Berawal dari Rajin Sedekah hingga Sukses sebagai Direktur Tuesday, 09 August 2022 03:39

Drh. H. Luhur Sediyoadi, S.KH., merupakan alumni Fakultas Kesehatan Hewan Universitas Airlangga angkatan tahun 1986, yang kini tengah menjabat sebagai Direktur PT Centra Biotech Indonesia. Alumni kelahiran Madiun tersebut sempat mengenyam pendidikan di SDN 1 Nambangan Kidul (Madiun), SMPN 2 Madiun, dan SMAN 1 Madiun. Bahkan, sebelum sukses dengan mendirikan sebuah perusahaan di bidang kesehatan hewan dan tumbuhan, drh. Luhur telah memupuk jiwa bisnisnya sejak duduk di bangku SMP, yakni dengan berjualan keset dari satu toko ke toko lain.

Memasuki bangku SMA, drh. Luhur justru telah mengerjakan bisnis yang tidak akan dilakukan oleh kebanyakan siswa SMA, yaitu mengirim jeruk dari Madiun ke Bandung, dimana hal tersebut berkat kepercayaan dari seorang pengepul jeruk.

Semasa kuliah, drh. Luhur bukanlah mahasiswa yang aktif di dunia kemahasiswaan. Bahkan ia mengaku terkesan melewati masa-masa serunya di kampus.

“Tidak ada yang menarik di kehidupan kampus saya, saya bukanlah mahasiswa yang aktif di organisasi atau minat bakat, namun saya bukan juga mahasiswa yang pintar di bidang akademik. Ya intinya perkuliahan saya kurang menarik untuk diceritakan,” ungkap drh. Luhur dengan nada bergurau.

Meskipun menurut drh. Luhur kehidupan kampusnya kurang menarik, namun di balik hal tersebut justru ia merupakan tipe mahasiswa yang pekerja keras. Drh. Luhur rela melewatkan masa-masa seru menjadi mahasiswa demi mengasah kemampuan bisnisnya. Sebab sejak berkuliah, ia tetap berbisnis kecil-kecilan seperti ketika SMP dan SMA. Semasa kuliahnya, drh. Luhur telah banyak berjualan barang-barang, mulai dari sepatu, nata de coco, dan banyak lainnya.

“Kuncinya kita harus jujur dan luwes dalam bekerja, serta jangan siasiakan kepercayaan orang lain,” imbuhnya.

Selama lima tahun pertama lulus dari Fakultas Kedokteran Hewan UNAIR pada tahun 1994 dengan gelar Dokter Hewan (drh.), bapak tiga anak tersebut sempat bekerja di dua perusahaan berbeda yang bergerak di bidang kesehatan ternak. Namun tak berlangsung lama, ia memilih untuk bergerak sendiri dengan menjadi wirausahawan. Dengan mengorbankan tabungan pembangunan rumah sebesar 4 juta rupiah, drh. Luhur bersama istrinya (Hj. Nurul Baroroh) sepakat menggunakan tabungan tersebut untuk modal usaha peternakan unggas.

Di luar usaha peternakan unggas yang dijalaninya bersama istri, putra asli Madiun tersebut sempat merintis usaha bersama rekannya pada tahun 2000. Dengan menjalankan sistem kemitraan, usaha bersama tersebut hanya bertahan hingga tahun 2010. Disebabkan oleh perbedaan visi misi, drh. Luhur memutuskan berhenti dan merintis usaha mandirinya yang justru bertahan hingga buku ini dicetak, yaitu PT Centra Biotech Indonesia.

Modal awal PT Centra Biotech Indonesia yang berhasil didirikan drh. Luhur pada tahun 2010 dan masih bertahan hingga kini tersebut, hanya modal aset berupa pabrik dan piutang hasil pembagian dengan usaha kemitraan sebelumnya. Bahkan, drh. Luhur tetap harus menjual motor yang pada saat itu dibeli oleh karyawannya sendiri dengan harga 3 juta rupiah. Dimana hasil penjualan tersebut ia gunakan untuk menambah biaya anggaran gaji karyawan dan bersedekah.

Bersedekah ketika mendapatkan rezeki merupakan hal biasa, namun menjadi luar biasa ketika tetap bersedekah ketika kondisi sedang terhimpit. Hal tersebut telah dilakukan drh. Luhur ketika mengawali usaha mandirinya dan justru menjadi kunci menuju kesuksesannya.

