UNAIR NEWS – Mahasiswa SIKIA UNAIR kembali menorehkan capaian yang membanggakan. Kali ini datang dari kompetisi Aksi Lingkungan oleh Anak Muda dari Ecoranger X UNICEF pada Sabtu (15/4/2023). Tim SIKIA Raih Pendanaan Aksi Lingkungan.
Tim bernama Envirangers tersebut beranggota 3 mahasiswa Sekolah Ilmu Kesehatan dan Ilmu Alam (SIKIA) UNAIR Banyuwangi. Terdiri atas Firrial Eksa Maulidania Putri (S1-Kesehatan Masyarakat SIKIA, Angkatan 2021), Muhammad Ridwan (S1-Kesehatan Masyarakat SIKIA, Angkatan 2022), dan Diza Ulya Nurfaizah (S1-Kesehatan Masyarakat SIKIA, Angkatan 2022). Mereka raih pendanaan Ecoranger X UNICEF.
Ketua Tim Firrial Eksa Maulidania Putri menuturkan pada kompetisi tersebut merupakan langkah inisiasi anak muda dalam melakukan aksi nyata di Indonesia. Rasa senang dan bahagia menyelimuti tim tersebut karena berhasil mendapatkan juara I nasional. Nanti, tim tersebut mendapatkan pendanaan dalam rangka pelaksanaan aksi nyata dari ide mereka.
“Alhamdulillah senang dan bahagia ya. Karena, kami juga tidak menyangka bisa sampai di titik sejauh ini. Alhamdulillah kami mendapat juara I Nasional,” tuturnya.
Permasalahan limbah bulu ayam membuat lingkungan Pantai Sobo menjadi kotor dan bau. Selain itu, kawasan pesisirnya memiliki banyak sampah organik dan anorganik yang berasal dari sampah kiriman laut.
Dengan adanya permasalahan dan potensi tersebut, Firrial bersama rekannya memberikan alternatif solusi dengan pembuatan POC bulu ayam. Termasuk aksi pembersihan pantai bersama masyarakat di Pantai Sobo, Banyuwangi.
“Kami akan menciptakan POC dari limbah bulu ayam yang aman dan ramah lingkungan. Agar mengurangi pencemaran yang diakibatkan bulu ayam dan menjadikan Pantai Sobo bersih dari sampah,” ungkapnya.
Firrial mengatakan memiliki lima strategi aksi dalam pengolahan limbah dan peningkatan lokasi Wisata. Pertama, pemilahan limbah bulu ayam. Kedua, pembuatan pupuk cair organik dari limbah bulu ayam.
Ketiga, program sosialisasi kesehatan lingkungan dan pengolahan limbah. Keempat, aksi clean up pantai sobo. Kelima, aksi peningkatan lokasi wisata dengan penanaman pohon cemara. Dalam pelaksanaan program nantinya tidak hanya akan dilakukan oleh tim mereka sendiri, namun juga mengajak rekan mahasiswa sebagai relawan dalam program Germanium tersebut.
“Kami akan mengolah limbah bulu ayam yang notabenenya tidak memiliki nilai jual menjadi pupuk cair organik,”.
Melewati seleksi kompetisi selama kurang lebih satu bulan. Tim tersebut berulang-ulang melakukan mentoring untuk pembuatan proposal. Firrial menyebut saat maju di tahap 30 besar proposal untuk penajaman proposal lebih dalam lagi walaupun dalam waktu yang sangat singkat.
Sedangkan saat lolos pada fase sembilan besar proposal terpilih, mereka lebih banyak melatih persiapan penjurian final. Bahkan pada sesi penjurian dinilai oleh orang yang telah berkompeten di bidang lingkungan. Di antaranya adalah dari perwakilan UNICEF, KLHK, Ecoranger, dan Greeneration.
“Hal tersebut menjadi tantangan dan pengalaman baru bagi kami. Selain itu, kami belajar banyak dari saran dan masukan yang mereka berikan,” sebutnya.
Mahasiswa KESMAS SIKIA itu berharap dapat melaksanakan program tersebut dengan baik dan mencapai target indikator yang telah dirancang. Sehingga program tersebut dapat memberikan aksi dan dampak positif yang nyata bagi masyarakat dan lingkungan yang berkelanjutan.
“Kami juga berharap meskipun serangkaian kegiatan dari program kami ini selesai di akhir bulan mei nanti. Tapi, pemanfaatan limbah bulu ayam yang kami inisiasikan dapat terus dilakukan secara berkelanjutan,” harapnya.
Penulis: Azhar Burhanuddin
Editor: Feri Fenoria
Sumber : unair.ac.id/mahasiswa-sikia-raih-pendanaan-aksi-lingkungan-ecoranger-x-unicef