Rayakan Kiprah Tahun Ke-5 RSTKA, FK UNAIR Gelar Symposium Internasional Friday, 17 February 2023 09:24

 UNAIR NEWS – Menyambut 5 tahun berdirinya Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA), Fakultas Kedokteran (FK) UNAIR menggelar Symposium dengan tema “Adventure and Remote Medicine”. RSTKA yang bermula pada 2016 sampai saat ini masih eksis dan mulai mengagas ide baru untuk program berikutnya. 

Dekan Fakultas Kedokteran Prof Budi Santoso mengamini RSTKA menjadi role model atau contoh untuk seluruh fakultas kedokteran di Indonesia. “Kalau tidak ada tekad kita bersama, kalau tidak ada semangat yang gigih dari para pengurus dan semua yang terlibat, tidak mungkin usia RSTKA akan bertahan sampai 5 tahun,” ujarnya. 

RSTKA fokus untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan. Khususnya di daerah terpencil, tertinggal, dan terluar.  

Dalam simposium itu, hadir beberapa tokoh. Misalnya, Dirut RS Soetomo dr Joni Wahyuhadi; Dirjen Percepatan Pembangunan Derah Tertinggal Eko Sri Haryanto; Perwakilan Dirjen Bina Keuangan Daerah Kemendagri Rikie; Dirut BPJS Kesehatan Prof dr Ali Ghufron Mukti; Plt Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbudristek Ir Sri Gunami Pratiwi; serta Plt Direktur Fasilitas Pelayanan Kesehatan dr Aswan Usman M Kes.

Selain dari pemerintah, ada yang berasal dari institusi non-pemerintah. Yakni, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) M Adib Khumaidi; Plt Direktur RSUD Dr H Chasan Boesoirie Ternate Dr Alwia Assegah M Kes; dan beberapa perwakilan relawan RSTKA.

Kiprah 5 Tahun

Sebagai informasi, RSTKA berhasil mengunjungi 86 pulau, melakukan 1.621 operasi bedah umum, dan telah berkolaborasi dengan 2.200 relawan RSTKA. Tentu, angka yang tidak sedikit itu merupakan bentuk jerih payah relawan yang bahu membahu memberikan pelayanan kesehatan yang prima kepada masyarakat kepulauan dengan semangat cinta dan ungkapan rendah hati. 

Dalam momen kelahiran yang ke-5 itu, RSTKA mengagas sepuluh usulan aspek pelayanan kesehatan daerah terpencil. Itu yang menjadi kolegium Ilmu Kedokteran Petualangan dan Daerah Terpencil. Sepuluh usulan tersebut pertama, keterpanggilan dengan kekuatan karakter pengabdian. Kedua, kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama. Ketiga, kemampan menjangkau daerah yang sulit dijangkau.

Keempat, kemampuan bertahan hidup (survival). Kelima, ketajaman klinis. Keenam, pembekalan ilmu kesehatan masyarakat. Ketujuh, menghadirkan perubahan multidisiplin berbasis riset dan inovasi. Kedelapan, bekerja di daerah dengan setting lintang budaya. Kesembilan, pemanfaatan telemedicine. Kesepuluh, keterampilan visual dan jurnalistik.  

Dari sepuluh usulan tersebut, Dr Agus meminta secara langsung kepada dekan Fakultas Kedokteran UNAIR untuk menggarap modul pembelajar FK dengan mata kuliah elektif. Harapannya usulan tersebut bisa membekali calon dokter yang siap untuk membantu menyelesaikan kesehatan di daerah terpencil dan tertinggal. 

Penulis: Sintya Alfafa 

Editor: Feri Fenoria 

Sumber : unair.ac.id/rayakan-ultah-ke-5-rstka-unair-sukses-berlayar-ke-86-pulau-di-indonesia

Tags :