UNAIR NEWS – Departemen Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR) menyelenggarakan kuliah tamu pada Kamis (24/10/24). Narasumber kuliah tamu kali ini datang dari seorang alumni Ilmu Sejarah UNAIR, Muhammad Aji Oktabrian S Hum. Ia berkecimpung di dunia film dokumenter dan telah memproduseri beberapa karya film pendek dokumenter.
Muhammad Aji dalam film pendek Easy Things menunjukkan keterampilannya sebagai produser. Tidak berhenti di situ, Muhammad Aji juga menjadi produser dalam film pendek Dokumenter Gedung Setan dan Laut Telan Aku. Ia mengembangkan keterampilannya melalui pelatihan. “Tahun 2023 saya mengikuti pelatihan pusat pengembangan film sebagai sinematografer”, ungkapnya.
Aspek Dasar Film Dokumenter
Dalam kuliah tamu bertema “Menghidupkan Sejarah Lewat Lensa” itu, Muhammad Aji menyampaikan aspek-aspek penting dalam proses pembuatan film dokumenter. Pembuat film dokumenter harus memahami pengetahuan dasar film dokumenter. Dalam hal ini, ia memaparkan empat aspek dasar penting tentang film dokumenter.
“Pertama, dokumenter harus memiliki objek atau isu. Kedua adalah point of view. Ketika kita menulis sejarah terutama peristiwa-peristiwa besar, kita melihat sudut pandang lain. Ketiga adalah storytelling, poin penting yang membedakan dokumenter dengan film sejenis. Selanjutnya, harus aktual dan faktual berisi fakta dan benar-benar terjadi,” jelasnya.
Lebih lanjut, Muhammad Aji menyampaikan perbedaan dokumenter, dokumentasi, dan jurnalistik televisi. Ia mengatakan bahwa dokumentasi hanya sekadar merekam tanpa banyak edit. Jurnalistik televisi menuntut naskah berita dengan tujuan penayangan tertentu. Sedangkan, dokumenter jelas mengedepankan storytelling dan ada tujuan tertentu.
Genre Dokumenter
Setelah memahami aspek dasar film dokumenter, pembuat film harus memahami jenis-jenis film dokumenter. Muhammad Aji memaparkan dua belas jenis dokumenter. Laporan perjalanan, sejarah, potret/biografi, nostalgia, rekonstruksi, investigasi, perbandingan dan kontradiksi, ilmu pengetahuan, buku harian, musik, association picture story, hingga dokudrama.
“Kunci dokumenter sejarah adalah fakta dan referensinya harus akurat. Dokumenter musik cukup berkembang sampai sekarang karena musisi-musisi besar sering mengabadikan perjalanan hidup atau musik mereka. Dokudrama termuat dalam film G30S/PKI, reka ulang peristiwa yang bisa jadi dokudrama. Dokumentari tapi ada drama dan isunya,” tambahnya.
Penulis: Syaharani Putri Aisyah
Editor: Yulia Rohmawati
Sumber : https://unair.ac.id/hadirkan-alumni-kuliah-tamu-ilmu-sejarah-ulas-aspek-dasar-film-dokumenter/