Pengalaman Mencari Data Mengikis Rasa Gundah Tuesday, 21 May 2019 07:48

Awani Irewati Dra MA, Arek Suroboyo asal Bangkalan, Madura. Lahir dan besar menjalani jenjang pendidikan dari Sekolah Dasar (SD), SMP, SMA, sampai kuliah S1 di Jurusan Hubungan Internasional (HI) FISIP. Ira, demikian ia biasa disapa teman-temannya, masih sangat fasih berbahasa asli Madura. Di Surabaya Ira bersama ibu dan adiknya tinggal di kawasan elite, Jalan dr. Sutomo. 

Ira menceritakan pengalamannya bahwa saat duduk di jurusan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) di SMA Negeri 2 Surabaya, sempat berharap bisa kuliah di Fakultas Kedokteran UB (Universitas Brawijaya). Tetapi hasil Sipenmaru (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru) waktu itu mengantarkan Ira ke FISIP UNAIR. Pilihan Fakultas Kedokteran tidak berhasil. Tetapi pilihan IPS diterima di jurusan Hubungan Internasional FISIP UNAIR pada 1982. Saat itu, (1982) Jurusan Hubungan Internasional (HI) dibuka untuk kali yang pertama.

Memulai pengalaman belajar di HI FISIP, Ira bercerita bahwa saat itu hubungan antarmahasiswa dengan dosen begitu dekat. Hal yang sama terjadi sesama mahasiswa lantaran peminat jurusan HI saat itu belum terlampau besar.

Karena jurusan HI ini baru kali pertama dibuka, kelengkapan buku-buku tentang ilmu HI di perpustakaan FISIP masih sangat terbatas. Keterbatasan buku-buku membuat “keikhlasan” para dosen untuk meminjamkan kepada mahasiswa saat itu. Itulah yang menjadi salah satu pendorong kedekatan mahasiswa dengan para dosen di HI FISIP.

 

Sempat Gundah

Selama 1 tahun lebih di HI FISIP, Ira mengaku sempat gundah. Perasaanya, mantabkah ia di jurusan HI yang tengah dijalani ini.Namun, kegundahan ini semakin menipis. Lalu berganti dengan kecintaan atas ilmu yang memang berkait langsung dengan dinamika sosial, terlebih dinamika interaksi antarnegara yang semakin disenangi Ira.

Ira lulus pada 1987 dengan sidang terbuka-ujian skripsi mendapatkan nilai A. Setelah dinyatakan lulus, para dosen pembimbing maupun dosen penguji langsung menawarkan untuk melamar menjadi dosen di FISIP UNAIR. Namun saat itu, kata Ira, dirinya belum bisa menjawab tawaran menjadi dosen lantaran masih banyak keinginan lain yang berkecamuk dalam benaknya.

 

Pengalaman Cari Data Mengikis Rasa Gundah

Selama menjalani proses belajar di FISIP UNAIR sangat menyenangkan, terlebih ketika pengalaman KKL (Kuliah Kerja Lapangan) dan ketika proses penulisan skripsi. Ketika proses penulisan skripsi dimulai, saat itu juga ketekunan, kedisiplinan, dan ketelitian menghimpun, melakukan studi berbagai literatur, serta kegiatan wawancara dengan banyak pakar dituntut amat tinggi demi kelancaran penulisan.

Namun, terkadang pula rasa jenuh menghinggap. Satu penyebabnya adalah tiadanya satu mata kuliah (pilihan) yang diambil selama proses penulisan skripsi. Sehingga frekuensi interaksi dengan sesama teman menurun tajam. Ini cukup berpengaruh.

Kejenuhan mulai terkikis ketika proses wawancara dengan beberapa pakar di LIPI Jakarta (seperti Lie Tek Tjeng, CPF Luhulima dll), Asia Foundation, CSIS, Kedutaan Jepang serta di Surabaya, dan tentunya saat jadwal konsultasi dengan dosen pembimbing. Saat itu seakan menancapkan efek kejut pada semangat belajar.

Ketika melakukan pencarian data di Asia Foundation di Jakarta, Ira memperoleh kesempatan untuk memilih banyak buku terkait HI, yang kala itu institusi ini banyak memberi buku kepada mereka yang membutuhkan, khususnya untuk dunia pendidikan.

Menurut Ira kesempatan emas ini dipakai untuk memilih sebanyak mungkin buku-buku untuk kemudian ia kirim ke FISIP UNAIR untuk kelengkapan Perpustakaan FISIP. Ini mungkin salah satu kepedulian saya terhadap FISIP UNAIR.

 

Menjadi Mahasiswa Teladan

Salah satu hal yang Ira tidak bisa lupakan ialah ketika mengikuti seleksi pencarian mahasiswa teladan di lingkungan UNAIR. Ajang uji pengetahuan umum yang dihadapi Ira dari beberapa dosen penguji juga memberi pengalaman dan mata ajaran tersendiri.

Pada akhirnya, Awani Irewati (Ira), terpilih menjadi Mahasiswa Teladan II di FISIP UNAIR 1986. Apresiasi itu memberi bonus pengalaman tersendiri. Namun tantangan terberatnya justru sesudah memperoleh predikat itu. Penerimaan penghargaan ketika wisuda tak sempat dilakukan. Sebab, Ira terlambat lantaran baru mengetahui ada undangan di Kampus FISIP.

