Bekerja dengan hati tidak hanya untuk duniawi Monday, 03 July 2023 10:12

Kesuksesan seorang manusia tidak hanya diukur sebatas pada setinggi apa ilmu yang ia miliki. Dibutuhkan kerja keras, pantang menyerah, dan doa yang terus mengalir kepada Sang Maha Pencipta. Hal itulah yang turut membawa seorang Jamilah Bauzir untuk membangun pondasi bisnis yang membawa kebermanfaatan tidak hanya bagi dirinya, namunjuga orang-orang yang ada di sekitarnya.

Alumnus Fakultas Farmasi — (FF) Universitas Airlangga (UNAIR) angkatan 1981 itu membagikan kisah perjalanan dan kerja kerasnya bersama keluarga untuk mendirikan PT Miswak Utama. Berdiri sejak 1993 di Bangil, perusahaan itu berfokus memproduksi berbagai jenis produk kebersihan dan kecantikan berbahan dasar siwak maupun yang lain. Tidak hanya berpusat di Bangil, PT Miswak Utama pun telah membuka cabangnya di Saudi Arabia.

Mengawali petualangan Karirnya sebagai seorang lulusan FF UNAIR, Jamilah mengakui bahwa pelajaran dan kurikulum pendidikan Farmasi kala itu belum semapan sekarang. “Saat itu pelajaran di Farmasi masih didominasi teori-teori yang seolah tidak nyata. Akhirnya saya harus banyak mencari ilmu dari luar untuk mengembangkan riset di PT Miswak Utama. Ini tentu berbeda dengan zaman anak saya yang juga lulusan FF UNAIR,” cerita perempuan kelahiran 6 Januari 1963 itu.

Meski begitu, Jamilah berhasil perlahan membangun karimya. Pekerjaan pertamanya adalah menjadi apoteker di Apotek Sultan Agung di Bangil pada tahun 1989 dan Apotek Duta Medika Surabaya tahun 1992. Menmiliki pekerjaan yang telah mapan, pada masa-masa itulah Jamilah mulai dihinggapi kegelisahan.

“Saya di apotek sering merasa tidak enjoy. Mungkin karena kerjanya hanya duduk dan semua obat telah tersedia. Rasanya ilmu yang saya pelajari tidak keluar dengan maksimal. Subhanallah semua berubah saat adik saya dari Saudi datang ke Indonesia,” kenangnya.

 

 

Keterbatasan Tak Halangi untuk Berinovasi

Tidak pulang dengan tangan kosong, sang adik ternyata membawa hasil riset dari King Faisal University yang dilakukan oleh seorang dokter gigi asal Indonesia. Melalui riset itu,  Jamilah tertantang dan mendapat ide untuk membuat pasta gigi berbahan dasar siwak.

“Saya memulai percobaan dari dapur rumah dengan alat-alat sederhana seperti mixer. Jadi sepanjang tahun 1993 itu, saya terus bereksperimen mulai dari dapur rumah hingga produksi menggunakan mesin besar,” ujarnya.

Jamilah bercerita bagaimana saat itu pemakai pertama produk buatannya adalah keluarganya sendiri. Walaupun masih dalam tahap percobaan, namun mereka bisa merasakan manfaat besar yang dibawa pasta gigi siwak tersebut. Hal itulah yang mendorong Jamilah dan keluarga untuk memasarkan produk yang diberi nama pasta gigi Siwak F tersebut kepada masyarakat.

Namun bukan kesuksesan namanya jika tanpa perjuangan berat. Manfaat besar yang dirasakan Jamilah ternyata tidak begitu saja dapat tersampaikan pada masyarakat. Produksi pertama pasta gigi yang mengandung serbuk siwak itu tidak habis di pasaran dalam kurun waktu 3 bulan.

“Tapi kami tidak putus asa. Kami tahu produk ini bagus dan terus berusaha. Usaha dan doa kami syukurnya dikabulkan saat pasta gigi Siwak F didistribusikan oleh Salim Group,” katanya.

Meski kolaborasi dengan distributor besar itu berjalan singkat, namun momen ersebut menjadi jalan bagi pasta gigi siwak F untuk dikenal dan bahkan laku keras di pasaran. Produksi untuk ketiga kalinya pun tidak mampu memenuhi angka pemesanan yang membludak. Momen inilah yang kemudian menjadi cikal bakal PT. Miswak Utama.

