Menekuni Rejeki Dari Butiran Padi Monday, 31 July 2017 03:33

Selepas meraih gelar sarjana tak lantas membuat pria ini terbawa suasana untuk mencari kerja. Peluang-peluang yang ada di sekitarnya pun menjadi sasaran bagi laki-laki kelahiran kediri ini untuk menjajal peruntungannya. Hidup di tengah-tengah keluarga wirausaha sepertinya memotivasi pria yang akrab di sapa Beny ini mengembangkan usaha milik sang ayah. Berawal dari usaha milik sang ayah yaitu berupa penggilingan Padi yang bekerja sama dengan Bulog Beny pun mulai memikirkan ide untuk mengembangkan usaha ini ke arah yang lebih besar. Keinginan untuk membesarkan usaha ini pun kini tercapai dengan kerja keras yang telah ia lakukan.

Pada awalnya usaha penggilingan ini hanya bekerja untuk BULOG (Badan Urusan Logistik). Usaha penggilingan ini sama sekali tidak membentuk market yang langsung menyasar ke konsumen. Dari sinilah Beny menularkan idenya untuk membawa usaha penggilingan ini masuk ke pasar dengan membuat beras kemasan. Proses usaha ini berawal dari penggilingan gabah yang didapat dari petani dan tengkulak yang selanjutnya menjadi padi. Gilingan padi ini selanjutnya akan dilakukan penyortiran untuk memisahkan beras sesuai dengan kualitas bijinya. Setelah dilakukan pemolesan dan penyortiran antara biji yang utuh dan tidak selanjutnya beras akan dicampur sesuai kadar kepatahan yang disesuaikan dengan harga serta segmen pasarnya. Beras kemasan yang memiliki nama dagang “POT BUNGA dan “BOKOR” ini kini telah masuk ke pasar utamanya di Surabaya, Malang, dan Madura. Bahkan juga tersebar di wilayah luar Jawa seperti Banjarmasin, Samarinda, Pontianak, Kupang, Ambon, dan Timika.

Hasil usaha yang kini didapat pria yang gemar fotografi ini tak semulus seperti yang terlihat. Banyak pengalaman-pengalaman serta kesulitan yang dihadapi selama mengembangkan usaha ini. Beny mengaku keragu-raguan dalam memulai usaha di tambah lagi keragu-raguan pasar terhadap produk beras ini merupakan beberapa kesulitan yang ia alami ketika merintis usaha ini. Jatuh bangun pun tak luput ia rasakan. Bahkan Beny pun turun tangan sendiri untuk memasarkan produknya. Kejadian yang paling diingat pria kelahiran Kediri ini ketika menawarkan produknya di sebuah toko di Surabaya. Ada dua toko yang ia datangi kala itu dan dua toko tersebut telah ia datangi 28 kali. Meskipun telah datang berkali-kali lantas tak membuat sang pemilik toko mau menerima produk milik Beny. Sampai akhirnya pemilik toko marah dan berkata “kamu lagi kamu lagi, mau apa sih kamu ?” dan Beny pun mengungkapkan keinginannya agar toko tersebut mau menjual produknya. Akhirnya pemilik toko mau memberi kesempatan untuk menjual  di tokonya dan sampai sekarang masih menjadi pelanggan Beny. Tentu saja produk yang ia jual memiliki banyak sekali pesaing. Untuk menghadapi hal ini Beny memiliki strategi khusus, salah satunya adalah selalu mengikuti perkembangan teknologi dan selalu mengetahui kondisi real di lapangan. Tentu saja selalu terbuka menerima kritik dan saran dari berbagai lini yang terlibat dalam lini usahanya ini selalu ia terima.

Usaha yang dijalankan Beny ini bisa di bilang usaha yang merakyat. Bagaimana tidak, usaha ini tentu bermanfaat untuk meningkatkan nilai jual petani. Disisi lain keberadaan UD. Sumber Baru mampu berkontribusi untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Terbukti secara berturut-turut dari tahun 2013-2015 usaha milik lulusan manajemen universitas Airlangga ini dipercaya oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk menjadi pemasok beras operasi pasar komersil Jawa Timur. Tentu prestasi ini menjadi bukti bagi Beny bahwa usahanya mampu berkontribusi untuk masyarakat. “Mengingat usaha ini berada di sektor pangan, maka peran pemerintah dan masyarakat sangat dibutuhkan khususnya bidang pertanian. Pemerintah diharapkan mampu memberikan pelayan kepada masyarakat khususnya petani agar lebih inovatif dan lebih baik dalam menanam padi. Sehingga ketersediaan beras terjamin bagi masyarakat luas” tutur Beny

Menurut Beny menjadi seorang wirausahawan merupakan sebuah hal yang memiliki pencapaian tersendiri. “Timbul pikiran di benak saya bahwa kerja harus mengendalikan bukan dikendalikan. Bagaimanapun pencapaian pekerjaan sebelum kita bisa mengendalikan pekerjaan tersebut maka kita belum dapat disebut sebagai pembuat kerja tetapi masih disebut pekerja.” Ujar Beny. Menurut Beny salah satu kunci keberhasilan usaha yang dicapainya saat ini adalah sistem kontrol yang baik. Dengan adanya sistem kontrol yang baik maka kebocoran dalam perusahaan tersebut sangat minim.  Ada hal menarik yang disampaikan Beny, ia berpesan “Ciptakan pekerjaan untuk orang lain, jangan bekerja untuk orang lain” tuturnya.

Sumber : Buku Jejak Entrepreneur Universitas Airlangga

Tags :