Kegiatan semasa mahasiswa tak banyak diikuti Ira. Hanya menjadi salah seorang pengurus Senat Mahasiwa. Di luar itu, Ira aktif mengikuti kegiatan di Masjid Al-falah, yang tak jauh dari tempat tinggalnya di Jalan dr Sutomo.

Ira juga pernah memberi les privat Bahasa Inggris kepada siswa SMP, yang dilakukan setelah pulang kuliah. Honor yang diperoleh cukup untuk menambah uang bensin motor “Honda Cup”- nya saat itu.

 

Di LIPI Fokus pada Penelitian Perbatasan

Lulus FISIP 1987, Ira diterima bekerja sebagai peneliti di Pusat Penelitian Politik, LIPI sejak 1988. Tahun 1991 mengambil program S2 di Griffith University, Brisbane, Australia, dan lulus pada tahun1993.

Sekembali studi, Ira langsung terlibat dalam beberapa penelitian di LIPI. Pada 2003 Ira memfokuskan kajian-kajiannya pada segmen perbatasan antarnegara. Itu ia awali dengan pengambilan kasus Tenaga Kerja Indonesia (TKI) illegal, diikuti dengan kajian Kebijakan Luar Negeri Indonesia Menghadapi Kejahatan Lintas Negara: Kasus Illegal Logging di Kalbar dan Kaltim (sebagai koordinator, editor, dan peneliti) pada 2004.

Tahun berikutnya penelitian Illegal Logging ini mendapat penghargaan IPSK Awards sebagai penelitian terbaik ke-2 di Lingkungan IPSK (Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan).Penelitian-penelitian di seputar perbatasan antarnegara ini yang menjadi “bidan” bagi penelitian-penelitian perbatasan berikutnya, seperti Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan, Ketahanan Wilayah Pesisir di Kepulauan Riau: Konteks Dinamika Regional (2009 dan 2010).

Selanjutnya, masa 5 tahun (2011-2015) melakukan penelitian perbatasan di ASEAN Utara. Yakni perbatasan Thailand–Myanmar (2011), Thailand–Malaysia (2012), Thailand–Kamboja (2013), Thailand–Laos (2014), yang dilakukan dengan penelitian ke masing-masing wilayah perbatasan negara-negara itu.

Penelitian berikutnya tentang Kerja Sama Konektivitas di negara-negera Greater Mekong Subregion (2015), yang menyusuri East-West Economic Corridor, khususnya koridor ekonomi antara Vietnam (Dong Ha) – Laos (Savannakhet) – Thailand (Hat Yai).Berikutnya mengkaji Kerja Sama Konektivitas di IMT GT (Indonesia – Malaysia – Thailand) Growth Triangle di tahun 2016 yang juga menyusuri koridor ekonomi antartiga negara itu.

Tahun 2017 fokus penelitian pada Kerja Sama Konektivitas BIMP EAGA (Brunei-Indonesia-Malaysia-Philippines, East Asia Growth Triangle) dengan perjalanan penelitian di titik-titik perbatasan serta menyusuri sepanjang koridor ekonomi antar 3 negara (kecuali Phillipina).Sedangkan untuk 2018, kajian Kerja Sama Konektivitas di Kawasan Indonesia Bagian Timur, konteks TIA (Timor Leste – Indonesia – Australia).

Penelitian lapangan ke beberapa Negara itu juga dilakukan banyak diskusi dengan institusi terkait maupun dengan universitas yang memiliki pakar di bidang yang diteliti.

Tahun 2019 akan dibuat sebuah model dari penelitian-penelitian 5  tahun sebelumnya tentang Kerja Sama Konektivitas yang ada.

 

Koordinator Politik Internasional

Selain sebagai peneliti, Ira juga pernah menjadi Kepala Sub Bidang Kerja Sama 2001 – 2004, Kepala Bidang Perkembangan Politik Internasional (2005– 2011). Dan kini menjadi Koordinator Politik Internasional, sejak 2016).

Sebagai peneliti, jabatan fungsional saat ini sudah mencapai tingkat Peneliti Utama – IV D. Sebagai peneliti juga tak bisa menampik banyak permintaan para mahasiswa yang sedang menyusun karya ilmiah akhir seperti dari Universitas Indonesia, Universitas Hasanuddin, Universitas Padjajaran, IISIP, UIN, Unjani dan sebagainya. Tentunya mereka ini berlatar belakang ilmu Hubungan Internasional.

Selain itu, dari hasil penelitian di P2P LIPI ini (selain menjadi buku) disusun Policy Paper dan Policy Brief sesuai dengan tahun berjalan untuk diserahkan pada Pemerintah Indonesia dan stake holder yang concern pada masalah ini.

Pusat Penelitian Politik LIPI juga sering menerima banyak kunjungan tamu dari mancanegara yang ingin bertukar pendapat tentang isu-isu yang terkait penelitian-penelitian di P2P LIPI. Jadi tidak terbatas pada Penelitian Perbatasan saja.

 

Profil Singkat

Nama                                 :  Dra. Awani Irewati, MA

Tempat, Tanggal Lahir       :   Surabaya, 23 Oktober 1962

 

Pendidikan:

  • SD di Surabaya
  • SMP di Surabaya
  • SMA Negeri 2 Surabaya 1982
  • FISIP UNAIR 1987
  • Master of Arts, in Asia and International Studies, Griffith University, Brisbane, Queenslands, Australia 1994

Pekerjaan – Profesi:

  • Peneliti Utama LIPI Jakarta
  • Koordinator Politik Internasional, sejak 2016
Tags :