 

 

Rajai Pasar Timur Tengah

Sembari membangun pasar dalam negeri, Jamilah dan timnya temyata juga berusaha membuka corong ekspor ke luar negeri, khususnya Timur Tengah. Melalui bantuan sang adik, produk-produk dari PT. Miswak Utama pun mulai banyak dikirim ke negara-negara Timur Tengah seperti Saudi Arabia, Turki, Yaman, Aljazair, dan lain sebagainya. Pasar negara Amerika Serikat, Mesir, Australia, Malaysia, hingga Jerman pun juga telah ditembus.

Besarnya permintaan ekspor itulah yang mendorong PT. Miswak Utama bersama perusahaan Misfaco asal Saudi Arabia membuka cabang di Saudi Arabia. Meski berada di luar negeri, namun Jamilah dan tim melakukan riset secara mandiri di Indonesia untuk semua produk yang ada disana. Begitu pula dengan staf dan pekerja yang banyak di antaranya didatangkan langsung dari Indonesia. 

Kini setelah 28 tahun berdiri, Jamilah bersama timnya telah mampu memperluas produksi mulai dari pasta gigi, obat kumur, shampoo, cologne, parfum, sabun, deodorant, obat nyamuk, serta berbagai produk perawatan kebersihan dan kecantikan lain. 

Dari sekian banyak macam produk yang ditawarkan, keseluruhan riset pun ternyata digawangi oleh Jamilah sendiri beserta seorang sahabat — karibnya Dra. Anna Badrichah, Apt. yang juga alumnus FF UNAIR. Selama 15 tahun terakhir, dua Ksatria Airlangga itu terus berkolaborasi mengembangkan formula dan produk baru yang dapatmembawa manfaat bagi masyaraka

Tidak hanya — untuk — produksi perusahaan, keduanya juga menerima berbagai permintaan maklon (kegiatan manufaktur produk yang dilakukan untuk memenuhi permintaan pihak lain -red). Permintaan maklon itupun datang dari berbagai instansi dari dalam dan luar negeri. Mulai dari NASA, HPAI, hingga perusahaan-perusahaan asal Jerman dan Jepang.

Meski menerima banyak tawaran, Jamilah tidak menyangkal bahwa dibutuhkan ketelatenan dan kerja keras untuk menghasilkan sebuah produk
baru melalui riset. “Kadang satu 
formula dikerjakan selama berbulan-bulan bahkan tahunan. Tapi kami tidak pernah memandang itu sebagai kesulitan. Sebisa mungkin jalani dengan happy dan yakin. Jika ternyata nantinya mentok tanpa hasil, ya berarti itu sudah yang terbaik dan jalan yang diberikan Allah,” ungkapnya.

 

Dirikan Sekolah Agama Bersama Keluarga

Kesuksesan dunia adalah sesuatu yang takkan ada habisnya. Hal itulah yang diyakini oleh Jamilah. Dengan berbagai capaian Karir yang ia raih, Jamilah berusaha untuk tidak terus terpaku pada kehidupan duniawi semata. Dalam masalah pekerjaan misalnya, Jamilah berusaha sebisa mungkin untuk terus memperlihatkan peran PT. Miswak Utama di antara masyarakat.

“Kami sering mengambil pekerja dari orang-orang di sekitar Bangil. Jika ada masalah seperti banjir atau bencana lain, kami juga berusaha untuk selalu hadir di antara mereka,” imbuhnya.

Keyakinan tersebut juga mendorongnya untuk mendirikan sebuah sekolah Tahfidz Ar-Royyan di kota kelahirannya, Surabaya. — Bersama  keluarga dan sahabat, Sckolah Tahfidz Al ersebut menyediakan jenjang  pendidikan mulai taman kanak-kanak.

“Selain mempelajari mulai Taman agamaKanak-Kanak Islam dan UNAIR al-qur’an, di sekolah murid juga akan mendapatkan pengetahuan umum. Sekolah Tahfidz kami terbuka untuk semua kalangan. Dari anak tukang sampah sampai anak direktur pun ada,” terang Jamilah.

Anak-anak yang bersekolah disana pun dapat membayar uang sekolah semampu mereka. Melalui kebijaksanaan itu, Jamilah dan keluarga berusaha untuk mencetak generasi cerdas dan penghafal qur’an yang tidak harus terhalang oleh dana pendidikan.

Dari berbagai sepak terjang dan pengabdiannya tersebut, Jamilah mengingatkan bahwa semua yang di seorang manusia bukanlah hasil kepintaran dan kemampuannya semata. “Jangan pernah takut dan khawatir untuk mencoba memulai hal baru. Usaha, tawakal, dan doa adalah kuncinya. Setelahnya kita hanya perlu berserah dan mensyukuri hasilnya,” tandasnya.

 

Sumber :  Jejak Langkah Ksatria Airlangga Edisi VI

Tags :