Catatan & Pengalaman Mengembangkan Profesi Dokter Hewan Tuesday, 19 October 2021 02:34

Profesi dokter hewan merupakan jenis pekerjaan yang tidak dapat dialihkan kepada orang lain. Karenanya dokter hewan harus mengucapkan sumpah dokter hewan dalam menjalankan profesinya serta berkewajiban mematuhi etika dan sumpah profesi. Untuk menyadarkan dirinya, bahwa pekerjaan itu mempunyai tanggung jawab yang besar. Penyalahgunaan pekerjaan tersebut dapat mengakibatkan bahaya bagi masyarakat. drh. Wahyu Setiawan Yuwana dikenal sebagai salah satu dokter hewan ternama di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Beliau merupakan alumni FKH UNAIR angkatan 1983. Diterima menjadi Mahasiswa FKH UNAIR Tahun 1983 lewat jalur tes (Pilihan Pertama). FKH UNAIR menjadi pilihannya karena dekat dengan rumah tempat kelahiran yang berjarak lima menit berjalan kaki ke kampus B, di jalan Dharmawangsa Barat, Surabaya.

Sedikit bercerita mengenai kisah perjalanannya selama menempuh perkuliahan di FKH UNAIR. Selama kuliah S1, perkuliahan diselesaikannya dengan tepat waktu yaitu dalam kurun waktu enam tahun (1983-1989 berkat dukungan, dan support penuh keluarga dan semua pihak, maka pada kesempatan ini drh. Wahyu Setiawan Yuwana ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dekan Prof. Dr. Soehartojo Hardjopranjoto, M.Sc, Bapak Ibu Dosen Pembimbing, seluruh staf dan karyawan-karyawati, serta teman-teman seangkatan tahun 1983 yang telah berjasa mengantarkannya menjadi dokter hewan, dan tidak lupa permohonan mohon maaf atas ucapan, sikap, dan perilaku yang kurang berkenan di hati seluruh Civitas Akademika FKH UNAIR selama menempuh proses Pendidikan Profesi Dokter Hewan (PPDH) di Kampus tercinta ini.

Cerita unik dan berkesan selama di FKH UNAIR 

Mengenal sosok salah satu dosen FKH kebanggaan, beliau adalah Almarhum Bapak drh. Budi Santoso, MS, memang awalnya biasa saja, tetapi setelah 6 tahun kuliah di FKH, Bapak dosen ini unik dan menarik perhatian saya, keunikannya yaitu selalu berpakaian “khas” dengan baju kemeja putih lengan pendek dipadu dengan celana panjang hitam memakai sepatu pantofel hitam dan belum pernah senyum sama sekali (bertemu, disapa, memberi kuliah apalagi praktik di Klinik), perawakannya semakin khas dengan kumis agak tebal menghias diatas bibir menambah kerennya penampilan sosok dosen satu ini sejak awal masuk kuliah hingga lulus FKH. Singkat cerita, pada saat drh. Wahyu Setiawan Yuwana melaksanakan ko-asistensi sebulan lamanya, beliau ikut merubah penampilan cara berpakaian, persis seperti bapak dosen. Selama Ko-asistensi, beliau juga melakukan penelitian di Laboratorium Bakteriologi, Lantai 3, selama 3 bulan penuh dan menyusun skripsi. 

Selama kuliah, drh. Wahyu Setiawan Yuwana aktif di Unit Kegiatan Kerohanian Islam Universitas Airlangga (UKKI UNAIR), sebagai sekretaris I (Thn. 1984-1986) dan Sekretaris Umum (1987-1989).

Dokter Hewan Tanpa Sepatu (Tahun 1990-1994)

Menjadi “Dokter Hewan Tanpa Sepatu”, seperti itulah sekiranya gambaran seorang dokter hewan yang belum memiliki tempat praktek mandiri.Memberikan pelayanan kesehatan hewan keliling atas permintaan pemilik hewan atau ternak, melayani dengan jalan kaki, naik kuda cidomo (dokar) ataupun antar jemput pemilik hewan dan ternak, dan harus sudah sampai di rumah sebelum jam 17.00 sore karena sudah tidak ada kendaraan umum lagi dan sepi jalannya. Pada waktu itu (tidak seperti saat ini semua jalan macet dengan berbagai jenis kendaraan roda 4 dan 2 baik pribadi maupun online selama 24 jam). Jenis Hewan atau ternak yang dilayani, mulai dari kucing, kera, anjing, sapi, kerbau, kambing, babi dan kuda.

