Bahas Isu Bahasa, Alumni UNAIR Raih Juara 2 Penulis Esai Terbaik Monday, 06 January 2025 13:51

UNAIR NEWS – Aidatul Fitriyah, alumnus program studi Bahasa dan Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR), kembali mengharumkan nama almamaternya. Kali ini, Afriya, sapaan akrabnya, berhasil terpilih sebagai penulis esai terbaik kedua dalam ajang Pekan Budaya Timur Tengah yang berlangsung pada Rabu (27/11/2024). Magister Kajian Timur Tengah

Universitas Gadjah Mada (UGM) menjadi penyelenggara kompetisi yang mempertemukan mahasiswa S1 hingga S2 dari Indonesia, Timur Tengah, dan Afrika.

Kendati telah berstatus alumni, Afriya terus menunjukkan partisipasi aktif dalam kompetensi menulis. “Dorongan utama saya berpartisipasi adalah keinginan untuk menantang diri sendiri dan mengukur sejauh mana pemahaman saya tentang linguistik, khususnya terkait pelestarian bahasa minoritas dalam konteks globalisasi,” ujarnya. 

 

Pelestarian Bahasa 

Dalam papernya di kompetisi penulis esai ini, Afriya menyoroti tentang dampak globalisasi terhadap bahasa amazigh di Maroko. Menurutnya, ada kecenderungan tantangan dalam bahasa Amazigh akibat dominasi bahasa global, seperti Prancis dan Arab. “Globalisasi dan modernisasi memengaruhi identitas budaya dan linguistik masyarakat Amazigh,” ungkapnya. 

Alumnus bergelar wisudawan berprestasi itu juga berbagi cerita terkait relevansi studi dengan topik yang ia angkat. “Selama mempelajari bidang linguistik, telah membuka sudut pandang saya mengenai pentingnya peran bahasa dalam menjaga identitas budaya. Apalagi, globalisasi semakin mendesak pelestarian bahasa yang memiliki nilai historis dan kultural tinggi.” 

Afriya menambahkan bahwa permasalahan bahasa ini tidak hanya relevan di Maroko, tetapi juga di Indonesia, di mana bahasa daerah menghadapi tantangan serupa akibat modernisasi dan urbanisasi. Lewat esai tulisannya, Afriya membuka perspektif terkait bahasa secara luas. 

“Sebagai seorang yang mempelajari dinamika linguistik, penting untuk membahas strategi pelestarian bahasa minoritas. Tidak hanya untuk melestarikan warisan budaya, tetapi juga untuk memperkaya keragaman linguistik dunia dan melindungi bahasa-bahasa yang terancam punah dengan mengupayakan strategi keberlanjutannya,” tutur Afriya.

 

Tetap Berprestasi 

Sebagai alumni, Afriya kerap menunjukkan prestasi gemilang. Selama masa studi, ia terlibat dalam lebih dari 12 proyek penelitian lintas disiplin. Tak hanya itu, ia pernah menjabat sebagai reviewer dan copy editor untuk jurnal akademik di Lakon: Jurnal Sastra dan Budaya. Kini, ia menjabat sebagai Journal Manager di Indonesian Scientific Publication (IDSCIPUB). 

Sebagai pesan penutup, Afriya mengajak mahasiswa dan generasi muda untuk tidak takut mencoba hal baru. Ia berharap karya dan pengalamannya dapat memotivasi orang lain untuk terus berkarya dan mendukung pelestarian budaya serta bahasa lokal. “Lebih baik gagal karena mencoba daripada menyesal karena melewatkan kesempatan. Setiap pengalaman adalah pembelajaran berharga,” tuturnya.

 

Penulis: Nur Khovivatul Mukorrobah

Editor: Edwin Fatahuddin

Sumber : https://unair.ac.id/bahas-isu-bahasa-alumni-unair-raih-juara-2-penulis-esai-terbaik/

Tags :