Mengabdikan Diri Demi Kesehatan Masyarakat Monday, 09 March 2020 04:51

Tutut Indra Wahyuni mengenyam pendidikan S-1 Jurusan Perilaku dan Pendidikan Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair) pada tahun 1992—1996. Di jurusan tersebut, dia merasa mendapatkan banyak pengetahuan baru seperti ilmu kesehatan kerja dan kesehatan lingkungan.

Tutut mengaku saat kuliah itu dia juga berkesempatan belajar langsung kepada dosen- dosen yang enak untuk diajak berkomunikasi dan berdiskusi. Karena itu, selain fokus kuliah, dia juga mengikuti kegiatan-kegiatan penelitian di masyarakat bersama beberapa dosen.

Perempuan kelahiran Surabaya, 2 Mei 1972 tersebut juga pernah mengikuti penelitian tentang gizi dan perilaku masyarakat di Madura. Selama menjalani studi di Unair, Tutut juga termasuk mahasiswa yang aktif mengikuti kegiatan-kegiatan nonakademik, seperti senat mahasiswa, rohis, dan baksos.

 

Tenaga Honorer di RSUD Probolinggo

Setelah lulus dari Unair, Tutut memulai karir sebagai tenaga honorer di RSUD Probolinggo selama enam bulan pada tahun 1997. Pada tahun berikutnya (1998), Tutut mendapat panggilan sebagai PNS di Sumatera Selatan (Sumsel). Dia bekerja di RSUD Sekayu, Kabupaten Muba, Sumsel, selama tiga tahun (1998—2001).

Pada tahun 2001— 2003, Tutut menempuh pendidikan S-2 di Jurusan Informatika Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI). Setelah lulus dari UI, dia dipindahtugaskan ke Subdit Perilaku Hygiene dan Sanitasi, Direktorat Penyehatan Air dan Sanitasi, Ditjen Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Departemen Kesehatan (saat ini Kementerian Kesehatan).

Selama menempuh karir di Kementerian Kesehatan, Tutut pernah menduduki beberapa jabatan strategis. Sejak 2017 hingga sekarang, dia diberi amanah untuk menjabat sebagai Kepala Subdirektorat Penyehatan Pangan, Direktorat Kesehatan Lingkungan, Ditjen Kesehatan Masyarakat.

 

Harapan ke Depan

Sebagai orang yang berkecimpung di dunia kesehatan, Tutut tentu memiliki beberapa harapan untuk Indonesia yang lebih sehat. Dalam penangan penyakit, pemerintah seharusnya lebih concern ke tindakan preventif dan promotif daripada kuratif. Anggaran untuk pencegahan dan promosi kesehatan perlu ditingkatkan agar memberikan hasil yang maksimal.

Para sarjana kesehatan masyarakat (SKM) juga harus bisa mengaktualisasikan diri serta mewarnai pengambilan keputusan dan kebijakan secara nasional untuk kesehatan masyarakat. Khusus untuk Unair, Tutut berharap ikatan alumni semakin diperkuat sehingga dapat membentuk jejaring dan saling mendukung.

 

Profil Singkat

Nama                                  :  Tutut Indra Wahyuni

Tempat, Tanggal Lahir        :    Surabaya, 2 Mei 1972

 

Pendidikan

  • Jurusan Ilmu Perilaku dan Pendidikan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Unair (1992—1996)
  • Jurusan Informatika Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (2001—2003)

 

Karier dan Pekerjaan

  • RSUD Sekayu, Kabupaten Muba, Sumatera Selatan (1998—2001)
  • Subdit Perilaku Hygiene dan Sanitasi, Direktorat Penyehatan Air dan Sanitasi, Ditjen Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2003—2006)
  • Subdit Pengawasan Kualitas Lingkungan, Direktorat Penyehatan Lingkungan, Ditjen Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2006—2011)
  • Subdit Penyehatan Permukiman dan Tempat-Tempat Umum (2011—2013)
  • Kasi Standardisasi Subdit Penyehatan Kawasan dan Sanitasi Darurat (2013—2017)
  • Kepala Subdirektorat Penyehatan Pangan, Direktorat Kesehatan Lingkungan, Ditjen Kesehatan Masyarakat (2017—sekarang)
Tags :