Webinar inspiratif besutan DPKKA bersama IKA UA yang bertajuk Ngobrol Bareng Alumni kembali hadir pada 16 Februari 2021 lalu. Dengan tema obrolan Living in Japan: Culture and Career Opportunities Survive in Japan, beberapa alumni yang memiliki karier cemerlang di Negeri Sakura pun didatangkan sebagai pembicara. Melalui webinar yang diikuti oleh 626 pendaftar itu, para alumni hebat tersebut membagikan banyak sekali wawasan yang mengesankan.

             Pembicara pertama adalah Vidya Wahyu Pristian. Perempuan tangguh yang ternyata lulusan FIB UNAIR ini memiliki banyak pengalaman suka duka selama tinggal dan meniti karier di Jepang. Saat ini, Vidya sedang menetap dan mengurus bisnisnya di Chiba, Jepang. “Dari kuliah Saya memang suka jualan, yah. Saya juga sempat mengikuti program pertukaran mahasiswa ke Malaysia selama satu tahun”, ungkapnya ketika memperkenalkan diri. Dalam rangka membekali para peserta yang berminat untuk berkarier di Jepang, Vidya pun memaparkan beberapa poin-poin penting yang wajib ditaati jika ingin survive di Jepang.

            Tak hanya Vidya, seorang alumni FISIP UNAIR bernama Rahmayanti Helmi Yanuariadi pun juga turut angkat bicara tentang pengalaman hidupnya di Jepang. Dalam webinar kala itu, Rahmayanti mampu menginspirasi para peserta lewat kesuksesannya dalam mengelola bisnis perhiasan. Menariknya, menjadi business woman bukanlah satu-satunya kesibukan yang dimiliki oleh Rahmayanti. Ia juga terbilang aktif berkecimpung dalam Forum Lingkar Pena Jepang.

            Pembicara terakhir dalam webinar saat itu juga datang dari Alumni FISIP UNAIR; Dwi Retno Wahyuningtyas. Berbeda dari kedua pembicara sebelumnya yang fokus membagikan wawasan seputar budaya di Jepang, Dwi Retni Wahyuningtyas justru menceritakan pengalamannya dalam meniti karier di Jepang. Dalam sesinya saat itu, Dwi Retno Wahyuningtyas memaparkan hal-hal yang harus Ia persiapkan saat memutuskan untuk menuntut ilmu dan meniti karier di Jepang.

Penulis: Sheila Sofyan

Sumber: https://dpkka.unair.ac.id/content/view?id=193&t=ngobrol-bareng-alumni-susah-senang-hidup-di-jepang