DPKKA Gandeng Bababos Ulas Emotional Intelligence Friday, 15 March 2024 13:09

UNAIR NEWS – Direktorat Pengembangan Karir, Inkubasi Kewirausahaan, dan Alumni (DPKKA) Universitas Airlangga (UNAIR) gelar webinar dengan tajuk “Nurturing Emotional Intelligence for Professional Success”. Webinar tersebut merupakan kolaborasi antara DPKKA dan Bababos.

Kegiatan itu terselenggara pada Kamis (29/2/2024) melalui Zoom Meeting dan Youtube DPKKA UNAIR. Sebagai Academy (Learning & Development) Senior Manager, Suyantoko S Pd M M mewakili Bababos membahas seputar emotional intelligence yang berguna di dunia kerja.

Suyantoko menjelaskan bahwa emosi merupakan reaksi mental yang disadari dan dialami secara subjektif sebagai perasaan yang kuat. Umumnya, emosi mengarah ke objek tertentu dan disertai dengan perubahan fisiologis dan perilaku di tubuh kita. Selain itu, juga emosi tidak hanya mengarah pada satu hal saja.

“Emosi tidak hanya mengerucut pada marah atau sedih. Emosi bisa berupa frustasi, malu, senang, puas, kaget, kesal, jijik, dan masih banyak lagi bentuk emosi yang kita miliki,” ujarnya.


Mengelola Emosi
Terdapat 3 hal yang dapat dilakukan untuk mengelola emosi. Pertama, fisiologi atau yang ada dalam diri kita. Caranya adalah dengan berolahraga, memilah makanan yang dikonsumsi, dan memperhatikan gesture atau posture.

“Kedua, pikiran. Zaman sekarang pikiran mudah terganggu karena terpaan berita, hubungan dengan manusia, lingkungan yang tidak mendukung, dan politik. Dengan kemudahan kita dalam mengakses berita, maka kita perlu memilah berita yang akan kita konsumsi,” ucapnya.

Terakhir, mengelola emosi melalui bahasa. Suyantoko menyebutkan bahwa kita perlu memilah vocabulary atau pemilihan kata-kata dalam berbicara supaya menghindari persepsi yang berbeda dari lawan bicara. Selain itu, tambahnya, juga perlu memperhatikan nada dan intonasi dalam bertanya.

 

Manfaat Emotional Intelligence
Emotional Intelligence sangat bermanfaat dan memiliki peran besar di dunia kerja. Suyantoko mengungkapkan, dengan kita mampu mengenali emosi orang lain, maka komunikasi akan lebih efektif terlebih ketika bekerja sama dalam team. Di samping itu, sambungnya, emotional intelligence membuat seseorang memiliki kemampuan dalam memimpin.

“Berbicara mengenai leadership skills, maka sebelum memimpin orang lain, kita harus bisa memimpin diri sendiri dulu dengan cara mengenali diri kita melalui emosi yang kita punya. Dengan begitu, kita bisa bisa mengenali orang lain melalui emosi yang mereka punya,” tuturnya.

Tidak hanya itu, dengan kemampuan mengelola emosi, seseorang mampu menjadi penengah atau conflict resolution. Dengan demikian, ketika bekerja sama dalam sebuah tim, seseorang mampu menjadi mediator. Pada akhir, Suyantoko menyebutkan bahwa emotional intelligence juga memiliki manfaat seperti decision making, team collaboration, dan customer relation.

 

Penulis: Fath Tazkya Ernest Jamila

Editor: Nuri Hermawan

Sumber : unair.ac.id/dpkka-gandeng-bababos-ulas-emotional-intelligence

Tags :