Rintis Karircare Demi Bantu Generasi Muda Wednesday, 12 July 2023 15:00

Seiring dengan perkembangan zaman, kualitas sumber daya manusia menjadi salah satu aspek paling utama. Terlebih untuk Negara berkembang seperti Indonesia, meningkatkan kualitas SDM masih menjadi sebuah pekerjaan rumah besar. Semakin meningkatnya jumlah lulusan universitas, tingginya angka persaingan, dan minimnya pelatihan yang ada menjadi beban tersendiri bagi generasi muda kita.

 

Restu Bagus Wicaksono, S.M

Restu Bagus Wicaksono atau akrab disapa Cak Tu, salah satu alumni terbaik Universitas Airlangga, sadar betul akan hal itu. Berbekal pengalaman yang ia miliki, Cak Tu memberanikan diri untuk meluncurkan PT. Menuju Karir Gemilang Indonesia atau biasa dikenal dengan Karircare Indonesia, sebuah platform yang berfokus di bidang pengembangan karir melalui career coaching, career buddy program, career event, career assessment dan tentunya melalui training/workshop.

Kehadiran — Karircare — menjadi sebuah angin segar untuk generasi muda. Berbagai layanan yang ditawarkan sangat membantu untuk meningkatkan keterampilan, pengalaman, dan kepercayaan diri peserta. Hal ini membuat peserta program lebih siap dan lebih mampu untuk bersaing serta terjun ke dunia kerja.

Lahirnya Karircare berawal dari pemikiran Cak Tu terkait people development dan manfaatnya baik bagi perusahaan maupun karyawan itu sendiri. Menurutnya, faktor penting untuk mengembangkan kualitas sumber daya — manusia — adalah — adanya keseimbangan antara sanksi dan apresiasi prestasi. Sanksi administrasi maupun non-administrasi harus tegas dilakukan tanpa pandang bulu. Disisi lain, memastikan agar seluruh karyawan tidak hanya mengetahui namun juga memahami esensi pekerjaan mereka melalui pelatihan yang komprehensif, pun harus dilakukan secara konsisten. Pemikiran itulah yang menjadi salah satu faktor pendorong bagi Restu untuk mendirikan Karircare.

Meskipun disertai tekad yang kuat, merintis perusahaan berbasis training tentu saja tidak mudah. Cak Tu berkisah bahwa salah satu tantangan dalam dunia training adalah kecenderungan untuk melakukan in-house training. Kebanyakan perusahaan melakukan hal tersebut dengan cara menawarkan jasa dan layanan yang dimiliki ke perguruan tinggi dan perusahaan.

“In house training adalah sebuah zona nyaman bagi perusahaan training. Padahal, menurut saya, tantangan sebenarnya ada di public training,” tegasnya.

Ia pun mencoba untuk menjawab tantangan itu bersama Karircare. Seiring berjalannya waktu, karircare mulai berkembang. Cak Tu bahkan sudah mulai berani membentuk tim yang lebih besar demi memberikan layanan yang lebih baik dan beragam.

Memasuki tahun ketiga, Karircare semakin melebarkan sayapnya dengan melun- curkan beberapa program unggulan. Salah satunya adalah Career Buddy Program yang kini menjadi fokus utama Cak Tu dan tim. Program ini dikhususkan untuk para mahasiswa dan Jresh graduate.

“Tujuan utama Career Buddy Program adalah membantu para peserta untuk segera mendapatkan pekerjaan. Para peserta akan dilatih terkait bagaimana cara lolos tes psikologi, — wawancara perusahaan, menyusun curriculum vitae, hingga bagaimana cara membuat profil linkedin yang menarik. Semuanya akan diajarkan disana,” jelas Cak Tu.

Selain meluncurkan program unggulan, Cak Tu mengungkapkan bahwa salah satu kunci utama saat berkecimpung dalam dunia training adalah mengetahui kekuatan yang dimiliki. How we deliver, ungkap Cak Tu, juga menjadi hal penting dalam membentuk karakter Karircare.

