Wirausaha Gemar Gagal Monday, 20 February 2017 06:50

     Bagus Budi Raharjo, mungkin sebagian besar orang telah mengenal sosok yang satu ini. Salah satu Country manager ASEAN preneur ini bisa dibilang sudah “kebal” pahit manisnya dunia wirausaha. Memulai berwirausaha sejak duduk dibangku SMA membuat sosok Bagus bisa dibilang sudah tahan banting mengalami jatuh bangun untuk berwirausaha. Berawal dari keinginannya untuk menjadi pribadi yang mandiri maka Bagus mewujudkannya melalui berdagang. Sebagai seorang yang dilahirkan di tengah keluarga yang berwirausaha yaitu berdagang daging maka “doktrin” untuk berdagang pun sekan-akan sudah menyatu dengannya. “Latar belakang menjadi wirausaha merupakan sebuah proses doktrin, passion masuk Ekonomi Unair karena ingin dagang, ingin masuk komunitas apa pun itu tentang entrepreneurship,” ujarnya.

     Siapa sangka kini Bagus dan keempat rekannya yang telah berhasil mendirikan M-Brothers grup dan sudah memiliki 4 unit usaha yang bergerak diberbagai bidang. Tentu proses untuk menjadi seorang wirausaha bukan merupakan suatu proses yang sebentar. Ceritanya berawal dari semasa SMA dulu ketika Bagus berbisnis dengan menanam cabai. Ketika itu memang harga cabai sedang tinggi, timbullah keinginan untuk mencoba menanam cabai. Berbekal lahan sewaan milik paman sendiri Bagus pun memberanikan diri untuk menanam cabai bersama dengan temannya di pondok. “Modal patungan teman-teman pondok. Tapi waktu itu 3x tanam cabai tidak merasakan untung,” ujarnya.

     Semasa kuliah, kegiatan berwirausaha Bagus dimulai pada tahun 2009. Waktu itu bisnis yang dipilih adalah es teler yang memiliki brand “Es Teler Gendeng” yang memiliki outlet di Jalan Jojoran. Usaha dengan modal 1,5 juta ini pun tidak bisa bertahan lama. Enam bulan berselang usaha es teler ini sepi pembeli. Bahkan perhari hanya laku 6 mangkok. Berbekal ilmu yang dimiliki selama menempuh pendidikan D1 Desain Grafis di ITS maka bagus pun mencoba menekuni bidang desain grafis. “Dari mulai bantu teman-teman desain, cetak, desain spanduk dan cetak spanduk. Dipercaya untuk mengelola ini karena bisa desain,” tuturnya. Berawal dari sinilah akhirnya bagus mulai terjun dan menekuni bisnis percetakan dan menjadi cikal-bakal berdirinya M-Brothers grup. Berbagai macam institusi pun menjadi pelanggan tetapnya saat ini mulai dari Direktorat Kemahasiswaan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Departemen Manajemen, Fakultas Vokasi, Bank Indonesia, Bank Mandiri, Badan Perpustakaan Surabaya, dan ITS.

     Dengan konsen usaha di bidang percetakan dan semakin banyaknya order yang masuk maka tepat 6 bulan setelah berdirinya M-Brothers akhirnya Bagus memutuskan untuk melegalkan usaha yang dikelola bersama 3 orang temannya ini. Dengan bendera CV. M Brothers kini usaha empat sekawan ini terus berkembang. Ada yang unik dibalik kisah perjuangan M-Brothers. Modal awal yang didapat oleh M- Brothers tidak lain adalah berasal dari PMW. 2x berturut-turut lolos PMW dan dana inilah yang digunakan untuk modal awal.     Bidang agrobisnis menjadi salah satu pilihan M-Brother untuk mengembangkan lini bisnisnya. Usaha agrobisnis yang dipilih adalah di bidang penggemukan hewan ternak. Dimulai sejak tahun 2010 usaha ini dijalankan Bagus bertempat di Lamongan, yang tidak lain merupakan kampung halamannya. Dengan nilai aset mencapai 400 juta usaha ini pun berkembang pesat. Berbekal pakan ternak hasil racikan sendiri, ternak yang dihasilkan pun terhitung berhasil. Bagus pun tak segan memberikan tips dan menjual pakan hasil racikannya kepada masyarakat sekitar yang membutuhkan. Lambat laun ternyata iklim usaha di bidang agrobisnis ini tidak semulus dengan apa yang direncanakan. Karena dipandang sudah tidak profitable lagi maka Bagus dan kawan-kawan memutuskan untuk menutup lini usaha ini pada tahun 2014 silam.

