Ulas Pendeteksi Diabetes 3 In 1, Tim UNAIR Jadi Presentasi Favorit PIMNAS Friday, 26 April 2024 11:05

UNAIR NEWS – Ksatria Universitas Airlangga (UNAIR) terus menorehkan beragam prestasi yang membanggakan dalam kompetisi akademik paling bergengsi, Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS) ke-36. Tim UNAIR berhasil mengalungi juara Presentasi Favorit PKM KC dengan terobosan baru di bidang biomedical engineering. 

Dibimbing oleh Ferry Efendi SKep Ns M Sc PhD, tim itu terdiri atas Anita Firmanti Kartika (FKp), Aisy Al Fawwaw (FST), Ach Jazilul Qutbi (FTMM), Diaz Samsun Alif (FTMM), dan Anasah Zulfah (FKp) selaku ketua tim. Bersama dengan timnya, Anasah gagas smartwatch pendeteksi diabetes 3 in 1 (glukosa darah, HbA1C, dan keton) bernama Smartose. 

 

Tingkatkan Kewaspadaan
Indonesia menjadi salah satu negara dengan angka penderita diabetes tertinggi di dunia. Itu semestinya menjadi kekhawatiran bagi masyarakat di Indonesia. Namun, masih banyak masyarakat yang abai. Padahal, angka kematian yang disebabkan oleh diabetes terus mengalami peningkatan. 

Melalui hal tersebut, Anasah dan tim menawarkan alat yang mampu mendeteksi kadar gula darah dalam tubuh. Alat berupa smartwatch tersebut berguna untuk membantu penderita diabetes dalam memantau kadar gula secara berkala. Selain itu, alat tersebut dapat meningkatkan rasa waspada masyarakat dengan deteksi dini penyakit diabetes. 

“Smartose merupakan smart device yang praktis, dilengkapi dengan dua sensor utama, yakni ECG untuk medeteksi glukosa dan HbA1C, dan sensor elektrokimia yang mampu memprediksi keton,” kata Anasah. 

“Selain itu, Smartose terintegrasi dengan mobile application. Jadi, memudahkan penggunanya dalam memantau hasil pengecekan,” lanjutnya. 

Berbeda dengan alat cek gula darah atau glucometer, penggunaannya harus melukai kulit agar darah keluar. Smartose menerapkan teknik non-invasive sehingga akan lebih aman dan nyaman bagi penggunanya. 


Tantangan
Pada setiap kompetisi, tentu akan ada hambatan dan tantangan yang harus dilalui. Perbedaan bidang keilmuan, tidak saling mengenal, dan jadwal yang tidak melulu sama menjadi tantangan tersendiri bagi Anasah untuk merangkul timnya berproses. 

Anasah mengakui, meski merasa senang telah lolos pendanaan, dirinya juga merasa bingung dan khawatir untuk membawa timnya melangkah. Ia pun harus mempelajari hal-hal di luar bidang keilmuannya dan mengenali potensi dan kemampuan yang dimiliki oleh anggotanya. Ia membagikan bagaimana proses dirinya dan tim selama berlaga. 

Pertama, brainstorming terkait isu yang urgent. Kedua, lihatlah permasalah dari sudut pandang yang berbeda, kemudian rumuskan solusi yang bersifat keterbaruan. Ketiga, eksekusi proposal, administrasi, serta substansi dengan baik dan sesuai pedoman. Keempat, pelihara semangat dan konsistensi serta kuatkan fondasi dan kerja sama tim. 

“Berproseslah sebaik mungkin, kerjakan prototipe jika PKM KC, laporan kemajuan, laporan akhir, logbook, dan ikuti bimbingan yang diberikan universitas,” ujarnya. 

Anasah juga mengaku sering latihan presentasi dan tanya jawab hingga mampu berhasil meraih presentasi favorit. Kemudian, menyiapkan skrip presentasi dan power point yang baik. Karena dalam PIMNAS, poin terbesar ada pada penilaian presentasi tim. Anasah menyarankan untuk rutin konsultasi dan menerima masukan dan saran dari dosen pembimbing. 

“PKM bukan hanya tentang siapa yang paling hebat, tapi tentang siapa yang paling kuat bertahan dengan semangat juang dan konsistensi yang tinggi,” ujar Anasah. 

 

Penulis: Syifa Rahmadina

Editor: Feri Fenoria

Sumber : https://unair.ac.id/ulas-pendeteksi-diabeses-3-in-1-tim-unair-jadi-presentasi-terfavorit-pimnas-36/

Tags :