Sempat Gagal di Awal Antarkan Mahasiswa Ekis Kuliah ke Negeri Ginseng Thursday, 08 September 2022 03:27

UNAIR NEWS – Kini peluang mahasiswa merasakan kuliah di luar negeri bukan lagi hal yang langka. Banyak cara dan kesempatan yang ditunjang dengan akses yang mudah dan serba digital untuk bisa kuliah di luar negeri.

Kesempatan itu yang diupayakan oleh Filzah Thahirah Amanina mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam Universitas Airlangga. Ia terpilih menjadi penerima beasiswa Jeonbuk National University, Jeonju Korea (JBNU) Fall semester Exchange Program 2022.

Sebelum mendaftar program JBNU, mahasiswa yang akrab disapa Filzah itu juga mendaftar program pertukaran pelajar pada platform yang berbeda. Namun, keberuntungan belum berpihak padanya. “Ada hikmah gagalku kemarin, ternyata jalanku bukan lewat jalur itu,” ujar Filzah.

Filzah mengaku banyak hal yang patut disyukuri selama hampir dua pekan berada di Korea, terkhusus program yang ia ikuti. JBNU memberikan akomodasi berupa biaya kuliah, asrama bagi mahasiswa, dan jatah makan tiga kali sehari selama weekdays.

“Buah di sini mahal. Jadi kalau mau makan buah nunggu jatah makan dari asrama pas weekdays,” ulas Filzah.

Menikmati Proses Studi

Salah satu mata kuliah yang diambil Filzah yaitu Analysis of Global Economy. Mata kuliah itu selinier dengan Prodi Ekonomi Islam yang ia tempuh di UNAIR. Filzah menyebut, dosen menggunakan bahasa Inggris dalam pembelajaran di kelas. Namun, mahasiswa asing tetap wajib mengikuti mata kuliah bahasa Korea dan belajar huruf hangul.

 

Mahasiswa asal Bengkulu ini menyebut, selain kuliah ia juga disibukkan dengan kegiatan study buddy. Kegiatan dari kampus itu untuk memudahkan mahasiswa atau dosen asing yang melakukan kunjungan.

Ada beberapa perbedaan masyarakat selama Filzah berada di Korea. Salah satunya, kebiasaan jalan kaki, naik skuter, dan bersepeda. Di kota, ia mengaku jarang sekali melihat kendaraan bermotor, kecuali yang biasanya digunakan oleh food delivery officer. Selain itu, masyarakat asli Korea umumnya menggunakan pakaian hitam atau putih dan menghindari warna pakaian yang mencolok.

“Aku jarang banget ketemu orang dengan pakaian yang mencolok, beda dengan Indonesia yang penduduknya punya klarifikasi cewek kue, cewek mamba,” tutur Filzah.

Protokol Kesehatan Ketat

Filzah merasakan, di masa pandemic ini protokol kesehatan di Korea cukup ketat. Tak hanya itu, ia jarang menemukan tong sampah dan jalanan di Korea terlihat bersih dan rapi. Selain itu, perbedaan waktu yang tidak terlalu jauh dengan Indonesia. Hanya dua jam lebih cepat ketimbang waktu Indonesia bagian barat (WIB).

Di akhir, ia menyebutkan banyak hal yang patut disyukuri dalam kehidupan ini. Semakin bersyukur, maka limpahan kebahagiaan juga akan datang. Filzah berharap, langkahnya itu membuka jalan generasi selanjutnya untuk juga mengikuti student exchange. (*)

Penulis: Mutiara Rachmi Karenina

Editor: Binti Q. Masruroh

Sumber: https://www.unair.ac.id/2022/09/07/sempat-gagal-di-awal-antarkan-mahasiswa-ekis-kuliah-ke-negeri-ginseng/

Tags :