“Memahami kelebihan dan kekuatan yang dimiliki, itu menjadi kunci untuk kita. Sebagai perusahaan training, kita harus berani untuk menerima tantangan yang ada dan punya karakter sendiri,” ujarnya.

 

Pelajaran Berharga dari Organisasi

Saat memulai kariernya, Cak Tu sama sekali tak terpikir untuk memasuki dunia fraining. Ia terlebih dahulu bergabung dengan beberapa perusahaan swasta ternama, baik lokal maupun asing, yang bergerak di bidang logistik. Serasi Logistic Indonesia (An Astra Logistic Company), Cipta Krida Bahari (subsidiary Trakindo Group, Tbk), RPX Logistic, SAP Express, Tbk, hingga platform jual beli online yang berstatus decacorn, Lazada pernah disinggahinya untuk meniti karir.

Selama berkarir di bidang logistik, Cak Tu mendapatkan banyak pengalaman dan pencapaian yang luar biasa. Ia juga pernah menjadi pembicara di beberapa event penting, bahkan forum yang diadakan oleh ASEAN. Salah satu yang paling berkesan bagi Cak Tu adalah saat ia berhasil meluncurkan sistem kemitraan kurir baru di LAZADA

“Saya bersama LAZADA membuat inovasi sistem kemitraan baru untuk kurir. Jika biasanya kurir mendapatkan gaji setiap bulannya, kami membuat sistemnya menjadi pendapatan harian, tapi tetap dengan memberikan insentif bagi para kurir,” kisahnya.

Kepiawaian Cak Tu dalam berinovasi dan melahirkan ide-ide baru tentunya tak terlepas dari pengalaman yang ia dapatkan selama berkuliah. Tak hanya datang ke kampus untuk belajar, pria kelahiran Manado berdarah Bugis-Jawa ini juga giat berorganisasi. Ia bahkan sempat menjabat sebagai Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa Manajemen.

“Sejak SMA saya memang aktif berorganisasi, jadi saya melanjutkan lagi saat berkuliah. Saya sempat bergabung dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Himpunan Mahasiswa (HIMA), aktif juga di olahraga seperti futsal dan basket, bahkan pernah ikut membawa jurusan menjadi juara di Dekan Cup,” kenang Cak Tu.

“Sebenarnya saya mahasiswa yang biasa saja, IPK juga standart. Bahkan sempat nasakom di awal2 semester. Saya berjuang keras agar bisa mencapai IPK 3. Tetapi, pengalaman — organisasi itu sangat membantu — saya — untuk — mengasah keterampilan dan memberi banyak ilmu baru,” lanjutnya.

Sebagai seorang mahasiswa Manajemen Universitas Airlangga, Cak Tu banyak belajar dari para pengajar maupun teman-temannya. Baginya, suasana di UNAIR sangat mendukung untuk belajar. Bukan hanya dari sisi akademis, kemampuannya dalam memimpin dan bersosialisasi — juga terasah selama berkuliah.

 

“Pengalaman dari kuliah, baik di dalam maupun di luar kelas semuanya berkesan. Bagaimana cara belajar, bagaimana cara memimpin tim di saat ideal maupun tidak ideal, semuanya sangat berguna dan dapat diterapkan saat saya masuk ke dunia kerja. Rasa kekeluargaan juga saya dapatkan semasa berkuliah,” ungkapnya.

Cak Tu menjadikan hal tersebut sebagai pelajaran berharga yang terus dibawanya hingga kini. Baginya, bagaimana cara melakukan pendekatan dengan rekan kerja maupun relasi bisnis adalah hal yang penting.

“Karena walaupun target kita ujungnya angka, tapi perusahaan tidak melulu soal angka. Kita juga berhadapan — dengan — manusia,” pungkas Cak Tu.

 

Sumber :  Jejak Langkah Ksatria Airlangga Edisi VI

Tags :