Mahasiswa FTMM Ikuti Ajang Internasional Shell Eco-marathon di Lombok Friday, 21 July 2023 09:52

UNAIR NEWS – Mahasiswa Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) Universitas Airlangga (UNAIR) mengirimkan delegasinya pada kompetisi mobil hemat energi yang diadakan oleh Shell. Shell merupakan perusahaan minyak dan gas multinasional Britania Raya. Kompetisi ini berlangsung pada ( 4-9/7/2023) di International Sirkuit Mandalika, Lombok.

Dengan bernamakan Rasena UNAIR EV Team, mereka adalah Beno Abriyan Syah, Rizky Agung Perdana, Andini Dwi Kartika P, Dede Syahputra, Yuriz Fadil Wardana, Jonathan Deven, Adnan Purnama Putra, Fahreza Ismayana, Gilbert Samuel Frederic H, Venny Aminda Tazayul, Fisco Muhammad Firdaus, Thoriq Hady Benson, dan Haydar Yahya Alzahroni S dan pembimbing Dr Agus Mukhlisin ST MT.

Menjadi Delegasi Pertama dalam Kompetisi tersebut
Menjadi fakultas baru serta angkatan pertama tentunya harus menghadapi berbagai rintangan yang ada pada sebuah kompetisi. Pasalnya Beno selaku general manager dan rekannya tidak memiliki figur kakak tingkat di fakultas sebagai contoh evaluasi pada kompetisi sebelumnya. Namun meski demikian tim ini tetap kompetitif dan berjuang untuk membanggakan almamater. 

“Perasaan kami sangat senang bisa mengikuti kompetisi ini. Karena pertama kali bagi kami mengikuti ajang lomba ini maka untuk bisa lolos di tahap pertama atau lolos di technical inspection juga merupakan suatu kebanggaan atas kerja keras kami beberapa bulan yang lalu,” kata Beno.

Kompetisi itu merupakan ajang kompetisi mobil yang paling hemat. Namun untuk membuktikannya, maka masing-masing tim harus membalapkan mobilnya dalam beberapa lap putaran. Dan sebelum mobil-mobil tersebut race (balapan), maka harus dipastikan kelayakan serta keamananya. 

Maka dari itu dilakukan technical inspection and safety inspection. Dan apabila mobil tersebut lolos verifikasi maka akan diberikan stiker sebagai tanda izin diperbolehkannya untuk race.

 

Lalui Berbagai Proses Seleksi

Pada kompetisi tersebut terdapat tiga fase yang harus tim Rasena lalui. Pertama yaitu pendaftaran tim, nama tim, nama mobil, desain dan material mobil. Selanjutnya fase kedua progres pembuatan mobil, electrical dan mechanical dokumen. Dan yang ketiga shipping sekaligus keberangkatan tim ke tempat kompetisi di sirkuit.

“Pada proses pendaftaran kami juga harus mengirimkan bahan material dari mobil yang kami rancang ini. Kemudian bahan bakar penggeraknya secara spesifik, dan lain-lain. Lalu setelah itu akan lanjut ke tahap yang paling mendebarkan yaitu race,” lanjutnya.

 

Rasena Tim Hadapi Berbagai Rintangan 

Meskipun telah mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang, Rasena tetap menemukan hambatan baik yang berasal dari internal maupun eksternal. Pasalnya Beno mengatakan bahwa pada saat uji kelayakan dan uji safety, mereka terkendala pada bagian ban yang tidak sesuai sehingga harus mencari dan mengganti ban dalam waktu singkat.

“Pada saat itu di Mandalika sering hujan, dan karena kita menggunakan ban racing kami menggantinya agar tidak terjadi selip yang membuat tim kami tidak boleh race. Sehingga kita harus membeli dan mengganti keempat bannya agar bisa lolos,” jelas Beno.

Hambatan kedua terjadi pada wiper mobil yang tidak menyapu bersih air pada kaca.Selain itu juga safety seat belt mereka yang tidak memiliki adjustment sehingga mereka harus berupaya mencarinya di sekeliling lombok.

“Pada saat itu juga panitia meminta adjustment sehingga kita mengakalinya dengan membeli safety seat belt biasa dan kemudian diaplikasikan di seat belt,” katanya.

Bahkan pada saat race tim ini juga mengalami kendala pada transmisi dan controller. Sehingga ketika balapan mobil mereka mengalami overheat dan dan sistemnya mati sehingga harus di derek untuk diperbaiki.

 

Tetap Semangat Mengikuti Kompetisi

Meskipun demikian, mobil rancangan tim Rasena itu merupakan permulaan yang bagus untuk pembelajaran dan pengembangan bagi adik-adik tingkat berikutnya. Pasalnya pada kompetisi tersebut mereka merancang dan mengonsep semua pembuatan mobil dari nol.

“Semua proses pembuatan dimulai dari nol oleh mahasiswa tanpa melibatkan bantuan jasa manapun. Contoh controller-nya kami bikin sendiri, mulai dari body, mesin, sistem kelistrikan, dan lain-lain,” paparnya. 

Sehingga harapannya melalui pengalaman kompetisi itu tim Rasena dapat mengevaluasi segala hambatan yang merintangi tim mereka. Dan pada perlombaan berikutnya mereka akan mengirimkan mobil ini kembali dengan keadaan yang lebih proper.

“Kami belajar banyak dari kompetisi ini dan nantinya kami akan mengevaluasi mobil ini dengan optimal. Misalnya kami akan mengganti ban nya pada ban sebelumnya dan mengoptimasi controller-nya. Lalu kami akan membuat body mobil yang baru dengan mengevaluasi body sebelumnya agar tetap menjadi mobil hemat energi,” tutupnya.

 

Penulis: Monika Astria Br Gultom

Editor: Khefti Al Mawalia

Sumber : unair.ac.id/mahasiswa-ftmm-ikuti-ajang-internasional-shell-eco-marathon-di-lombok

Tags :