     Kembali Bagus harus mencari peluang usaha lain. Hingga akhirnya dipilihlah untuk terjun di dunia properti. Investasi lahan khusus yang diperuntukkan bagi industri akhirnya dipilih bagus sebagai konsen usahanya yang baru. Usaha berlabel M-Property dan dinaungi oleh PT. EMBRO Industry Indonesia ini bergerak di bidang penyediaan lahan industri di kawasan Lamongan. Hingga saat ini nilai investasi yang berhasil diserap oleh M- Property sebesar 2,3 Miliyar.

     Bisnis yang dikelola secara group seperti ini memang bukan tanpa resiko. Gesekan-gesekan antar individu dalam M-Brother bukan tidak pernah terjadi. “Prinsipnya aku percaya usaha bersama tetap punya nilai tambah yang lebih. Ini hanya tentang soal hak dan kewajiban” ujarnya. Model pembagian bisnis yang rapi di internal manajemen M-Brother membuat usaha bersama ini mampu bertahan hingga sekarang. Masing-masing anggota dari M-Brother memang memiliki fokus masing-masing.

     Bagus yang kini berkonsentrasi pada usaha M-Property nya pun bertanggung jawab penuh atas lini usaha ini. Target pertumbuhan minimal 30% per tahun menjadi agenda wajib tahunan bagi M-Brothers untuk menjalankan usaha ini. Meskipun telah kehilangan salah satu asetnya yaitu usaha agrobisnis akan tetapi tidak disangka M-Brothers bahkan mampu melampaui target pertumbuhannya. Inilah yang menjadi salah satu tolak ukur bagi M-Brother untuk terus memacu agar tetap tumbuh.

     Dibalik semua ini tentu PPKK merupakan salah satu yang ikut berperan membesarkan Bagus untuk menjadi wirausahawan yang handal. “PPKK adalah sahabat terbaik untuk perjalanan naik turunnya usaha” tuturnya. Mulai dari supporting dan hingga tempat berkeluh kesah pun ada. “Institusi ini Insya Allah tidak akan terlupakan sepanjang hidup, sebab darinya Allah telah izinkan berkali-kali PPKK Universitas Airlangga menjadi sahabat jalan keluar 'keterpurukan' saya dalam ber-evolusi dan ber-aktualisasi” ungkapnya. Sebagaimana istri pertama Rasulullah SAW; Khadijah, mengapa ia begitu istimewa dimata Rasul? Sebab Khadijah perempuan pertama yang beriman kepada Rasulullah saat belum ada satupun yang mempercayai Rasulullah, beliau yang telah mensedekahkan hartanya untuk keperluan dakwah bagi Rasulullah SAW diawal penyebaran Islam. Seperti itulah saya menganalogikan bentuk real support dari PPKK kepada mahasiswa, khususnya bagi saya pribadi.

      Kegagalan yang dialami Bagus tentu telah membentuk mentalnya untuk terus berani berusaha dan maju. Ada beberapa pesan yang sedikit diberikan Bagus. Baginya di sini yang paling mahal adalah waktu. Sesuatu yang kadang lupa akan nilainya itu waktu. Jangan tunggu sadar untuk mengerjakan sesuatu. Untuk start up bisnis lakukan sesegera mungkin tanpa menunggu atau mengulur waktu lagi. Yang pasti waktu memulai usaha pasti ada kegagalan. Tidak akan ada usaha start up yang tidak gagal, pasti gagal.

Sumber : Buku Jejak Entrepreneur Universitas Airlangga

Tags :