Rencana Pemulihan Terancam, Menko PMK Dorong Perguruan Tinggi Berikan Kontribusi Monday, 31 October 2022 04:01

UNAIR NEWS – Meskipun dampak Covid-19 di Indonesia telah berangsur membaik, namun ancaman perang serta kemunculan penyakit jenis baru, tetap mengancam rencana global dalam mempercepat pemulihan dunia dalam segala bidang.

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Menko PMK RI), Prof Dr Muhadjir Effendy M A P menyatakan terdapat setidaknya empat krisis yang mengancam percepatan pemulihan. “Krisis energi, pangan, keuangan, dan yang hampir diabaikan yakni persenjataan,” sebutnya dalam Forum Rektor Indonesia (FRI) yang digelar di Airlangga Convention Center (ACC) Kampus MERR C, Universitas Airlangga (UNAIR).

Sebagai keynote speaker, ia juga menekankan pentingnya peran perguruan tinggi dalam menanggapi serta mengantisipasi krisis itu agar tidak membawa dampak buruk bagi Indonesia. “Perguruan tinggi harus dapat bergerak ke depan untuk mengantisipasi krisis-krisis yang mungkin terjadi. Utamanya dalam ketahanan pangan,” sebutnya.

Konferensi FRI 2022 mengangkat tema utama Peran Perguruan Tinggi dalam Mewujudkan Kedaulatan Pangan, Energi dan Obat Menuju Indonesia Emas 2045. Konferensi itu menjadi konvensi ke-28 sekaligus temu tahunan ke 24 bagi para rektor di Indonesia untuk membentuk strategi mengatasi solusi yang dihadapi bangsa.

Menko PMK menyadari ketergantungan akan beras oleh masyarakat Indonesia, menyebabkan terabaikannya bahan pangan alternatif. Dalam forum yang dihadiri oleh perwakilan lebih dari 300 institusi tersebut. Ia menekankan peran penting kampus sebagai pelopor yang dapat menggali kembali bahan pangan yang selama ini diabaikan.

“Kita membutuhkan masukan dan inovasi dari perguruan tinggi, misalnya masukan pendekatan ekosistem dalam bantuan sosial, mendiversifikasi bantuan langsung yang tidak hanya beras namun juga bahan pangan alternatif. Sehingga ketergantungan terhadap satu jenis bahan pangan dapat diatasi,” sebutnya.

Dalam kegiatan pada Sabtu (29/10/22), ia mengapresiasi adanya penanaman dua juta pohon yang akan dilakukan pada forum ini. Meskipun terlihat sepele, ia merasa penanaman pohon memiliki arti yang sangat filosofis, apalagi dengan jumlah yang tidak sedikit. 

“Karena menebang hanya membutuhkan waktu kurang dari sepuluh menit, namun menanamnya perlu lebih dari puluhan tahun,” sebutnya. Dari kiasan tersebut, ia ingin menunjukan agar revolusi mental juga harus digerakan dan diusahakan selama berpuluh tahun, agar dapat memanen hasil yang baik pula. (*)

Penulis : Stefanny Elly

Editor : Khefti Al Mawalia

Sumber : https://www.unair.ac.id/rencana-pemulihan-terancam-menko-pmk-dorong-perguruan-tinggi-berikan-kontribusi/

Tags :