UNAIR NEWS – Alfian Andhika Yudhistira merupakan sosok alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (UNAIR) yang sangat menginspirasi. Alumnus Program Studi Antropologi angkatan 2016 tersebut merupakan seorang disabilitas netra yang berhasil menuntaskan pendidikannya di UNAIR.
Saat ini Alfian bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan posisi analis sosial budaya Direktorat Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (Ditjen PPDT) Kementerian Desa. Selain itu, saat ini ia juga sedang menempuh pendidikan magister kebijakan publik di FISIP UNAIR.
Sebagai salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia, UNAIR membuka kesempatan selebar-lebarnya bagi siapapun yang ingin melanjutkan pendidikan di UNAIR. Hal ini dirasakan oleh Alfian, meski menjadi mahasiswa disabilitas netra pertama di UNAIR sekaligus penerima beasiswa Bidikmisi, ia mengungkapkan bahwa tidak ada kesulitan berarti saat menempuh studi.
“Tidak ada kesulitan yang berarti, ya. Hanya saja harus adaptasi dari awal, perkenalan ke dosen-dosen. Kalau untuk urusan pertemanan tidak ada masalah,” ungkapnya.
Meski mengalami keterbatasan, Alfian tetap semangat dalam menjalani perkuliahan hingga lulus tepat waktu. Ia punya cara tersendiri untuk memahami materi perkuliahan yang diberikan.
“Ada aplikasi pembaca layar. Kalau pasang aplikasi itu, apa yang ada di layar atau yang diketikkan lewat keyboard bisa dilakukan. Jadi tetap bisa membaca dan melakukan apa saja,” jelasnya.
Sosok orang tua menjadi motivasi bagi Alfian untuk terus merajut semangat dan asa. “Perjuangan orang tua tidak bisa dibayar tapi setidaknya bisa membuat orang tua lega karena anaknya bisa bekerja,” tutur laki-laki yang hobi bermain alat musik tersebut.
Kepedulian Alfian terhadap penyandang disabilitas netra membuatnya menciptakan sebuah buku saku dengan judul Enjoy Membangun Hubungan Kerja dengan Pegawai Disabilitas Netra. Buku tersebut ia tulis dengan tujuan untuk memberikan informasi mengenai pegawai dengan disabilitas netra dan kompetensi yang mereka miliki.
Buku saku tersebut dapat menjadi rujukan bagi seluruh instansi yang ada dalam menciptakan budaya kerja yang inklusif bagi tuna netra. Buku tersebut dibuat Alfian lengkap dengan video pendukung yang rutin dibagikan olehnya melalui kanal YouTube. Masyarakat dapat mengakses buku saku tersebut secara lengkap melalui link berikut http://sikapi.id/bekerja-dengan-disabilitas-netra-siapa-takuuuut/
Alfian berpesan kepada mahasiswa yang tengah menempuh studi untuk belajar dengan baik dan menuntaskan pendidikan dengan baik pula. “Menjadi mahasiswa tidak hanya lulus saja tapi tugasnya adalah bagaimana bisa mengimplementasikan ilmu yang didapat di kampus kepada masyarakat luas,” katanya.
Selain itu, Alfian turut mendukung menyandang disabilitas lainnya untuk senantiasa berproses. “Kita tidak bisa diam dan berpangku tangan saja. Sekarang sudah banyak peluang dan kesempatan. Tinggal bagaimana teman-teman mengasah kemampuan, meningkatkan kompetensi sehingga kita semua layak masuk ke peluang kerja yang ada,” ucapnya. (*)
Penulis: Icha Nur Imami Puspita
Editor: Binti Q. Masruroh
Sumber: https://unair.ac.id/mengenal-mahasiswa-disabilitas-netra-pertama-unair-yang-berhasil-jadi-asn-di-kementerian/