Gempa Lombok, IKA FISIP UNAIR Perbanyak Save Play Area Monday, 27 August 2018 01:30
Gempa
Suasana penanganan korban gempa Lombok
 

UNAIR NEWS – Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Airlangga (IKA FISIP UNAIR) mengingatkan pentingnya pendampingan korban di lokasi bencana gempa bumi. Ini disampaikan Ketua Bidang Kerjasama IKA UNAIR, Yuliati Umrah, di Posko Pengungsian sekaligus Save Play Area, areal Gelanggang Olahraga (GOR) Desa Gondang, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (26/8).

“Saya ke sini (Lombok Utara, red) sebagai salah satu ketua bidang Kerjasama di Ikatan Alumni FISIP UNAIR yang awalnya melakukan identifikasi titik-titik mana yang urgent untuk dilakukan intervensi,” Yuli mengawali.

Identifikasi selama dua minggu menyebut banyak titik yang belum memiliki Save Play Area yang seharusnya sesuai amanah pasal 22 UNCRC (The Convention on The Rights of The Child) yang telah teratifikasi oleh Indonesia sebagaimana tertuang dalam Undang Undang Perlindungan Anak (UUPA).

Yuli yang juga Executive Director Yayasan Anak Lintang (ALIT) lantas koordinasi dengan sesama alumni untuk mengumpulkan donasi barang maupun uang untuk pelan-pelan membangun Save Play Area agar menjadi contoh organisasi manapun, institusi manapun yang mengelola posko posko di seluruh Lombok.

“Awaknya kita cuma akan melakukan identifikasi selama satu minggu. Dan satu minggu kemudian kita sudah bergerak mendirikan Save Play Area, di GOR Gondang, Kecamatan Gangga, Lombok Utara,” tandasnya.

Yuli yang asli Jombang Jawa Timur ini merinci untuk satu Save Play Area tak lebih dari Rp 50 juta. Keberadaan Save Play Area disertai pelatihan bagi masyarakat lokal untuk menjadi relawan trauma healing pasca kepulangan relawan.

Selama ini pengelolaan satu Save Play Area di Gondang yang tidak lebih dari Rp 50 juta, kata Yuli, terwujud dari pengumpulan donasi dari alumni UNAIR non alumni di Surabaya. Termasuk eksptariat dan warga. Donasi Rp 2000 pun diterima. Sumbangan barang secara langsung juga diterima.

“Save Play Area merupakan tempat yang sistemnya tidak satu, dua tempat. Namun tempat yang secara keseluruhan di dalam posko yang tersistem melindungi anak-anak. Bahwa pengungsian adalah tempat yang aman bagi anak,” paparnya.

Selama ini apabila tidak dibangun Save Play Area, kata Yuli, banyak indikasi dan bahkan telah muncul kasus  pelecehan seksual pada anak dan perempuan sebagaimana data di Polrestabes Mataram.

Save Play Area bisa melindungi anak-anak di pengungsian. Selain itu berfungsi memulihkan (recovery, red), psiko social recovery. Tujuannya memulihkan anak secara psikologi dan sosial.

Kegiatan untuk itu bisa melalui trauma healing, copy mecanism supaya refleknya lebih cepat lagi agar kalau terjadi gempa mereka lebih cepat bergerak.

“Di Save Play Area ada sekolah darurat yang beda dengan sekolah yang tetap. Pendekatan sekolah darurat adalah bagaimana anak-anak tetap bersekolah,” tutupnya.

 

Sumber: http://news.unair.ac.id/2018/08/26/gempa-lombok-ika-fisip-unair-perbanyak-save-play-area/ 

Tags :