalah jangan lupa untuk berdoa dan yakin akan diridhoi oleh Allah,” pungkasnya.

Sumber : Jejak Langkah Ksatria Airlangga Edisi V

 

 

Tags :