Dokter TNI AD Mantan Aktivis Paduan Suara Thursday, 28 March 2019 07:50

Abraham Arimuko lahir di Yogyakarta pada 12 April 1963. Dia merupakan dokter spesialis kulit dan kelamin sekaligus dokter TNI-AD yang bertugas di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta.

Saat ini, dia menjabat sebagai Direktur Pengembangan dan Pendidikan di rumah sakit tersebut. Sebelumnya menjadi seorang dokter, dia menempuh pendidikan S-1 di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) pada tahun 1981.

Selama mengikuti perkuliahan di FK Unair, Abraham Arimuko mengaku dapat pelajaran yang komprehensif, baik teori maupun praktik, dari dosen-dosen kedokteran yang mumpuni.

Selain materi kedokteran, dia memperoleh pelajaran moral dan sopan santun. Yang terpenting adalah cara bersikap sebagai dokter dan menghargai guru. Dia memiliki pengalaman positif selama menjalani kuliah sebagai mahasiswa kedokteran.

Pada tahun 1986, Abraham diuji oleh Prof. Dr. Budi Warsono sebagai dosen bagian penyakit dalam. Saat sebagai coass (dokter muda), dia dibimbing dosen tersebut dengan sistem pendidikan yang sangat baik. Yakni, menyampaikan materi dengan humor dan memberikan kata kunci agar mudah diingat.

 

Harus Memiliki Jiwa Sosial Tinggi

Dia juga memiliki pengalaman berkesan bersama Prof. Dr. Ibeni Ilyas yang merupakan kepala bagian kulit dan kelamin di FK UNAIR kala itu. Abraham bersama mahasiswa kedokteran lainnya tidak hanya diberi wejangan mengenai teknis medis kulit dan kelamin, tetapi juga wawasan kebangsaan, kemanusiaan, dan solidaritas.

Yang terpenting adalah dokter harus memiliki jiwa sosial yang tinggi. Artinya, profesi dokter tidak hanya dilihat sebagai bisnis, melainkan juga ajang membaktikan diri kepada pasien.

Selain itu, menjadi dokter kulit tidak hanya mengetahui kosmetik dan kecantikan, tetapi juga penyakit yang menjadi isu nasional seperti kusta.

 

Setia WNI Harus Menjunjung Kebhinnekaan

Sejak tingkat pertama, Abraham Arimuko aktif mengikuti paduan suara di UNAIR. Banyak prestasi yang diperoleh tim paduan suara UNAIR. Saking cintanya, dia menganggap jangan sampai kuliah mengganggu aktivitas latihan paduan suara. Kemudian, dia menjadi ketua paduan suara pada tahun 1986–1988.

Abraham Arimuko menuntaskan pendidikan kedokteran sebagai dokter muda di UNAIR pada tahun 1988. Dia mengawali karir sebagai dokter muda di pasukan TNI-AD batalyon 507 pada 1989. Dia termotivasi untuk menjadi dokter TNI-AD karena ke depan dirinya dapat berkembang dan menjadi lebih baik.

Kemudian, dia mengikuti penugasan di Timor Timur pada 1989–1990. Setelah itu, dia mengambil spesialis kulit dan kelamin selama empat tahun pada 1992. Setelah menjadi dokter spesialis, dia ditugaskan dan melayani pasien di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta pada tahun 1998 hingga sekarang.

Harapan ideal tentang Indonesia di masa depan adalah Indonesia harus rukun, damai, dan memiliki jati diri untuk kemajuan dan kemakmuran ber-sama. Setiap warga Indonesia harus menjunjung kebinekaan.

 

Profil Singkat

Nama                      :  dr. Abraham Arimuko SpKK, MARS. FINSDV, FAADV

Tempat, Tanggal Lahir            :           Yogyakarta, 12 April 1963

 

Pendidikan:

  • MD, Lulus 1988, Universitas Airlangga Surabaya.
  • Specialist, Dermatovenereologist, Lulus 1996, Universitas Airlangga Surabaya.
  • Fellowship, Lulus 1997, National Skin Centre Singapore
  • Fellowship, Lulus 1997, University of California of San Diego
  • Medical Leadership Strategic, Lulus 2008, Fort Sam Houston, Texas

 

Organisasi/Tugas:

  • President The Asia Pacific Laser Medicine and Surgery (APALMS)
  • Ketua Umum Ikatan Kedokteran Laser Indonesia (Iklasi)
  • Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (Perdoski)\
  • Member International Society of Dermatology
  • Member European Assosiation of Dermatology and Venereology
  • Ketua Kelompok Studi Dermatologi Kosmetik Indonesia (KSDKI)
  • Anggota Tim Dokter Kepresidenan Republik Indonesia
  • Ketua Komite Mutu dan keselamatan Pasien RSPAD Gatot Soebroto
  • Dosen pembimbing klinik, S-1 di UPN Jakarta, YARSI, Ukrida, dan UPH
  • Dosen pembimbing klinik, Spesialis di Universitas Hasanudin
  • Surveior Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS )

 

Tags :