Kamis, 13 April 2018 Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan datang ke Universitas Airlangga untuk memberikan kuliah umum di Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Kuliah umum bertempat di Aula Fadjar Notonagoro dan diikuti oleh sekitar 1.000 civitas akademika Universitas Airlangga termasuk dosen, alumni, dan mahasiswa. Dalam acara ini, Ignasius Jonan yang juga merupakan mahasiswa alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis membawakan kuliah umum dengan mengusung tema energi yang berkeadilan.

Jonan memaparkan bahwa pemberlakuan satu harga bahan bakar minyak (BBM) merupakan salah satu dari bentuk kebijakan pemerintah di bidang energi yang bertujuan untuk memberikan kesejahteraan dan keadilan bagi rakyat.

Dari tahun ke tahun pemberlakuan kebijakan ini terus mengalami peningkatan yakni dapat terlihat dari semakin banyak dan meluasnya jumlah daerah yang telah memiliki nominal harga BBM yang sama. Untuk 2018 ini, pemerintah akan memberlakukan satu harga BBM di 73 titik dan sebanyak 20 titik lagi pada tahun 2019 nanti.

"Inilah salah satu bentuk kebijakan pemerintah untuk mewujudkan keadilan di bidang energi, karena energi itu sendiri adalah modal penting pembangunan" ujar Jonan.

Selain menyampaikan pemberlakuan kebijakan baru dari pemerintah, Jonan juga memberikan pemaparan terkait apa saja program-program yang telah ia kerjakan bersama tim. Sebagai menteri ESDM ia mengurusi beberapa bidang yaitu minyak dan gas, pertambangan mineral dan batubara, tenaga listrik, konservasi energi, juga badan geologi. Dalam beberapa sektor yang menjadi bidang garapan kementrian ESDM, masih mendapati banyak permasalahan yang harus dicarikan solusi. Juga faktor dorongan dari Presiden Republik Indonesia untuk segera menuntaskan permasalahan mendesak di tempat-tempat terpencil sekalipun, yaitu masalah energi utamanya gas dan listrik. Sehingga kemudian terciptalah beberapa solusi yang telah dikeluarkan yaitu konverter kit dari BBM ke LPG untuk nelayan dan lampu tenaga surya untuk daerah yang sulit mendapat aliran listrik yang juga mengalami keterbatasan ekonomi.