Sosok Yang Membangun Otonomi Kampus Friday, 26 May 2017 04:32

Salah satu nama yang tak boleh dilupakan dalam sejarah perkembangan Unair adalah Prof. Dr. Fasich, Apt. Dia pernah menjabat rektor Unair dua periode (2006–2010/2010–2015). Pada era kepemimpinannyalah Unair berubah status menjadi Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara (PT-BHMN) yang kemudian menjadi PTN-BH.

Memang perjuangan menuju otonomi tersebut cukup panjang. Yakni, sejak Prof. Fasich menjabat wakil rektor (Warek) 1. Dengan status otonomi Fasich dan jajarannya bisa segera melakukan perubahan. Setidaknya ada empat perubahan yang dilakukan. Yakni, perubahan orientasi, organisasi dan pengelolaan, pola rekrutmen, dan kultur.

Penataan struktur organisasi mengutamakan terwujudnya check & balance. Mereka juga mengubah kultur dan etos kerja yang mengarah pada tolok ukur berbasis kinerja. Masalah regenerasi lebih didasarkan pada prinsip selection daripada election. Pemimpin tidak ditentukan oleh banyak atau sedikitnya pendukung. tapi, atas kapabilitas dan kapasitasnya.

Paradigma pengelolaan berbasis kompetensi, efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas. Selain itu, pengelolaan harus mampu membedah stagnasi dan mengambil keputusan yang bersifat terobosan dan solutif. Dengan dasar itu pimpinan diharapkan mampu menjalankan pemerintahan universitas yang bersih (good university governance).

Untuk lebih memacu perkembangan universitas, Fasich dan semua perangkatnya menyempurnakan tata laksana organisasi. Perubahan paling menonjol adalah kepala-kepala biro dilebur menjadi direktorat.

Sebelumnya, kepala biro merupakan jabatan otomatis bagi karyawan. Jika menyandang pangkat dan sudah menduduki jabatan tertentu, seorang karyawan punya hak menjadi kepala biro. Di era Fasich –yang menggunakan tatanan organisasi baru–hal itu sudah tidak sesuai. Karena semangat otonom itu akademis, keputusan yang diambil pun lebih pada keputusan akademik. Bukan keputusan birokrasi.

Perubahan juga dilakukan terhadap manajemen, transparansi  euangan, dan sebagainya. semula setiap departemen melakukan administrasi keuangan sendiri sendiri. Akhirnya, semuanya diintegrasikan, dipusatkan di universitas.

Perubahan sistem manajemen menyangkut standardisasi organisasi, inovasi, dan sebagainya. standardisasi mutu sistem ini tidak hanya diukur dengan ISO, tapi juga dengan IWA (International Workshop Agreement). Standar khusus untuk lembaga pendidikan dan yang terkait dengan pendidikan.

Menerapkan Cyber Campus

Di era Fasich pula Unair mulai menerapkan jaringan teknologi informasi secara utuh. Yaitu, melalui Aniversitas Airlangga Cyber Campus (UACC) yang dirancang dan dibangun oleh Fakultas Sains dan Teknologi, Unair.

Dengan dukungan UACC semua record mahasiswa dari tahun ke tahun terekam dalam history. Absensi mahasiswa, dosen, dan karyawan sudah online di seluruh fakultas.  

Guru besar itu kini telah purnatugas. namun, pikirannya kadang dibutuhkan sebagai masukan. Fasich dikenal sebagai sosok yang demokratis, hati-hati dalam bertindak, sabar, tapi juga tegas.

Filosofi hidupnya yang menerima takdir dengan ikhlas dan mengalir tanpa beban target, membuatnya santai saja menjalani masa purnatugas. Aktivitasnya sekarang lebih banyak mutholaah, ngaji, dan memperdalam agama.

Istri tercintanya, Mughniyah, sudah berpulang ke rahmatullah pada 22 Juli 2016. Empat anaknya juga sudah berkeluarga. Meski begitu, Fasich masih terus memberikan bimbingan kepada anak-anaknya. Utamanya masalah kehidupan rumah tangga. Biasanya dia memberikan petuah via Whatsapp atau SMS.

Pria yang aktif sejak mahasiswa itu memang sangat tegas dalam mendidik anak-anaknya. termasuk, pembatasan nonton tV ketika anak-anaknya masih kecil.

Mantan pimpinan Wilayah Muhammadiyah (pWM) Jawa timur itu lahir hampir bersamaan waktu dengan pasukan Belanda masuk Pasuruan-Malang. Dia kemudian dibawa ngungsi oleh orang tuanya ke Tulungagung. Ketika Fasich bayi berusia 40 hari, ayahnya meninggal dunia. sejak itu dia diasuh oleh keluarga besar ayahnya.

Setelah lulus SMA di Jember pada 1965, dia diterima di Fakultas Kedokteran dan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. Beberapa bulan dia kuliah ganda, sampai jatuh sakit hampir satu tahun. Katika masuk lagi pada 1967 dia melepas Fakultas Kedokteran dan melanjutkan di Fakultas Farmasi.

Lulus pada 1974, dua tahun kemudian Fasich lulus sebagai apoteker. Fasich mengambil program Doktor MIPA di ITB dan lulus pada 1982.

Sumber : Buku Jejak Langkah Ksatria Airlangga

Tags :