Menjadi dokter hewan rumah tangga pendopo Gubernur NTB selama tiga periode Gubernur (salah satu alasan rumah tinggal di sebelah Pendopo Gubernur, Jl. WR. Supratman No. 4, Mataram), jenis hewan yang dilayani: Kuda Pacu (6 ekor), Menjangan (53 ekor), Kucing (6 ekor), dan burung.

Dokter Hewan Praktik Mandiri (Tahun 1995-1999)

a) Membuka praktik “Dokter Hewan Mandiri” dengan menyewa tempat/toko, di Jl. Baladewa no.9, Cakranegara. Pertama kali praktik dokter hewan ber-SIP (Surat Ijin Praktek) di Provinsi NTB.

b) Dokter hewan melayani kesehatan hewan pada Komunitas Pecinta Kuda Pacu Mataram.

c) Jualan obat-obatan untuk kebutuhan hewan kesayangan maupun ternak besar (sapi, kerbau, dan kuda), ternak kecil (kambing dan babi), dan hewan kesayangan.

d) Jualan kambing antar-pulau dalam Provinsi NTB

Dokter Hewan Sebagai Dokter dan Manajer (Tahun 1999-Sekarang)

Dokter Hewan sebagai dokter dan sekaligus sebagai manajer, membuka praktik dokter Hewan Mandiri dilengkapi dengan usaha Pet Shop :

a) Tahun 1999 pindah tempat praktek dokter hewan yang dilengkapi dengan “Nobel Pet Shop”, Jl. Nursiwan no. 3 A-B, Cakranegara (menempati 2 Ruko).

b) Sebagai Dokter Hewan Penanggung-jawab Kesehatan Hewan Komunitas Kuda Pacu di Mataram

c) Sebagai Dokter Hewan Penanggung-jawab Kesehatan Hewan Gajah di Hutan Lindung Suranadi, Narmada, Lombok Barat

d) Sebagai Dokter Hewan pelayanan kesehatan hewan kesayangan di PT. Newmont, Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat.

e) Tahun 2008 hingga sekarang : Pindah tempat dan alamat “Nobel Pet Shop”, Jl. Sriwijaya No. 90, Mataram, Lombok, NTB. Sedangkan tempat praktik yang lama dipakai untuk buka cabang Pet Shop “LABA-LABA”, di Cakranegara hingga sekarang.

f) Tahun 2014 – hingga sekarang : Mengembangkan Klinik Hewan/ Praktik dokter hewan baru dengan dilengkapi Ruang operasi tersendiri dan tempat penitipan hewan sehat dan sakit, didukung SDM sebanyak 4 dokter hewan, di Jl. Majapahit No. 37 B, Ampenan, Lombok, NTB.

Baginya hal di atas menunjukan bahwa profesi dokter hewan, khususnya praktik mandiri apabila ditekuni dengan serius, InshaAllah bisa bersaing dengan profesi lainnya dan dunia usaha lainnya.

 

“ MOTIVASI BUAT ALUMNI “IKA UA” :

1. SEMANGAT KEKELUARGAAN

Mari kita membangun, menumbuhkan, dan memupuk rasa, bahwa kita satu Keluarga Besar Alumni Universitas Airlangga dalam wadah “IKA UA”. Bila salah seorang dari kita sakit, kita dapat merasakan sakit juga dan berusaha untuk menolongnya, dan bila salah seorang dari kita sukses, kita juga dapat merasakan dan mendukungnya.

2. SEMANGAT “TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI”.

Sebagai insan alumni Universitas Airlangga secara moril berkewajiban melanjutkan amanah Guru-guru kita, untuk mendarma-baktikan ilmu dan profesi kita masing-masing dengan nyata di masyarakat. Hal ini adalah salah satu ungkapan terima kasih kita kepada Guru-guru kita dan Universitas Airlangga tercinta.

3. EXCELLENCE WITH MORALITY

Marilah kita berkarya seluas-luasnya membangun Bangsa sebagaimana tema HUT IKA UA Ke-47 “Universitas Airlangga Berkarya Untuk Bangsa”dengan tetap berpegang teguh pada Sumpah dan Kode Etik Profesi, etika, dan moral, serta budaya yang berkembang di masyarakat.

Tags :