Memilih Jurusan Ilmu Politik Karena Menggemari Iwan Fals Monday, 16 September 2019 09:05

Irwan Setiawan saat ini adalah anggota DPRD Jawa Timur dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS). Irwan menceritakan, dia diterima di Universitas Airlangga (Unair) pada saat yang tepat. Momennya sesuai dengan jurusan yang dia minati. “Saya diterima di FISIP pada 1994 di jurusan ilmu politik. Dan lulus pada 2000,” tuturnya.

Menurut Irwan jurusan ilmu politik ia pilih karena ia ngefans ke penyanyi Iwan Fals. Sosok yang kritis dan memiliki komitmen tinggi. “Nah, saya ingin memiliki jiwa seperti dia. Saat itu, pada 1994, Indonesia sedang mengalami gejolak. Masa transisi dari Orde Baru ke Reformasi,” tambahnya.

Karena itu, katanya, jurusan ilmu politik yang dia pilih sesuai momentum. Kata Irwan, apa yang dipelajari di jurusan politik selaras dengan praktik politik pada masa itu. Termasuk cara melakukan aksi di lapangan. “Karena itu, saya ikut demonstrasi bersama rekan-rekan lain,” katanya.

 

Aktif di KAMMI

Semasa kuliah di internal kampus, Irwan mengaku aktif di kerohanian Islam. Sedangkan untuk kegiatan ekstra kampus, dia aktif di Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI). “Saya aktif pada kegiatan tersebut. Ilmu yang saya terima di bangku kuliah langsung diterapkan,” ujarnya. Salah satu mata kuliah yang Irwan ingat sampai sekarang adalah perilaku pemilih. Lalu dosen yang paling berkesan, antara lain Muhammad Asfar. Dia memberi kuliah perilaku pemilih.

“Dan saya menggunakan ilmu tersebut untuk maju di pemilihan,” cerita Irwan sambil menambahkan bahwa sang dosen, Muhammad Asfar, tidak hanya mengajarkan materi, tapi pengalaman selama dia aktif di dunia politik.

Irwan menambahkan bahwa dia bangga dengan Unair. Kala itu, Unair menonjol dan sejajar dengan kampus lain. “Fisip, misalnya, bisa mengikuti dinamika sosial di masa transisi. Itu menjadi modal bagi kami mahasiswa Ilmu Politik,” katanya.

 

Sebelum ke Parpol Sempat jadi Peneliti

Selesai dari Unair, Irwan Setiawan sempat aktif menjadi peneliti. Aktivitas itu ia lakukan sebelum lulus. Kegiatan tersebut terus berlanjut hingga 2002. Karir di bidang penelitian itu dijalani.

Tetapi sejak 2001, saat masih jadi peneliti, Irwan mengaku mulai nyantri politik di Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Karir di partai politik juga terus berkembang, sampai menjadi humas di parpol tersebut.

 

Terpilih jadi Anggota Legislatif pada 2009

Pada 2009, Irwan Setiawan mulai masuk ke legislatif. Pengalaman belajar di Unair dan pengalaman di masa itu, menurut dia menjadi modal besar. “Saya paham tentang perilaku politik, terutama pengalaman dari masa pergerakan semasa mahasiswa,” tuturnya.

Kata Irwan, Unair menjadi ladang untuk menggodok mental sebagai politikus. Pengalaman belajar mendorongnya mampu menganalisis, berpolitik praktis, dan bisa menempatkan diri sebagai politikus yang baik.

Harapan ke depan, Unair bisa mengikuti dinamika yang ada. Persaingan global harus disikapi dengan serius. Fisip, misalnya, papar Irwan, memiliki laboratorium cukup luas. Tidak hanya dalam bentuk jurnal, tapi dalam bentuk lainnya.

 

Unair Harus Jadi Laboratorium Politik bagi Orang Asing

Saat ini dinamika politik dan demokratisasi berkembang pesat. Unair harus menjadikan hal itu sebagai laboratorium. Orang asing banyak menelitik dinamika politik di Indonesia. Idealnya, kampus di Indonesia harus lebih dari itu. Hasilnya, akan ada teori baru yang menyangkut politik.

Pada masa itu, politik di masa transisi menjadi laboratorium mahasiswa. “Saya memadukan teori dengan fakta yang di lapangan. Salah satu upaya mewujudkan laboratorium itu dengan bersikap terbuka. Tidak menutup organisasi ekstra masuk ke kampus,” ujar Irwan.

Ada kabar Unair selalu menentang mahasiswanya untuk berpolitik praktis. Jika itu benar, menurut penilaian Irwan imbauan itu kurang tepat. Mahasiswa FISIP harus paham masalah politik. Bahkan perlu digembleng langsung. Tidak hanya terpaku pada materi dan teori saja.

Unair tak perlu khawatir idealisme mahasiswa bakal terganggu. Sebab, politik praktis tidak akan mengganggu selama mahasiswa mendapat bekal yang cukup dalam menghadapi dinamika yang ada. Sebaliknya, sikap tertutup terhadap dinamika politik akan membutakan mahasiswa.

Saat lulus, mereka tak paham politik secara riil. Mereka hanya paham secara teori, tidak pada praktik. “Akibatnya, lulusan Unair tidak mampu mewarnai perpolitikan di Indonesia, Jawa Timur, dan Surabaya,” katanya.

Profil Singkat

Nama                                   : Irwan Setiawan SIP

Pendidikan Terakhir             : Jurusan Ilmu Politik FISIP Unair (1994 - 2000)

Jabatan                                 : Anggota DPRD Jatim dari Fraksi PKS (2014-2019)

Pengalaman Organisasi:

Kerohanian Islam FISIP

KAMMI

Tags :