Webinar ACIC UNAIR Ulas Peran Microservices dalam Pengembangan Aplikasi Wednesday, 19 June 2024 14:37

UNAIR NEWS – Direktorat Pengembangan Karir, Inkubasi Kewirausahaan, dan Alumni (DPKKA) Universitas Airlangga (UNAIR) kembali mengadakan acara Airlangga Career and Internship Club (ACIC) dengan tema “Unraveling The Power of Microservices”. Kali ini, ACIC menggandeng platform pengembangan karir CakeResume untuk membagikan wawasan mengenai microservices.

Acara ini berlangsung Rabu (22/5/2024) melalui platform Zoom Meeting dan menghadirkan Helena Natanael, software engineer di Ticket.com sebagai pembicara. Helena menjelaskan bahwa kini perkembangan teknologi di perusahaan besar menggunakan microservices.

 

Karakteristik Microservices dan Monolithic
Microservices adalah pendekatan pengembangan aplikasi yang dapat memuat berbagai fitur berbeda dalam satu aplikasi tanpa ada keterikatan. Hal ini merupakan perkembangan dari monolithic yang hanya dapat melayani gabungan seluruh fitur dalam satu base. Dengan demikian, setiap layanan dapat diatur dan dioptimalkan secara independen

“Dalam sistem monolithic, misalnya layanan tiket hotel, pesawat, dan pariwisata semuanya tergabung dalam satu codebase. Sedangkan, dalam microservices, layanan-layanan tersebut terpisah dan memiliki database masing-masing,” jelas Helena.

Dalam pemaparannya, Helena juga membahas perbedaan karakteristik antara pendekatan monolithic dan microservices. Monolithic lebih sederhana untuk dikembangkan dan cocok untuk proyek kecil dan lebih efisien dalam biaya.

“Sebaliknya, microservices memiliki multicodebase, yang cocok untuk proyek besar, mendukung aplikasi yang scalable, dan memudahkan implementasi teknologi baru,” tuturnya.

 

Implementasi Microservices
Helena juga menyoroti implementasi microservices di Tiket.com sejak tahun 2017-2018. ”Di perusahaan, kami berhasil mengubah hampir 99 persen sistem menjadi microservices pada tahun 2024 dengan lebih dari 200 layanan microservices yang berjalan,” ujarnya.

Namun, ia juga mengakui bahwa transisi dari monolithic ke microservices menghadirkan berbagai tantangan. Seperti peningkatan kompleksitas, integrasi data, dan perubahan struktur tim. Selain itu, biaya konfigurasi dan operasional microservices juga lebih tinggi daripada monolithic.

“Ketika ada masalah di monolithic, sistem debugging lebih mudah dilakukan karena hanya mencari di satu codebase saja. Berbeda dengan microservices, masalah bisa muncul di fitur lain meskipun terjadi di layanan tertentu,” papar Helena. 

Lebih dari 100 peserta dari berbagai kalangan, termasuk mahasiswa, alumni, dan profesional di bidang teknologi bergabung dalam webinar ini. Webinar ini diharapkan dapat membantu peserta memahami lebih dalam tentang microservices dan menginspirasi mereka untuk mengadopsi pendekatan ini dalam pengembangan perangkat lunak di masa depan.

 

Penulis: Venni Tanujaya

Editor: Yulia Rohmawati

Sumber : https://unair.ac.id/webinar-acic-ulas-microservices-dalam-pengembangan-aplikasi/

Tags :