“Saya meyakini janji Allah, sebab sedekah tidak akan membuat kita jatuh miskin, namun akan sebaliknya. Dan alhamdulillah sejak berdiri hingga kini, saya tidak pernah bergantung pada pinjaman bank,” jelasnya.

Lima tahun pertama, tepatnya 2015, kantor PT Centra Biotech Indonesia masih berada di Griya Lusah Pratama Jogonalan-Klaten, sedangkan pabrik tempat produksi yang berada di Pasungan, CeperKlaten, masih berupa secamacam gudang dengan penutup berupa dinding anyaman bambu (gedek), dan menurut drh. Luhur sangat tidak layak disebut sebagai perusahaan yang telah berskala nasional.

“Jadi, setiap ada calon kolega ataupun klien yang meminta bertemu, saya tidak akan mengiyakan untuk bertemu di kantor ataupun pabrik, karena menurut saya kantor maupun pabrik pada saat itu masih belum layak untuk menyambut tamu,” ujarnya.

Pada tahun 2017, lahan pabrik yang awalnya masih mengontrak pada lahan seluas 1000 m2 , kini dapat terbeli dan meluas hingga 2000 m2 . Setelah resmi terbeli, drh. Luhur mulai membangun pabrik dan kantor di lahan yang terletak di daerah Ceper-Klaten. Sedangkan kantor lama yang berada di daerah Lusah-Klaten, kini dipergunakan sebagai rumah tahfidz.

Meskipun PT Centra Biotech Indonesia besutan drh. Luhur berhasil bertahan hingga saat ini, namun perjuangannya mempertahankan perusahaan tersebut tidak banyak yang tahu. Menurutnya, hambatan terbesar dan terberat dalam mempertahankan sebuah perusahaan adalah mempertahankan kepercayaan konsumen dan strategi branding. Serta yang menjadi kunci utama dari kesuksesan PT Centra Biotech Indonesia ialah kemampuan drh. Luhur yang memahami produksi mulai dari hulu hingga hilir.

“Sebagai perintis sekaligus seorang direktur, saya wajib memahami produksi mulai dari hulu hingga hilir. Sebab saya bertanggung jawab secara penuh terhadap perusahaan ini. Serta, jangan mudah mempercayakan suatu posisi strategis kepada pihak lain, tanpa anda memahami seluk beluk posisi tersebut,” jelasnya.

PT Centra Biotech Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertanian, peternakan, dan perikanan, tepatnya bidang obat-obatannya. Sejak awal, drh. Luhur tidak pernah mematok syarat khusus bagi calon karyawan. Asalkan ia memiliki semangat tinggi dan berkomitmen ingin berusaha bersama. Jumlah karyawan perusahaan tersebut hanya berkisar 15-50 karyawan, tergantung tingkat permintaan produksi.

Perjalanan bisnis yang tidak mudah, tidak pernah diambil pusing oleh drh. Luhur, sebab ia meyakini bahwa rezeki sudah diatur. Bahkan seringkali ia lupa ketika seseorang telah berhutang kepadanya. Pola pikir tersebut membuatnya enjoy untuk menggeluti dunia bisnis. Hal tersebut juga menjadi salah satu kunci keberhasilan bisnisnya, yaitu menjalankan dengan kejujuran dan menikmati setiap proses.

“Setelah saya punya usaha sendiri, memang rasanya saya menghidupi orang banyak, membuka lapangan kerja. Dan justru, sekarang saya malah memikirkan mereka (karyawan). Jika ini ndak tak kelola, saya khawatir dengan mereka, karena kita ini sudah melangkah terlanjur jauh,” pungkas drh. Luhur.

Sebagai alumni Universitas Airlangga, drh. Luhur tidak pernah lupa dengan almamater, sebab kampus ialah salah satu batu lompatan baginya. Ia turut berpesan kepada seluruh keluarga besar UNAIR, bahwa nilai akademik tidak menjamin kesuksesan, namun ia juga tidak menyarankan berkuliah dengan nilai akademik yang rendah. Menurutnya, mencapai kesuksesan harus dilalui dengan keseimbangan antara niat dunia dan niat akhirat, karena manusia akan selalu membutuhkan Tuhan di setiap langkahnya.

Sumber : Jejak Langkah Ksatria Airlangga Edisi V

Tags :