Bahas Isu Terkini, Rektor UNAIR Adakan Dialog dengan Alumni Monday, 04 June 2018 07:29

dialog alumni

SUASANA dialog dengan alumni UNAIR yang dipimpin langsung oleh Rektor, di rumah dinas Rektor Jl. Dr. Soetomo Surabaya, Jumat (1/6) lalu. (Foto: Bambang Bes)

 

UNAIR NEWS – Guna mencari masukan terkait isu-isu terkini yang menerpa kampus, Rektor Universitas Airlangga mengadakan dialog dengan perwakilan alumni Universitas Airlangga. Acara ini dilaksanakan di rumah dinas Rektor UNAIR Jl. Dr. Soetomo Surabaya, dan karena dilaksanakan di bulan Ramadhan, maka dikemas dalam suasana religi, hari Jumat (1/6) malam.

Sambil ngabuburit (menunggu datangnya waktu berbuka puasa), Rektor UNAIR Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE., MT., Ak., CMA., membuka acara dialog didahului pembacaan teks Pancasila secara bersama. Hal ini dilakukan karena bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila 1 Juni. Pembacaan teks Pancasila itu dipimpin oleh Cak Ahen (Ahmad Hendarto), pengurus IKA-UA.

Selain Rektor, hadir juga para Wakil Rektor dan pimpinan universitas yang lain. Demikian juga Ketua Umum IKA Universitas Airlangga Drs. Ec. Haryanto Basoeni hadir beserta jajaran pengurus IKA-lainnya, komplit beserta perwakilan IKA fakultas dan beberapa komisariat daerah.

Dalam acara ini Rektor ingin memperoleh masukan dari para alumni terkait dengan isu-isu yang ”dialamatkan” kepada dunia kampus. Misalnya mengenai kampus yang ditengarai terpapar paham radikalisme, isu-isu Pilkada, dan lain-lainnya.

Terkait dengan isu pilkada, ditegaskan oleh Rektor bahwa posisi Universitas Airlangga adalah netral senetral-netralnya. Tidak memihak dan tidak condong kepada salah satu pihak/kontestan. Dengan 38.000 mahasiswa UNAIR dan sekitar 1.800 dosen-dosennya, diakuinya, memang tidak mungkin bisa mengendalikan sepenuhnya pemikiran-pemikirannya. Justru di kampus, pemikiran-pemikiran itulah yang dihargai secara akademik.

”Dosen memiliki kebabasan akademik dalam penelitian dan publikasi ilmiah, sehingga kebebasan akademik itulah yang seharusnya digunakan secara bertanggungjawab secara ilmiah sesuai kompetensi penelitiannya,” tandas Rektor.

dialog alumni
DIANTARA peserta dialog menyempatkan diri untuk berfoto bersama Rektor, seusai acara. Menambah sinergi keakraban. (Foto: Bambang Bes)

 

Rektor juga menegaskan bahwa UNAIR sangat menolak tudingan kampus sebagai terpapar paham radikalisme, atau kegiatan yang sama sekali diluar akademik. Sebab tak satu pun mata kuliah di UNAIR yang mengajarkan radikalisme, baik pada pendidikan agama, pembinaan dan kegiatan kemahasiswaan. Memang dimungkinkan dari sekian ribu mahasiswa, ada diantaranya yang punya pemikiran lain, tetapi itu personal lain dan tidak bisa digeneralisasi dan “ditempelkan” dengan lembaga.

Dimisalkan seorang mahasiswa mengambil 18 SKS. Maka ia berada di kampus hanya antara tiga sampai empat jam. Artinya tidak 100% berada di kampus. Selebihnya di luar kampus itulah ia bisa memperoleh paham non-akademik, misalnya dari internet dan dari suatu program sosial media.

”Sehingga tidak seharusnya mendiskreditkan kampus dengan tuduhan sebagai sarang paham radikal. Justru kita itu mendorong dengan segala upaya agar kampus terhindar dari terorisme,” tandas Prof. Nasih.

Diakui, sejak reformasi memang kehidupan kampus lebih ”liberal”, sehingga banyak paham pemikiran dan kegiatan yang berkembang. Sebagai dunia akademis juga mempelajari paham-paham tertentu secara ilmiah. Misalnya mempelajari sosialisme, kapitalisme sebagai suatu aliran ekonomi. Di bidang ilmu politik mempelajari bentuk-bentuk pemerintahan, ideologi politik, komunisme, dan sebagainya sebagai bagian dari ilmu secara akademik. Dan di UNAIR tidak satu pun ada mata kuliah yang mengajarkan radikalisme, termasuk dalam pembinaan kemahasiswaan.

”Jadi kalau diantara mereka itu mendapatkan paham radikal di luar kampus, misalnya via internet, via suatu program sosmed, ya salahkan itu internet dan sosmed ybs. Sehingga tidak relevan melabeli kampus sebagai bagian dari sarang radikalisme,” tandas Rektor.

Dengan prakata demikian akhirnya diskusi dan masukan pun banyak disampaikan oleh para alumni. Dialog berlangsung dua babak, yaitu sebelum dan sesudah salat tarawih bersama. Beragam kompetensi alumni andil dalam dialog, baik yang punya kompetensi di bidang luar negeri, pemerintahan, agama, dan politik. Semua masukan ditampung oleh rektor untuk suatu kajian selanjutnya.

 

Sumber: http://news.unair.ac.id/2018/06/04/bahas-isu-terkini-rektor-unair-adakan-dialog-dengan-alumni/ 

Tags :