Mochamad Ghazali atau yang akrab disapa Mamat menjadi bagian dari keluarga — besar Universitas Airlangga (UNAIR) pada tahun 2000, yaitu ketika dirinya menjadi mahasiswa di program studi ekonomi pembangunan. Keputusan untuk belajar di program studi ekonomi pembangunan mendukung passion Mamat di bidang entrepreneur. Sejak mahasiswa, Mamat memulai beberapa bisnis diantaranya adalah berjualan buku dan rental komputer. Mamat berharap bisa mandiri secara finansial dan tidak bergantung pada keluarga melalui bisnis yang dilakoninya.
Selama kuliah, pria kelahiran Pasuruan tersebut aktif mengikuti berbagai kegiatan kemahasiswaan, salah satunya — adalah ketika dirinya mendapatkan amanah untuk menjabat sebagai ketua himpunan mahasiswa (HIMA) saat masih duduk di semester 2. Mamat juga aktif di lembaga pers. Pengalaman organisasi tersebut yang akhirnya turut membantu mengasah kemampuan leadership dan soft skill Mamat yang lain, yang berguna untuk berkarir sebagai entrepreneur. “Ketika menjadi ketua HIMA mulai terasah jiwa leadership dan cara berhubungan dengan orang lain. Disitu juga networking dan relasi mulai terbangun,” ucap Mamat.
Pemilik 16 Perusahaan
Memulai langkah untuk berbisnis memang penuh dengan ujian dan jatuh bangun. Namun dari pengalaman dan jatuh bangun itulah, kini Mamat memiliki enam belas perusahaan berbadan hukum. Sebagian besar perusahaan miliknya bergerak di bidang teknologi informasi. Diantaranya adalah PT Kapita Karya Nusa, PT SIESTA (Software House), PT Nusantara Ritel Mandiri, PT Digiprener, PT Sayap Insan Mandiri, PT Jaya Nusantara Teknova, PT Santri Prima Nusantara, PT Spiralife Bioteknologi Indonesia, PT Mahamusa Karya Nusa, PT Nuku Berkah Mandiri, PT Santri Kreatif Mandiri, PT Sugyo Indonesia (Creative Industry), PT Himma Solusi Persada, dan PT Kyaiku Media Group. Sebagian besar perusahaan di bidang IT itu dimiliki oleh Mamat setelah membangun Startup Nujek (Ojek Online) pada tahun 2018.
“Belakang baru tahun 2018 bergerak pertama kali untuk membuat Startup Nujek (Ojek Online), kemudian kita kembangkan
software-software yang kita akuisisi, kemudian kita pemegang saham di Startup lainnya,” jelas Mamat.
Mamat juga menjabat sebagai chief executive officer di beberapa perusahaan seperti PT Bin Ali Internasional, PT Anam Ghozali Wisata (Travel Business), dan PT Tekno Karya Nusa. Di bidang pendidikan, Mamat menjabat sebagai wakil ketua dari Al-Yanisi dan sejak tahun 2012 hingga sekarang, Mamat menjabat sebagai pengawas koperasi Kopontren Al-Yasini.
Multimodal Platform, Nujek
Nujek dibangun pada tahun 2018 dengan misi “Creating Economic Empowerment for Everyone”. Pada tahun 2018 tersebut, Nujek berfokus pada riset dan pengembangan mockup meliputi product design, first UI/UX design, dan front-end live mock up. Pada tahun 2019 mulai membangun ekosistem dengan mencari dan bermitra bersama beberapa organisasi, memperbarui aplikasi, melakukan prototype BETA testing: mulai melakukan branding dan campaign. Pengembangan bisnis selanjutnya di tahun 2020 Nujek mulai memasuki pasar dan di tahun 2021 mulai penetrasi pasar. “Hingga saat ini, customer maupun mitra Nujek sudah hampir mencapai 500.000 se Indonesia,” terang Mamat.
Jatuh bangun ketika merintis Nujek cukup banyak. Seperti ketika saat awal, aplikasi tidak stabil dan sempat down. Kemudian juga sempat diganggu oleh hacker. Tantangan lainnya adalah bagaimana memilih tim yang tepat dengan jumlah cukup banyak. Terlebih, dengan jangkauan yang ada di 35 kota dan sudah memiliki beberapa kantor perwakilan, pengelolaan — Nujek membutuhkan effort sendiri.
Menjadi Bermanfaat
untuk Orang Banyak
Jadi Motivasi Terbesar Menjalankan bisnis — penuh dengan ketidak pastian — dan membutuhkan mental yang kuat. Jatuh bangun harus dialami seorang entrepreneur hingga akhirnya bisnis yang dirintis dan dijalankan bisa bertahan dengan baik. Dalam menjaga semangat berbisnis tersebut, beberapa orang memiliki motivasinya masing - masing.
Hal yang sangat memotivasi Mamat untuk terus berbisnis adalah terkait bagaimana agar dirinya bisa bermanfaat untuk sebanyak mungkin orang melalui bisnis yang dijalankannya. Terutama, dengan membangun bisnis Mamat bisa membuka lapangan — pekerjaan — sebanyak mungkin untuk masyarakat.
Motivasi yang lain adalah untuk memberikan layanan dan solusi bagi masalah yang dihadapi masyarakat. Serta motivasi yang terakhir, tentu untuk mendapatkan profit, keinginan untuk mendapatkan pemasukan sehingga bisa memiliki kehidupan yang baik.
Tips Berwirausaha
Melahirkan entrepreneur muda menjadi salah satu fokus UNAIR melalui beberapa program seperti program mahasiswa wirausaha dan inkubator bisnis. Karenanya, bagi mahasiswa yang tengah merintis bisnisnya, Mamat memberikan beberapa tips.
Pertama, penting untuk mencari relasi dan jejaring sebanyak mungkin dari berbagai bidang. Bahkan relasi dan jejaring di universitas berbeda juga perlu dimiliki. Dan relasi dan jejaring tersebut akan membuka banyak kesempatan untuk bekerjasama dan berkolaborasi.
Kedua, penting untuk membangun bisnis yang memiliki potensi tinggi. Memiliki spesifikasi yang kuat untuk masuk pada bidang bisnis tersebut, dan disaat yang bersamaan tidak semua orang bisa masuk pada bidang tersebut. Bisnis yang berasal permasalahan yang sangat menantang untuk diselesaikan dan banyak dialami di masyarakat.
Kepada universitas tercinta, Mamat berharap agar UNAIR bisa memberikan dampak yang baik kepada masyarakat dan kemajuan Indonesia kedepannya. Bisa menjadi tidak hanya universitas terbaik di Indonesia, namun bisa menjadi universitas terbaik di dunia.
“Semoga UNAIR bisa masuk di jajaran universitas terbaik di dunia,” pungkasnya.