Indonesia Harus Memadukan Deschooling dan Reschooling Tuesday, 08 October 2019 02:50

Lahir di Jakarta pada 9 September 1958, Ichsanuddin Noorsy dikenal sebagai pengamat ekonomi yang cukup sering menyuarakan kritik terhadap kebijakan-kebijakan mengenai perekonomian yang tidak pro rakyat.

Anggota DPR/MPR RI periode 1997–1999 tersebut menempuh pendidikan S-3 Ilmu Ekonomi Universitas Airlangga (Unair). Ia lulus pada 2011. Sebelumnya, dia mengikuti pendidikan Akademi Teknik Tekstil Universitas Pembangunan Nasional Veteran (UPNV) Jakarta dan lulus pada 1981.

Ichsanuddin mengambil studi S-1 dan pernah di pascasarjana S2 di Universitas Indonesia (UI). Dia mengambil pendidikan S-1 di Program Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Selanjutnya, menempuh program pascasarjana Administrasi Publik UI.

Selama menempuh pendidikan S-1, S-2, dan S-3, Ichsanuddin Noorsy dapat dikatakan sebagai mahasiswa yang sangat kritis terhadap teori-teori yang disampaikan pengajar.

Mantan Staf Khusus Jaksa Agung tersebut kerap mendebat pendapat-pendapat pengajar secara mendalam. Misalnya, banyak dosen yang pro terhadap mekanisme pasar bebas dalam aliran ekonomi. Dia berpendapat tidak ada kebenaran tunggal dalam suatu ilmu. Karena itu, dia tetap berpikir kritis untuk terus menggali ilmu pengetahuan.

 

Unair Berani Terima Pemikiran Alternatif

Pengalaman positif yang dialami ketika menjalani studi S-3 di Unair adalah pengajar di sana lebih berani menerima pemikiran alternatif dalam hal ilmu ekonomi.

Selain itu, menurut Ichsanuddin, pada prinsipnya, dosen di Unair memandang ilmu bukan suatu dogma. Selama menjadi mahasiswa S-3 Unair, dia bersama mahasiswa lainnya menggelar tiga seminar tentang ekonomi dalam pemikiran Islam yang dibandingkan dengan ekonomi umum di level mikro. Tidak sembarangan, panelis dalam seminar tersebut didatangkan dari luar negeri dan tentu mumpuni di bidang ekonomi. Saat itu, dia memang concern terhadap ekonomi mikro dan makro.

Setelah meraih gelar doktor di Unair, mantan Komisaris PT Pelindo II tersebut aktif sebagai dosen tamu di beberapa perguruan tinggi, pemateri dalam kuliah umum, serta narasumber dalam seminar-seminar ilmiah. Dia juga aktif sebagai kolumnis koran, majalah, dan tabloid. Selain itu, Ichsanuddin salah seorang pendiri dan Dewan Pengawas KS212.

Belakangan, Ichsanuddin Noorsy mengunjungi sekitar 29 universitas. Hampir semuanya tidak siap menghadapi era disrupsi. Sebagai orang yang berwira ilmu, dia ikut memikirkan hal tersebut.

Indonesia harus bisa memadukan antara deschooling dan reschooling. Diperlukan deschooling untuk mendapatkan reschooling sehingga kita bisa menghadapi tantangan di era disrupsi. Dengan begitu, pendidikan Indonesia menjadi berkembang dan maju.

 

Profil Singkat

Nama                            :   Dr. Ichsanuddin Noorsy, BSc., SH., Msi.

Tempat, Tanggal Lahir :   Jakarta, 9 September 1958

 

Pendidikan:

  • Akademi Teknik Tekstil UPNV Jakarta, Lulus tahun 1981
  • S-1 Hukum Tata Negara UI, Lulus tahun 1987
  • S-2 Administrasi Publik UI, Lulus tahun 2001
  • S-3 Ilmu Ekonomi Unair, Lulus tahun 2011

Karir:

  • Wartawan (1982–1989)
  • Professional Speech Writer (1984–1997)
  • Senior Manager Bank (1989–1992)
  • Direksi (Perusahaan Jasa Pelabuhan) (1992–1997)
  • Anggota DPR-RI/MPR-RI (1997–1999)
  • Managing Director Lembaga Studi Kebijakan Publik (1999–2002)
  • Partner pada DSP Lawfirm (1999–2002)
  • Konsultan Metro TV (2000–2001)
  • Staf Khusus Jaksa Agung (2000–2001)
  • Komisaris PT Pelindo II (2000–2001)
  • Komisaris Independen & Wakil Ketua Komite Audit Bank Permata (2002–2004)
  • Tim Ahli Pusat Studi Kerakyatan UGM (SK Rektor UGM No.410/P/SK/HT/2005 dan No.130/P/SK/HT/2008) (2005–2010)
  • Pendiri dan Dewan Pengawas KS212 (Sejak 2017–sekarang)

 

Tags :