Lahir di Surabaya, Lusia mengenyam pendidikan dasar hingga tinggi di Surabaya. Baru ketika lulus kuliah, Lusia melanjutkan karir di daerah yang jauh dari tempatnya tinggal, yakni di Batam.
Berlatar belakang keluarga sederhana, Lusia tetap semangat untuk melanjutkan kuliah di Universitas Airlangga jurusan Sastra Inggris pada tahun 1999 dan lulus pada tahun 2003. Hari-hari kuliahnya berjalan dengan sangat padat. Kesibukannya tidak hanya kuliah, tetapi juga bekerja. Namun, semua itu dilakukan Lusia dengan bahagia.
Semasa kuliah, Lusia tumbuh menjadi pribadi yang rajin dan aktif. Dia aktif mengikuti kegiatan pecinta alam, menghabiskan waktu dengan membaca buku di perpustakaan. Di sela-sela kuliah, Lusia juga bekerja serta aktif menggalang dana di fakultas untuk acara buka puasa saat Ramadan. Sebagaimana pendidikannya, karir wanita aktif ini juga berjalan mulus. Lulus kuliah, dia memutuskan menikah. Setelah itu, dia baru mulai menata karir.
Dari PRM, Bisnis Arang Tempurung, lalu Bikin Rumah Singgah
Lusia mengawali karir sebagai Public Relation Manager (PRM) di perusahaan Avava International Group di Batam pada 2008. Kemudian, dia merintis bisnis sendiri dari tempurung kelapa pada 2010.
Sukses menjadi pengusaha arang, Lusia mewujudkan salah satu mimpinya dengan mendirikan rumah belajar dan rumah singgah Cinderella from Indonesia Center (CFIC) pada 2012. Rumah belajar ini didedikasikan untuk membantu para single parent dan anak-anak yang tidak mampu agar tetap bisa belajar.
Dari rumah singgah ini, Lusia memberdayakan perempuan di berbagai daerah di Indonesia yang penjualan produknya sudah mencapai Singapura, Australia, Brunei, Malaysia, Afrika, dan Amerika.
Menuai Banyak Penghargaan
Atas dedikasinya, Lusia berhasil memperoleh berbagai penghargaan lokal, nasional, dan internasional. Misalnya, The International Alliance for Women Award – 100 World Differences (2012), Sosial Department of Riau Island (2013), International Award - YSEALI Competition: Seeds Of The Future (2015), The Most Powerful Women (2015), Nominee Kick Andy (2016), Perempuan Inspiratif Nova (2016), Perempuan Inspiratif Femina & AXA Mandiri (2017), dan Alumnus Grant Scheme (AGS) 2017 by Australia Government.
Harapan idealnya untuk Indonesia pada masa yang akan datang adalah penataan sistem pendidikan yang lebih baik serta memberi kesempatan kepada kaum muda untuk berkarya.
Pendidikan tidak hanya bisa dinikmati oleh sebagian daerah di Indonesia. Pendidikan harus bisa dirasakan anak-anak dan pemuda di seluruh pelosok Indonesia. Jadi, anak-anak di seluruh belahan Indonesia bisa menikmati pendidikan yang baik.
Lusia juga mengharapkan, jika sistem pendidikan di Indonesia dapat diakui negara lain, nama Indonesia dapat terangkat melalui jalur pendidikan.
Memberi kesempatan kaum muda untuk berkarya adalah hal lain yang juga harus dilakukan. Memberi tempat untuk generasi muda agar bisa menghasilkan karya terbaik bagi negerinya.
Profil Singkat
Nama : Lusia Efriani Kiroyan, S.S.
TTL : Surabaya, 1 Agustus 1980
Pendidikan:
SD (Surabaya) Lulus tahun 1993
SMP (Surabaya) Lulus tahun 1996
SMA (Surabaya) Lulus tahun 1999
S-1 (Universitas Airlangga) Lulus tahun 2003
Karir, Penghargaan, Pekerjaan