Kisah Inspiratif Inez, Lewati Kegagalan hingga jadi Delegasi Indonesia di HYLI Tuesday, 08 October 2024 10:43

UNAIR NEWS – Inez Yafi Salsabila, mahasiswi Hubungan Internasional UNAIR, berhasil membuktikan bahwa kegagalan bukan akhir dari segalanya. Meski sempat terpuruk setelah gagal dalam seleksi IISMA dan sejumlah program lainnya, ia tidak menyerah dan  memilih untuk mencari kesempatan baru. 

Upaya tersebut membuahkan hasil. Inez sukses terpilih sebagai delegasi Indonesia dalam ajang bergengsi Hitachi Young Leaders Initiative (HYLI) 2024 pada 23-26 Juli 2024 di Bali. HYLI merupakan konferensi internasional yang diselenggarakan oleh perusahaan teknologi global, Hitachi. 

Program bertema “Greening Together: Inclusion and Sustainability” ini dirancang khusus untuk para calon pemimpin muda dari sejumlah negara di Asia. Mulai dari Indonesia, Vietnam, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Myanmar, dan Jepang.

Berkat keberaniannya keluar dari zona nyaman, Inez kini berkesempatan bertemu orang-orang hebat dari berbagai negara untuk saling bertukar pandangan dan juga menyuarakan inovasinya dalam isu pembangunan berkelanjutan.

“Kegagalan adalah bagian dari proses dan pembelajaran. Kalian harus yakin kalau kegagalan itu nggak sama dengan kalian adalah orang yang gagal. Kalian berharga dan sama hebatnya dengan yang lain,” pesan Inez.

 

Pembelajaran Berharga

Mahasiswi FISIP itu bercerita bahwa program HYLI membuka pandangannya mengenai inklusivitas dan kolaborasi lintas budaya. “Saya menyaksikan bagaimana perbedaan ini (latar belakang budaya, Red) tidak menciptakan eksklusivitas, tetapi justru memperkaya inklusivitas pada setiap level diskusi,” ujar Inez. 

Alih-alih menimbulkan masalah, keberagaman justru memberikan output yang komprehensif, detail, inklusif, dan berkelanjutan dalam pemecahan masalah. Ia menjelaskan, tim dengan latar belakang seragam cenderung menghasilkan solusi linear dan homogen. Sebaliknya, kehadiran anggota tim dengan perbedaan latar belakang beragam justru memperkaya diskusi melalui berbagai perspektif baru.

Lewat pengalamannya di forum HYLI, Inez berharap dapat terus mendorong inklusivitas dan kolaborasi lintas budaya. Tidak hanya dalam lingkup nasional, tetapi juga di kancah internasional. Baginya, keberagaman adalah kekuatan yang harus dirangkul, bukan dihindari.

“Jadi, kalau ada perbedaan pendapat bukan mengatakan ‘yes, but’, tapi ‘yes, and’. Sehingga pihak yang menyuarakan tidak hanya merasa didengar, tapi juga merasa dihargai dan dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Praktik kolaborasi sangat beneficial bagi semua pihak,” imbuhnya.

 

Proyek HYLI

Dalam proyek HYLI, Inez menyampaikan bahwa ia dan timnya mengusung sub-tema kesepuluh dari Sustainable Development Goals (SDGs), Reduce Inequaliy. Ia ingin mengurangi kesenjangan pendidikan digital di tujuh negara ASEAN dan Jepang. 

Salah satu penyebab utama dari ketimpangan ini adalah akses yang tidak merata ke sumber daya digital antara daerah perkotaan dan pedesaan. untuk mengatasi masalah tersebut, tim Inez menciptakan inovasi bernama “Hylipad”.

Hylipad merupakan solusi yang dirancang untuk mendistribusikan teknologi digital secara merata di wilayah pelosok. Salah satu keunikan dari Hylipad adalah pendekatannya dalam mengurangi limbah elektronik. 

Tim ini menyadari bahwa banyak perangkat elektronik yang tak terpakai atau rusak masih dapat dimanfaatkan kembali. Perangkat tersebut jika diperbaiki atau diproses ulang akan menjadi sarana pembelajaran yang terjangkau, sehingga mampu mengurangi ketimpangan akses pendidikan.

“Dengan proyek Hylipad saya berharap dapat menjembatani kesenjangan digital serta berkontribusi menciptakan solusi yang berkelanjutan dan inklusif,” pungkas Inez.

 

Penulis: Diana Febrian Dika

Editor: Edwin Fatahuddin

Source : https://unair.ac.id/kisah-inspiratif-inez-lewati-kegagalan-hingga-jadi-delegasi-indonesia-di-hyli/

Tags :