Alumni UNAIR Teliti Red Flag untuk Deteksi dan Investigasi Secondary Psychosis Tuesday, 07 November 2023 02:32

UNAIR NEWS  – Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga (FK UNAIR) kembali menggelar Airlangga Webinar Conference Series (AWCS) ke 123 bertajuk “Psychiatric and Mental Health”. Tahun  ini, Gelaran AWCS UNAIR berkolaborasi dengan Ikatan Alumni  Pengurus Cabang Inti (IKA PCI) Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga di Inggris pada Sabtu (28/10/2023).

“Kita ketahui bersama bahwa kasus psychiatric dan mental disorder kian meningkat. Hal ini tak hanya dialami oleh negara maju, namun di Indonesia sendiri juga mengalami hal serupa. Hal itu merupakan dorongan kami mengangkat isu mental pada gelaran AWCS tahun ini,” papar Dekan Fakultas Kedokteran Prof Dr Budi Santoso dr SpOG Subsp FER. 

Kenali Psikosis

Berangkat dari masalah psikosis yang belum terlalu mendapat perhatian di tengah masyarakat Indonesia mendorong alumni FK UNAIR, Winson Chuanardi dr MSc untuk menyampaikan penelitiannya yang tajuk “Red Flags and Routine Investigation for Secondary Psychosis: Preliminary Finding from Survey of UK Psychiatrist”.

Winson menjelaskan, di Indonesia jarang mengenal istilah psikosis, sebagian besar lebih familiar dengan istilah skizofrenia atau gangguan jiwa berat. Berdasarkan Diagnostic and Statistical, psikosis memiliki key features atau gejala halusinasi, waham, pemikiran/bicara yang tidak teratur, motorik abnormal, dan gejala negatif. 

Alumni FK itu mengatakan, meskipun skizofrenia dan psikosis memiliki kesamaan, namun kedua hal tersebut memiliki perbedaan. Di Inggris, penggunaan istilah skizofrenia umumnya hanya untuk pasien kronis dengan perjalanan penyakit progresif. 

“Jika diibaratkan psikosis merupakan sebuah rumah besar dan didalamnya terdapat skizofrenia. Psikosis memiliki spektrum yang lebih luas,” papar Winson.

 

Red Flags untuk Secondary Psychosis
Red Flags merupakan salah satu solusi dalam membantu mengategorisasi pasien dengan psikosis atau skizofrenia. Menurutnya, dengan langkah efektif untuk mendeteksi primary atau secondary psychosis yang dialami oleh pasien tanpa melakukan tes lab dan magnetic resonance imaging (MRI).

Penerima Beasiswa LPDP itu menambahkan, redflag ini telah dilakukan pada secondary headache dalam bidang neurologi. Ia berharap, penerapan redflag dapat diimplementasikan pada secondary psychosis. Dengan tujuan, mengetahui perspektif psikiater pada dua hal ini, serta deteksi dini tanda bahaya untuk melakukan investigasi lebih lanjut. 

“Tak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada semua stakeholder, pihak Universitas Airlangga dan penyelenggara beasiswa LPDP yang telah membantu saya menyelesaikan studi serta penelitian saya selama di Inggris,” ungkapnya. 

 

Penulis: Satrio Dwi Naryo

Editor: Khefti Al Mawalia

Sumber : unair.ac.id/alumni-unair-teliti-red-flag-untuk-deteksi-dan-investigasi-secondary-psychosis

 

Tags :