Belajar Terus Dimanapun Berada Monday, 03 July 2023 10:56

Menjadi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) pasti selalu diidentikkan dengan kegiatan demonstrasi Hal itu pun tidak ditampik oleh Sofyan Hendra Fatkhurohman, S.Sos., salah seorang alumni Ilmu Komunikasi FISIP UNAIR tahun 2004. Pria yang kerap disapa Sofyan itu menceritakan bahwa dirinya mengisi masa studi selama 10 semester dengan berbagai kegiatan diskusi dan demonstrasi.

“Dulu saya juga aktif menjadi Menteri Sosial Politik di BEM FISIP UNAIR, HIMA Ilmu Komunikasi, dan SKI FISIP,” tambahnya.

 

Belajar dari Nol

Usai menamatkan studinya, pria yang lahir di Madiun itu langsung terjun ke dunia jurnalistik dengan menjadi wartawan di Jawa Pos. Sebagai lulusan dari FISIP, Sofyan berpiki! nya akan ditugaskan untuk meliput isu-isu yang berkaitan dengan politik. Namun, realitas dunia kerja justru menempatkannya menjadi wartawan di bidang ekonomi makro, hal yang dari awal sebenamya tidak dia senangi.

“Saya itu sebal sekali dengan Ilmu Ekonomi ketika kuliah dulu. Dalam bayangan saya, ckonomi hanya mempelajari angka-angka saja. Oleh itu, menjadi wartawan bidang ekonomi sangat di luar ekspektasi dan mau tidak mau harus belajar dari nol,” ceritanya.

Meski begitu, Sofyan menyadari bahwa menjadi seorang wartawan memang dituntut untuk memahami segala isu. Berkat ketekunannya dalam belajar dengan membaca banyak buku ckonomi, jurnal ckonomi, majalah, karya ilmiah dan lain-lain, pria 39 itu kini sudah mahir dengan berbagai isu ekonomi. Selain itu, profesinya sebagai wartawan menurut Sofyan juga menjadi privilege tersendiri untuk lebih cepat belajar ekonomi karena bisa berdiskusi langsung dengan para pakar ekonom.

“Ternyata asik juga ya belajar hal yang beda. Kalo boleh sombong sekarang pengetahuan ekonomi saya sudah bisa dikatakan sejajar bahkan lebih unggul daripada lulusan Sl ekonomi haha,” candanya.

 

Suka Duka Menjadi Wartawan

Berkecimpung menjadi wartawan sejak tahun 2005 hingga kini tentu memberikan banyak pengalaman tersendiri bagi Sofyan. Tercatat, dirinya mengawali karir sebagai wartawan Jawa Pos sejak Maret 2005 hingga tahun 2013. Setelah itu, dia diangkat menjadi Manajer Online Jawa Pos. Setahun kemudian, Sofyan menjabat sebagai Kepala Biro Jawa Pos Jakarta selama satu tahun sebelum akhirnya berpindah menjadi Redaktur Jawa Pos. Kemudian, pada tahun 2016 dirinya menduduki posisi sebagai Deputy Managing Editor Jawa Pos. Hingga saat ini, Sofyan menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Jawa Pos TV.

Salah satu hal yang paling berkesan selama 15 tahun berproses di Jawa Pos menurut pria yang berulang tahun setiap tanggal 15 Juni adalah bisa belajar banyak hal dan menggali isu-isu yang tengah menjadi perbincangan dari para ahlinya secara langsung. Selain itu, kesenangan lainnya menurut Sofyan adalah mendapat bonus bisa jalan-jalan ke luar kota dan luar negeri.

“Hal itu juga yang membuat saya memiliki prinsip bahwa kita harus belajar terus di manapun berada. Berkat prinsip itulah saya bisa berada di posisi sckarang,” ungkapnya.

Ditanya perihal duka dan tantangan selama menjadi wartawan, Sofyan mengaku cukup enjoy menjalani profesinya sehin tidak mengalami problem tersendiri yang mengganggu.

“Paling dukanya ya pas awal-awal dulu, harus ekstra belajar mengenai ilmu ekonomi. Tapi saya anggap hal itu sebagai sebuah tantangan,” ujarnya.

 

Ikuti Chicago Marathon

Pada tahun 2016 lalu, Sofyan menceritakan bahwa dia mendapat tugas untuk meliput pemilihan presiden di Amerika. Selama 1.5 bulan di sana, dirinya juga sekaligus bertugas melaporkan kegiatan New York City Marathon. Dalam tugasnya itu, melihat semangat para pelari untuk bisa sampai garis finish membuat Sofyan seketika tertarik dengan olah raga lari. Dia pun bertekad untuk menekuni lari setelah pulang ke Indonesia.

Setahun kemudian, tepatnya pada 2017 Sofyan memberanikan diri untuk mengikuti Jakarta Marathon. Tidak hanya itu, dia juga berulang kali mengikuti undian untuk bisa lolos mengikuti World Marathon Major (WMM). Berulang kali gagal tidak menyurutkan semangatnya untuk terus mencoba hingga akhirnya pada 2019 lalu Sofyan berhasil berpartisipasi dalam Chicago Marathon.

“Saya itu bisa sampai nangis saat pertama kali menekuni hobi lari dan bisa sampai garis finish,” ceritanya.

Usai mengikuti Chicago Marathon, Sofyan mengungkapkan masih ingin terus berjuang untuk bisa mengikuti kegiatan WMM lainnya. Namun sayangnya, pandemi Covid-19 membuat impiannya itu sementara harus tertunda. “Selain ingin ikut WMM, salah satu rencana saya saat ini adalah ingin punya aktivitas sosial yang bisa berguna bagi masyarakat luas,” harapnya mengakhiri sesi wawancara.

 

Sumber :  Jejak Langkah Ksatria Airlangga Edisi VI

Tags :