UNAIR NEWS – Indonesia merupakan daerah kepulauan. Menurut laporan Statistik pada 2021 terdapat 16.766 pulau yang tersebar di seluruh Indonesia. Meski berbentuk kepulauan, pemerataan pelayanan kesehatan hendaknya tetap berjalan dengan baik.
Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) mengemban tanggung jawab untuk memeratakan pelayanan kesehatan dari pulau satu ke pulau lainnya di Indonesia. Direktur RSTKA dr Agus Harianto SpB menuturkan bahwa keberadaan RSTKA sempat diragukan oleh berbagai kalangan.
“Dulu RSTKA ini sempat diragukan seberapa lama akan bertahan. Tapi program ini bisa tetap bertahan sampai usia kelima tahun sekarang dan akan terus berjuang memeratakan kesehatan di daerah-daerah terpencil,” tuturnya.
RSTKA memulai pelayaran pada tahun 2017 dengan tujuan Pulau Bawean dan Pulau Kangean. Tahun demi tahun telah terlewati hingga pada akhirnya mencapai usia yang kelima. Pada tahun 2023 tercatat RSTKA telah berlayar mengunjungi 86 pulau dengan membantu melahirkan 86 bayi melalui pelayanan sectio caesarea. RSTKA melayani 1621 pelayanan bedah umum, melakukan 1443 operasi mata dengan dibantu oleh 2200 relawan dari berbagai bidang.
Bupati Sumenep turut memberikan apresiasi pada perayaan ulang tahun RSTKA yang kelima ini. Pada perayaan ulang tahun yang bertajuk Symposium Adventure and Remote Medicine: An Approach for Maritime Based Health Services yang dilaksanakan Sabtu (11/2/2023) tersebut Achmad Fauzi mengungkapkan bahwa kehadiran RSTKA merupakan solusi dari masalah pemerataan layanan kesehatan yang ada. “RSTKA ini menjadi sebuah solusi. Maka hadirnya RSTKA di tengah masyarakat benar adanya,” ungkapnya.
“Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri dalam menghadapi masalah ini harus ada kerja sama dengan berbagai pihak, salah satunya RSTKA. Sehingga kedepannya RSTKA dapat menjadi role model pengembangan pelayanan kesehatan yang ada,” imbuh Fauzi.
Sepak terjang RSTKA ini menghasilkan usulan mengenai Ilmu Kedokteran Petualangan dan Daerah Terpencil yang diberi nama Adventure and Remote Medicine. Usut punya usut, ilmu ini bukan merupakan ilmu baru. Sebab, di beberapa negara seperti United Kingdom dan Australia sudah lebih dulu mempelajari hal ini.
Ilmu ini tidak hanya mengajarkan tentang keterampilan dalam ilmu kedokteran tapi juga melatih ketajaman serta kemampuan tatalaksana klinis dalam keterbatasan. “Suatu saat kita akan punya kolegium ya namanya kolegium kedokteran petualangan dan daerah terpencil itu impian saya. Karena ini berdasarkan pengalaman yang sudah kita lakukan,” terang dr Agus.
Selain itu, usulan lain yang disampaikan adalah membangun sistem kesehatan berbasis maritim dan membangun armada rumah sakit terapung. “Rumah sakit terapung yang langsung berada di bawah naungan Kementerian Kesehatan sebagai model atau standar. Perlu dana memang, tapi jika ini benar-benar untuk rakyat apa sih yang mahal,” pungkas dr Agus. (*)
Penulis: Icha Nur Imami Puspita
Editor: Binti Q. Masruroh
Sumber : unair.ac.id/5-tahun-berlayar-rstka-usulkan-ilmu-kedokteran-petualangan-dan-daerah-terpencil