Dari Mimpi Hingga Berhasil Dirikan Perguruan Tinggi dan SMK Kesehatan Friday, 21 July 2023 13:31

 

 

 

"Hidup saya harus bermanfaat bagi orang lain"

 

Dr. Siswanto, S.Si., M.M

Persoalan dalam bidang kesehatan di Indonesia boleh dikatakan adalah perihal perihal yang mendesak karena membawa dampak terutama dengan kualitas hidup masyarakat. Kesadaran dan upaya menjaga kesehatan seharusnya menjadi tanggung jawab semua pihak yang terlibat. Terlebih lagi hal itu berkaitan dengan tingkat pelayanan yang diberikan oleh negara bagi masyarakat. Salah satu unsur penting dalam pelayanan kesehatan adalah kualitas dari tenaga kesehatan.

Ksatria Airlangga satu ini memilih jalan untuk hal itu, meskipun bukan dari orang yang berlatar belakang keilmuan pada bidang kesehatan, ia sudah berkeinginan kuat untuk terlibat melahirkan tenaga-tenaga kesehatan profesional di Indonesia. Sosok inspiratif itu adalah Dr. Siswanto, S.Si., M. M. lulusan Program Studi Kimia Fakultas Sains Teknologi (FST) Universitas Airlangga (UNAIR). Saat ini ia menjadi Ketua Dewan Pembina Yayasan Samodra Ilmu Cendekia yang memiliki 5 perguruan tinggi kesehatan dan 18 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kesehatan yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.

 

Kembangkan Relasi dari Kuliah

Siswanto bergabung di Prodi Kimia yang saat itu masih tergabung dalam FMIPA UNAIR pada tahun 1984. Semasa berkuliah ia merasa bahwa bekal keilmuan yang diberikan saat dikelas ataupun praktikum sangat fundamental dan mendasar.

“Saat kuliah saya terbiasa mengajar melalui bimbingan belajar, les privat dan berakhir ketagihan. Hingga pada suatu ketika saya berpikir dan berkeinginan untuk mendirikan sekolah formal,” ujar Siswanto.

Untuk menjalin relasi yang lebih luas, ia mencoba aktif di organisasi yang diikutinya yaitu Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Dari situlah, sambungnya, ia bisa mengenal banyak orang dari berbagai latar belakang keilmuan yang menjadi cikal bakalnya saat ini.

 

Mimpi yang Menjadi Kenyataan

Siswanto pernah bermimpi untuk memiliki sebuah kerajaan dan ia kemudian berusaha untuk mewujudkan mimpinya ini, dibantu oleh teman-temannya. Kerajaan yang dimiliki Siswanto saat ini adalah sekolah kesehatan. Hal ini bermula saat ia berkuliah di kampus B UNAIR yang berdekatan dengan Rumah Sakit Soetomo. Siswanto sering melihat betapa pentingnya tenaga kesehatan. Ta bermimpi suatu saat bisa mencetak tenaga kesehatan yang dapat melayani masyarakat dengan optimal. Saat ini, sekolah kesehatan yang dimiliki Siswanto sudah memiliki beberapa cabang yang tersebar di beberapa kota di Indonesia.

Siswanto mengaku tidak mengira mimpinya akan menjadi kenyataan, namun ja yakin bahwa kita tidak perlu takut untuk memulai sesuatu. “Selagi kita ada niat dan usaha untuk mencapainya, pasti Allah akan memberikan jalan yang terbaik meskipun tidak sesuai tujuan awal kita,” jelas Siswanto

 

Yayasan Samodra Insan Cendekia

Setelah lulus dari UNAIR, Siswanto bersama temannya Arifin (Prodi Fisika) mencoba untuk membuka sekolah tinggi kesehatan pertama di Jombang yang diberi nama STIKES Insan Cendekia Medika dengan tiga jurusan awal yaitu kebidanan, keperawatan dan teknologi laboratorium medis.

Perguruan tinggi ini digagas atas idealisme dan arah pendidikan yang berkembang di Indonesia dan Jawa Timur khususnya.

“Saya masih ingat saat mencoba bernegosiasi untuk menggunakan bangunan tidak terpakai dengan salah satu ulama terkemuka di Jombang. Tujuannya untuk saya jadikan sekolah kesehatan dimana pagi harinya mahasiswa kuliah kesehatan dan pada sore hari dapat mendalami ilmu agama di pesantren,” jelas Siswanto.

Perjalanan Yayasan Samodra Insan Cendekia dari tahun ke tahun terus menunjukkan peningkatan. Hal itu bukan tanpa sebab, Siswanto mengungkapkan bahwa organisasi atau yayasan yang ia dirikan bersifat nirlaba. — Dengan kata lain, sambungnya, keuntungan yang diperoleh tidak boleh dinikmati oleh pengurusnya. Tetapi harus dikembangkan organisasi.

“Setelah STIKES Insan Cendekia Medika Jombang, lahirlah beberapa STIKES berikutnya yang berada di Bali, Yogyakarta dan Kalimantan Tengah. Total ada lima STIKES sampai saat ini,” jelas Siswanto.

Siswanto menyebut bahwa suka duka dalam mengembang yayasan pasti ada. Yang terpenting baginya bagaimana bisa terus maju mengembang SDM kesehatan di Indonesia.

“Seperti saat akan membuka di Yogyakarta, saya harus menemui Sri Sultan untuk mohon izin. Begitupun di Kalimantan, saya harus menemui tokoh non formal, seperti raja-raja di daerah tersebut. Dengan niat baik untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,” papar Siswanto.

Saya mengajak masyarakat, lanjutnya, untuk ikut mendukung, ikut melibatkan mereka sesuai keahlian masing-masing, yang pada awalnya dosen berasal dari jawa, sekarang sekitar 50 persen dosen disana sudah dari putra daerah.

Lebih lanjut, Siswanto menceritakan bahwa keinginannya — untuk terus mengembang sekolah kesehatan mulai merambah pada jenjang SMK. Di awal membuka SMK, lanjutnya, Yayasan Samodra Insan Cendekia langsung membuka lima SMK kesehatan dengan berbagi jurusan seperti farmasi klinik, farmasi industri dan keperawatan.

“Saat ini ada 18 SMK kesehatan yang tersebar di Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah,” ujar Siswanto.

Kedepannya, Siswanto dan yayasan yang ia dirikan berkeinginan untuk membuka sektor perbankan. “Kami ingin mempunyai bank sendiri untuk menampung keuangan dari siswa dan mahasiswa,” jelasnya.

 

Sumber :  Jejak Langkah Ksatria Airlangga Edisi VI

Tags :