Lima Tahun Ikuti KDMI, ADS UNAIR Akhirnya Lolos ke Final dan Raih Juara II Nasional Monday, 26 September 2022 00:56

UNAIR NEWS – Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia (KDMI) kembali diselenggarakan pada tahun ini. Kompetisi itu merupakan kompetisi debat mahasiswa tingkat nasional yang diadakan Pusat Prestasi Nasional Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Tahun ini, kompetisi yang dilaksanakan pada 11 – 16 September 2022 itu diikuti 130 perguruan tinggi dari 16 kopertis.

Sebagai unit kegiatan mahasiswa yang berfokus di bidang debat, Airlangga Debate Society (ADS) turut mengirimkan delegasi pada KDMI 2022 dengan membawa nama almamater Universitas Airlangga (UNAIR). Tim beranggota Achmad Ghiffari (2019) dan Wendy Belinda Tiantini (2019) itu berhasil membawa pulang gelar Juara II KDMI 2022 dan meraih penghargaan sebagai pembicara terbaik kategori medali perak. Di KDMI 2022, UNAIR menjadi representasi kopertis wilayah VII setelah berhasil meraih peringkat pertama pada seleksi wilayah.

Melalui wawancara dengan UNAIR NEWS pada Rabu (21/9/2022), Wendy berkata persiapan latihan mereka dimulai dari April 2022 hingga satu minggu sebelum KDMI dilaksanakan.

“Selama latihan, kesulitannya tentu karena saya dan Ari (sapaan Achmad Ghiffari, Red) memiliki jadwal yang berbeda, bahkan saya waktu itu juga tengah menempuh fast track S2. Waktu latihan juga sempat tertunda karena ada kegiatan KKN sehingga kami sempat tidak latihan selama satu bulan,” ujar mahasiswi jurusan Bahasa dan Sastra Inggris itu.

Bukan Kali Pertama Kirimkan Delegasi

Ari selaku ketua ADS menambahkan itu bukan kali pertama ADS mengirimkan delegasi ke KDMI. Sejak 2018, kata Ari, ADS aktif mengirimkan delegasinya ke KDMI, namun baru berhasil lolos ke tingkat nasional pada 2020.

“Tahun 2020 itu UNAIR masuk di oktofinal dan mendapatkan medali emas dan perunggu. Tahun 2021 UNAIR lolos hingga tahap semifinal. Dan alhamdulillah di tahun 2022 ini bisa masuk ke final dan meraih Juara II nasional serta medali perak,” tutur Ari.

Mosi yang Sulit

Wendy menceritakan mosi apa saja yang mereka dapat saat kompetisi. Menurut Wendy, mosi yang mereka dapatkan sangat beragam dan lintas bidang. Di babak penyisihan, ujarnya, mereka mendapatkan beberapa mosi yaitu penghapusan dana hibah bagi universitas, filantro-kapitalisme, larangan bagi atlet mantan narapidana untuk kembali berkarier, advokasi gerakan sosial melalui budaya populer, dunia tanpa identitas gender, dan feminisme.

“Di babak oktofinal, kami berdebat tentang strategi negosiasi wolf-warrior oleh Tiongkok. Di babak perempat final, kami berdebat tentang filosofi romansa manusia dan di semifinal kami berdebat tentang gerakan abolisionisme. Terakhir, di babak final kami berdebat tentang tren subversi budaya urban,” ucap Wendy.

Pertama Yang Lolos ke Final

Wendy dan Ari merasa sangat bangga karena itu kali pertama delegasi UNAIR berhasil lolos ke babak final setelah bertahun-tahun tertahan di babak semifinal. Hal tersebut, sambung Ari, menunjukkan seberapa ketat dan sulitnya persaingan di KDMI karena mereka harus bersaing dengan tim dari berbagai perguruan tinggi hebat se-Indonesia.

Mereka berpesan agar selalu berpikiran positif dan optimis karena dengan berpikir positif, hal-hal yang terasa tidak mungkin akan menjadi mungkin. Hal itulah yang menurut mereka dapat membawa mereka hingga sejauh ini.

“Saya dan Wendy sangat bersyukur atas pencapaian kami. Semua kerja keras, komitmen, dan proses kami terbayar dengan manis. Kami berharap apa yang kami capai di KDMI tahun ini dapat menjadi semangat dan motivasi bagi penerus kami tahun depan,” tukas Ari. (*)

Penulis : Dewi Yugi Arti

Editor: Feri Fenoria

Sumber: https://www.unair.ac.id/2022/09/21/lima-tahun-ikuti-kdmi-ads-unair-akhirnya-lolos-ke-final-dan-raih-juara-ii-nasional/

Tags :