Bahagia Bisa Menolong Pasutri Punya Momongan Tuesday, 05 December 2017 02:06

Tak terhitung berapa banyak pasangan suami-isteri (pasutri) yang tak dikaruniai momongan. Kadang kerinduan mereka atas kehadiran bayi cukup dipenuhi dengan mengadopsi anak orang lain. Tapi, tak sedikit yang ingin mengandung bayi sendiri.

Dengan perkembangan ilmu kedokteran, pasangan yang tak bisa punya anak melalui hubungan normal bisa ditolong melalui proses di laboratorium. Istilah umumnya bayi tabung.

Pakar Bayi Tabung

Dr. dr. Hendy Hendarto, kepala departemen (Kadep) Obstetri & Genekologi, FK Unair, yang juga Staf Medis Fungsional (SMF) Obstetri & Genekologi, RSUD dr. Soetomo, Surabaya, merupakan salah seorang pakar bayi tabung di Indonesia. Dia ketua terpilih perkumpulan Fertilisasi Invitro Indonesia.

Program bayi tabung di RS Graha amerta, Surabaya, dilakukan sejak 2003. Setiap bulan tak kurang dari 15–20 pasangan berkonsultasi. Namun, hanya 40 persen yang berhasil. Dr. Hendy tidak menjelaskan lebih jauh keberhasilan di bawah 50 persen tersebut. Dia hanya menyebut Allahu Akbar, Allah Maha Besar. Kehendak-nya tak bisa dilawan. Karena itu, setiap kali memulai proses bayi tabung, dia selalu berdoa. Nomor satu: berdoa.

Dr. Hendy merasa bahagia sekali dan tak berhenti bersyukur kepada Allah jika pasutri yang ditanganinya berhasil punya anak. Alhamdulillah.

Proses bayi tabung dimulai dengan mematangkan indung telur di kandungan ibu. Setelah matang, telur diambil dengan peralatan teknologi modern. Di pihak lain, sperma sang suami diambil melalui masturbasi.

Sperma dan telur itu disatukan dalam laboratorium, yang kemudian membentuk embrio. Dari sekian banyak embrio, dipilih yang bagus untuk ditransfer ke kandungan ibu. Embrio lain disimpan. Selanjutnya, embrio akan berkembang di kandungan ibu layaknya mengandung secara normal.

Etika kedokteran di Indonesia, sperma harus dari suami sendiri. tidak boleh dari saudara suami atau keluarga lain. Apalagi, dari bank sperma seperti di luar negeri.  

Sayang, belum semua pasutri yang tak punya anak mampu melahirkan melalui proses bayi tabung. sebab, biayanya relatif mahal, sekitar Rp 50 juta.

Anggota KEPPKN

Selain sibuk dengan tugas sehari-hari, Dr. Hendy punya banyak jabatan dan aktif di berbagai organisasi profesi. Dia anggota Komite Etik Penelitian & Pengembangan Kesehatan Nasional (KEPPKN), Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Tugasnya membantu menteri kesehatan dalam mengatur etik penelitian. Misalnya, harus menghormati objek penelitiannya. Pasien harus tahu bahwa dia menjadi objek penelitian. Untuk itu, harus ada izin. Konsekuensi efeknya juga harus diberitahukan. Tidak hanya manusia, binatang yang diteliti pun harus dihormati.

Bersama dokter lain, arek Suroboyo itu kini juga melakukan penelitian untuk membuat obat herbal bagi perempuan menopause. Umumnya perempuan menopause mengalami penurunan kualitas hidup. Dengan obat herbal itu diharapkan kualitas mereka membaik. Tugas tersebut berkaitan dengan ’’jabatannya’’ sebagai ketua Perkumpulan Menopause Indonesia (Permi).

Masih banyak organisasi profesi yang diikuti, bahkan diketuai Dr. Hendy. Misalnya, ketua POGI (Perkumpulan Obstetri & Genekologi Indonesia), wakil ketua International College of Surgeon Indonesia, ketua Pendidikan Konsultan Fertilitas Reproduksi, anggota Konsorsium Pelayan Kesehatan Kemenkes, dan pimpinan redaksi Majalah Obstetri & Genekologi.

Anak kedua dari empat bersaudara itu bertugas sebagai dokter inpres di Banjarbaru dan Banjarmasin selama empat tahun. Setelah menyelesaikan pendidikan  spesialis di FK Unair Surabaya pada 1991–1995, dia bertugas di Praya, Lombok Tengah, selama dua tahun. Dia ditarik ke Surabaya sebagai tenaga pengajar di FK Unair sekaligus ke RSUD dr. Soetomo.

Dalam beberapa tahun belakangan, Unair dinilai sudah on the track untuk menuju 500 universitas top dunia. Ke depan Unair harus lebih go international. Berani bicara di forum internasional. tentu semua harus berdasarkan penelitian. Ketika berbicara di forum internasional di Praha, Republik Ceko, tentang obat tradisional, Dr. Hendy juga membawa nama Unair.  

Selain itu, dia menilai alumni Unair merupakan kekuatan besar yang harus dihimpun. Sharing pengalaman antaralumni –bahkan dengan mahasiswa– dan ’’menyadarkan’’ mereka bahwa  semua punya peluang untuk sukses.

Sumber : Buku Jejak Langkah Ksatria Airlangga

Tags :